Berbagai macam kemaksiatan mewarnai kehidupan generasi muda saat ini, tak terkecuali pelajar. Penyalahagunaan narkoba, tawuran, pembullyan,pembegalan, nampaknya menjadi  hal yang lumrah terjadi di kalangan remaja dalam Sistem Kapitalisme. Penyakit mental atau mental illness menjadi isu yg merebak juga di masa ini, dikarenakan banyak pelajar yang mengalaminya. Istilah seperti insecure dan overthinking menjadi  tren, karena memang banyak remaja yang mengalami keadaan-keadaan tersebut. Beragam  upaya telah dilakukan oleh pihak-pihak terkait untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tadi, seperti adanya penyuluhan, sosialisasi, peraturan UU, pergantian kurikulum pendidikan, namun hingga kini belum ada perubahan yang signifikan dan menunjukkan hasil  yang berarti. Tingkat kemaksiatan di kalangan remaja meningkat jumlahnya, dengan aneka ragam kemaksiatan.
Lalu apa yang menjadi penyebab segala permasalahan tersebut di atas?
Dalam Sistem Kapitalis-Sekular, sistem pendidikan yang diterapkan tidak mampu membentuk manusia yang memiliki karakter unggul dan tangguh. Sistem sekuler juga menjadikan manusia mengabaikan agama dalam aktivitas kehidupannya. Ini menyebabkan standar beraktivitas  sesuai dengan kehendak sendiri atau kembali kepada peraturan manusia, yang akhirnya akan bermuara kepada kepentingan diri sendiri. Kurikulum Pendidikan di Sistem Kapitalis tidak mampu membentuk generasi yang cemerlang, karena tidak membangun kekuatan mental dan spiritualnya, melainkan menjadikan materi dan skill sebagai fokus perhatian. Berbagai kasus dan perilaku kemaksiatan yang terjadi di kalangan generasi muda, menunjukan betapa jauhnya generasi dari pendidikan agama, serta betapa lemahnya keimanan dan ketaatan mereka kepada Rabb-Nya. Ini menyebabkan mereka tidak memiliki pola sikap dan pola pikir yang Islami dan mereka pun tidak memahami tentang hakikat penciptaan mereka sebagai hamba Allah.
Lingkungan sosial yang suportif, yang dapat mendukung terbentuknya generasi yang berkepribadian Islam pun akan sulit terwujud dalam sistem kapitalisme. Sikap individualistis semakin membuat fungsi kontroling di masyarakat jauh dari harapan. Belum lagi tidak adanya filter dari negara dalam menyajikan berbagai tayangan dan tontonan yang tidak mendidik, yang memuat berbagai pemikiran yang merusak generasi. Walhasil, remaja semakin bebas dalam berbuat dan bertindak sesuka hati mereka.
Harus ada sistem yang mampu memberikan solusi secara menyeluruh atas semua permasalahan generasi ini. Islam akan menjadikan negara bertanggung jawab terhadap segala urusan rakyatnya, termasuk dalam hal membentuk kepribadian Islam bagi generasi.Â
Sistem Pendidikan Islam telah terbukti mampu melahirkan generasi berkualitas, yang tidak hanya berfokus pada pencapaian nilai  akademis, tapi lebih dari itu. Sistem pendidikan yang berbasis akidah Islam akan mampu membangun peradaban mulia. Peran keluarga dan masyarakat juga dibutuhkan dalam membantu melahirkan generasi yang bertakwa. Negara pun harus memastikan pendidikan berkualitas bagi generasi sesuai dengan nilai-nilai Islam dan media dibatasi hanya boleh memberikan tontonan yang dapat menjadi tuntunan bagi umat.
Wallahua'lam bishawab
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI