Mohon tunggu...
UmsidaMenyapa1912
UmsidaMenyapa1912 Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Kami Instansi yang bergerak di bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Budaya Korup Ternyata Sudah Menggerogoti Masyarakat

9 Maret 2024   06:54 Diperbarui: 9 Maret 2024   06:54 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fenomena korup terus bermunculan di Indonesia, yakni fenomena kebobrokan pada semua lini kehidupan. Tidak hanya pada aspek material, bahkan etika.

Banyak fenomena degradasi atau keroposnya moral dan etika yang melanda Indonesia. Hampir di semua aspek kehidupan. Ya, fenomena di mana aparat penegak hukum seperti polisi atau hakim terlibat dalam kejahatan atau bertindak tidak adil tidaklah jarang terjadi. Beberapa contoh fenomena serupa melibatkan penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, atau pelanggaran hak asasi manusia.

Lihat juga: Ulama dan Pemimpin Bisa Jadi Penyebab Rusaknya Negeri

Jika kita rincikan, ada banyak kejadiannya. Korupsi di kalangan Polisi, Pelanggaran Hak Asasi Manusia oleh penegak hukum, hakim yang terlibat dalam korupsi atau tindakan tidak adil,  manipulasi bukti atau pemalsuan kasus, penyalahgunaan kekuasaan oleh pejabat penegak hukum, keterlibatan hakim atau pengacara dalam kegiatan kriminal.

Dalam ranah sosial dan politik, juga terdapat berbagai fenomena yang melibatkan penyalahgunaan kekuasaan, ketidakadilan, dan tindakan tidak etis. Korupsi tersebut diantaranya:

  1. Pelanggaran HAM
  2. Manipulasi politik dan pemilihan yang tidak adil
  3. Polarisasi sosial dan politik
  4. Ketidaksetaraan sosial dan ekonomi
  5. Kekerasan politik dan konflik
  6. Propaganda dan penyebaran disinformasi
  7. Haus kekuasaan seorang presiden di era demokrasi yang menghalalkan segala cara untuk menjadikan anaknya menjadi penguasa.

Namun apa yang dilihat tersebut hanyalah a tip of iceberg. Ia hanyalah ujung dari sebuah puncak gunung es yang nampak di permukaan laut. Padahal hal yang serupa itu yang lebih besar dan dahsyat tidak nampak di permukaan.

Iceberg itu seperti digambarkan tentang bagaimana adanya mafia di kepolisian, mafia di pengadilan; oligarki kekuasaan jahat yang selama ini diungkapkan para pakar di media sebagai musuh bersama yang tengah mengelilingi, untuk menghindari kata menguasai, the big boss.

Apakah ini hal yang wajar? Bagaimana kemudian menjelaskan hal ini? Sebuah tatanan sosial yang rusak, korup.

Korupsi hancurnya peradaban manusia
Ilustrasi: Unsplash
Ilustrasi: Unsplash

Mengingat deskripsi yang disampaikan oleh Robert Payne dalam bukunya The Corrupt Society: From Ancient Greece to Present-day America yang terbit 1 November, 1975. Buku kesekian Payne ini dimaksudkan sebagai anatomi korupsi sosial dari Zaman Periclean hingga pemerintahan Nixon.

Dalam masyarakat yang korup, Payne memulai dengan ilustrasi deskriptif yang seram, pada bagian awal bukunya, tentang "kerusakan" atau pembusukan tubuh manusia setelah kematian. Pembusukan ini mejalar perlahan-lahan ke seluruh tubuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun