Mohon tunggu...
ummi hanifah
ummi hanifah Mohon Tunggu... mahasiswa

hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan Studi Islam di Indonesia

25 September 2025   08:26 Diperbarui: 25 September 2025   08:26 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ruang Kajian dan Pendidikan Keislaman yang Dinamis Studio Islam di Indonesia ialah sebuah fenomena yang menggambarkan ruang-ruang kajian, pendidikan, serta pengembangan ilmu keislaman yang terus berkembang sebagai refleksi dinamika masyarakat Muslim di nusantara. Dalam konteks akademik, studio Islam dapat artikan sebagai unit atau program studi dalam perguruan tinggi yang fokus mempelajari berbagai aspek keislaman, termasuk sejarah, hukum, teologi, dan budaya Islam di Indonesia. Di luar bentuk formal akademis, studio Islam juga bisa merujuk pada lembaga pendidikan atau ruang diskusi dan dakwah yang mendorong penguatan wawasan dan pemahaman ajaran Islam.Pendidikan Formal Studi Islam di Lembaga Pendidikan TinggiDi Indonesia, pendidikan studi Islam sudah lama berkembang melalui berbagai lembaga pendidikan formal seperti pesantren, institut agama Islam, dan universitas Islam negeri (UIN). Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua adalah pusat pendidikan tradisional yang dijalankan oleh ulama dan kyai di mana santri belajar pengetahuan agama secara mendalam. Sebagai bentuk yang lebih modern, perguruan tinggi Islam yang terakreditasi menyediakan program studi studi Islam yang memuat ilmu tarbiyah, ushuluddin, dakwah, syari'ah, dan adab yang ditawarkan mulai jenjang S1 hingga S3. Universitas seperti UIN Walisongo, UIN Ar-Raniry, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi contoh wilayah yang memiliki studio Islam sebagai pusat pengkajian dan pendidikan Islam yang komprehensif dan terintegrasi dengan ilmu pengetahuan umum. Kajian Studi Islam: Interdisipliner dan IntegratifKajian studi Islam tidak hanya terbatas pada a spek normatif dan teologis, namun juga bersifat interdisipliner, mengintegrasikan berbagai ilmu sosial, humaniora, justru ilmu alam dalam konteks aplikasi dan pemahaman Islam yang kontekstual. Di Indonesia, pendekatan studi Islam modern banyak mengadopsi integrasi ilmu agama dan ilmu umum untuk menghasilkan perspektif yang lebih dialogis dan holistik. Pendekatan ini mendorong perkembangan kajian sosial sejarah, hukum Islam, dan ilmu keislaman kontemporer yang lebih kritis dan dialogis dengan perkembangan zaman. Lembaga-lembaga dan Studio Kajian Islam Non-FormalSelain ranah pendidikan formal, studio Islam juga muncul dalam bentuk lembaga kajian independen, pusat studi interdisipliner, serta komunitas dakwah dan intelektual Muslim. Contohnya seperti Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia (PSIK) yang berorientasi pada kajian multidisipliner dan politik Islam, maupun asosiasi kajian Islam dan hubungan internasional yang menghubungkan para akademisi dan peneliti Islam di Indonesia. Studio Islam di sini berfungsi seperti ruang pengembangan wawasan keislaman yang inklusif dan adaptif terhadap tantangan sosial dan politik kontemporer. Prospek Studi Islam dan Peranannya dalam Masyarakat Studi Islam yang terfasilitasi oleh studio-studio akademik ataupun lembaga kajian memiliki prospek luas dalam dunia kerja, seperti menjadi pendidik, dosen, peneliti, pengelola lembaga dakwah, dan pegawai negeri di sektor keagamaan dan sosial. Peran penting studio Islam terlihat dalam membentuk kader-kader Muslim yang tidak hanya memahami agama secara tekstual, tapi juga mampu mengimplementasikannya dalam konteks modern yang dinamis serta memainkan peran strategis dalam pembangunan peradaban bangsa dan negara. Pada awalnya studi Islam di Indonesia dijalankan oleh para ulama. hal ini memiliki dua cara yang dilakukan oleh para ulama. _pertama_,membentuk kader kader yang akan bertugas sebagai mubaligh ke daerah daerah yang lebih luas. cara ini dilakukan ke dalam lembaga lembaga pendidikan Islam yang dikenal dengan pondok pesantren. Berjalannya waktu,institusi pendidikan Islam berkembang sesuai dengan perkembangan sejarah Islam. tidak hanya kualitas, tetapi flukasi telah merefleksikan pertumbuhan lembaga pendidikan Islam secara kuantitatif. kehadiran masjid, pesantren, dan madrasah, atau lainnya menjadi pertanda munculnya pendidikan Islam klasik. Lembaga lembaga itulah cara sederhana mewakili organisasi Pendidikan masa itu. sistem pendidikan dan pengajaran madrasah pada awalnya merupakan hasil akumulasi dari transformasi pendidikan yang diselenggarakan di masjid.proses transformasi tersebut berlangsung sampai kemudian mengikuti sistem klasikal. sistem pengajian kitab mulai digantikan dengan bidang bidang pengajaran tertentu. adapun kenaikan tingkat masih ditemukan oleh penguasa terhadap sejumlah bidang pelajaran. Di Indonesia tidak diketahui secara pasti istilah "madrasah" pertama kali digunakan untuk menunjukkan sebuah institusi pendidikan. Akan tetapi, melihat perkembangannya, dapat dipahami bahwa madrasah bukanlah sesuatu yang indegenous (pribumi) dalam peta dunia pendidikan di Indonesia. Dalam lingkup kultural, madrasah memiliki konotasi spesifik. dalam lembaga ini diajarkan ini di ajarkan pengetahuan agama hingga dalam penggunaanya, kata madrasah lebih identik dan dikenal sebagai sekolah agama. Eksistensi madrasah dalam transaksi pendidikan Islam di Indonesia tertolong sebagai fenomena modern, yaitu dimulai sekitar abad ke-20. Transportasi kelembagaan pendidikan Islam di Indonesia pada umumnya bermula dari pesantren, madrasah, kemudian sekolah. madrasah di Indonesia dianggap sebagai perkembangan lanjut dari kelembagaan pendidikan pesantren dan surau seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan kehidupan masyarakat Indonesia, madrasah terus berkembang, baik dari segi kurikulum, jenjang studi, maupun orientasi tujuannya. Madrasah  dalam khazanah kehidupan bangsa Indonesia menjadi fenomena budaya dan wujud entitas kelembagaan yang secara intensif menjalani sosialisasi dan perkembangan. Bukan suatu hal yang berlebihan apabila dinyatakan bahwa secara berangsur-angsur madrasah mulai memasuki arus utama sistem pendidikan Indonesia, terlebih secara formal legal telah terbentuk undang undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989. Setelah terbentuknya pendidikan madrasah (mulai dari ibtidaiyah sampai dengan Aliyah), munculah sekolah tinggi. Muhammad Yunus membuka Islamic college pertama pada tanggal 9 Desember 1940 di Padang, yang terdiri atas Fakultas Syariah dan Fakultas Pendidikan dan Bahasa Arab yang bertujuan untuk mendidik dan mencetak para ulama. kemudian, munculah Universitas Islam Indonesia (UII) yang merupakan perguruan tinggi Islam pertama yang memiliki fakultas fakultas nonagama. Studi di lembaga ini pada awalnya berlangsung selama dua tahun sampai mencapai gelar sarjana muda, ditambah selama dua tahun sampai mencapai gelar sarjana muda, ditambah dua tahun lagi untuk memperoleh gelar sarjana. kurikulum yang digunakannya diadopsi dan Fakultas Teologi (tingkat tinggi) dari Universitas Al - Azhar di Kario. Seiring dengan berjalannya waktu, pada tanggal 22 Januari 1950 sejumlah tokoh Islam mendirikan sebuah universitas Islam di Yogyakarta dan Solo. Kemudian, Universitas tersebut disatukan dengan nama Universitas Islam Indonesia (UUI) yang sejak saat itu mempunyai cabang di dua kota tersebut. Setelah itu,banyak muncul perguruan tinggi dan universitas Islam 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun