Mohon tunggu...
Ummul Athiyah
Ummul Athiyah Mohon Tunggu... Lainnya - jakarta, indonesia

jangan lupa bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menuntaskan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan

26 Januari 2021   12:30 Diperbarui: 26 Januari 2021   12:43 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ABSTRAK

Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan baik secara individu, keluarga, maupun kelompok untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup (sandang, pangan, dan papan), sehingga kondisi ini rentan terhadap timbulnya permasalahan sosial yang lain. Kemiskinan dipandang sebagai kondisi di mana individu atau kelompok yang tidak dapat memenuhi hak-hak dasarnya secara layak untuk menempuh dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Upaya pengentasan kemiskinan, salah satu yang menjadi fokus utama dalam Islam adalah adanya ajaran tentang pemberdayaan ekonomi umat yang lemah. Kaum dhuafa adalah golongan manusia yang hidup dalam kemiskinan, kesengsaraan, kelemahan, ketakberdayaan, ketertindasan, dan penderitaan yang tiada putus. Sebagai umat manusia juga tentunya kita harus saling tolong-menolong. Dengan adanya kegiatan ini pula diharapkan agar dapat membantu kaum duafa untuk mengentaskan kemiskinan dan dari keterbelakangan.

Kata kunci: kemiskinan, pemberdayaan, kaum dhuafa

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Dewasa ini banyak kejadian dalam kehidupan masyarakat yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan. Akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang hingga sekarang belum ada ujungnya. Banyak terdapat kaum dhuafa yangmembutuhkan uluran tangan dari semua yang berada di kalangan atas. Dhuafa sendiri merupakan sebuah kelompok manusia yang dianggap lemah atau mereka yang tertindas. Kaum dhuafa adalah golongan manusia yang hidup dalam kemiskinan, kesengsaraan, kelemahan, ketakberdayaan, ketertindasan, dan penderitaan yang tiada putus. Hidup mereka yang seperti itu bukan terjadi dengan sendirinya tanpa adanya faktor yang menjadi penyebab. Adanya kaum dhuafa telah menjadi realitas dalam sejarah kemanusiaan. Asal mula kaum dhuafa adalah mereka yang tak bisa hijrah karena terhalang kafir mekkah (tertindas), dari segi ekonomi mereka yang fakir dan miskin (tertekan keadaan) bukan malas, dari segi Fisik mereka yang kurang tenaga (bukan karena malas), dan dari segi sikap adalah mereka yang terbelakang (bukan karena malas).

Kaum dhuafa terlahir dari kekerasan negara. Kaum dhuafa terdiri dari orang-orang yang terlantar, fakir miskin, anak-anak yatim dan orang cacat. Kaum dhuafa ialah orang-orang yang menderita hidupnya secara sistemik. Pada kaum dhuafa setiap hari berjuang melawan kemiskinan. Kaum dhuafa korban dari kenaikan harga BBM, dan barang-barang kebutuhan lainnya. Kaum dhuafa cerminan ketidak mampuan negara dalam memelihara mereka. Para dhuafa secara sendirian harus berjuang melawan sistem kapitalisme. Kaum dhuafa ialah orang-orang miskin di jalanan, di pinggiran dan di sudut-sudut lingkunan kumuh. Mereka bekerja sebagai pemulung, para pedagang asongan, pengemis jalanan, buruh bangunan dan abang becak.

Dalam sebuah hadist di sebutkan "Barang siapa yang tidak memenuhi undangan maka ia telah bermaksiat kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya tidak menyakiti tetangganya" Dalam hadist lagi di terangkan, seorang bertanyakepada Nabi SAW, "Islam yang bagaimana yang baik? "Nabi SAW menjawab, "Membagi makanan (kepada fakir miskin) dan memberi salam kepada yang dia kenaldan yang tidak dikenalnya." (HR.Bukhari). Dengan latar belakang tersebut kami disini menyunguhkan tentang bagaimana menanggapi masalah menyantuni kaum dhuafa, sehingga atas dorongan lingkungan sekitar terwujudlah apa yang ada di tangan anda ini, semoga ada manfaatnya.

METODE PELAKSANAAN

Adapun tahapan pelaksanaan pemberdayaan kaum duafa yang kami lakukan adalah sebagai berikut :

  • Bertemu dan mewawancarai Keluarga Duafa 

Kelompok 10 melakukan survey kepada keluarga kaum duafa pada 23 Oktober 2020 di Kampung Baru Cakung Barat Rt11/Rw 08, Jakarta Timur. Kami berbincang sedikit dengan keluarga Nenek Nuryati tinggal bersama suami dan cucu-cucunya tentang keadaan perekonomian dan keseharian beliau. Selang beberapa minggu kemudian kami dari kelompok 10 kembali meninjau ke rumah Nenek Nuryati guna mendapatkan informasi.

Gambar 1. Tim Kelompok 9 bertemu dengan keluarga Nenek Nuryati

  • Merumuskan Tindak Lanjut 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun