Mohon tunggu...
Sri Kuswayati
Sri Kuswayati Mohon Tunggu... profesional -

Ibu dari 4 orang anak.Dosen STMIK JABAR,aktif di komunitasIbu Ibu Doyan Nulis (IIDN),mengelola daycare Bintang Cherria.Tertarik menulis mengenai pendidikan,wanita,anak dan bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siapakah yang Memilih Sekolah, Ortu atau Anak?

1 Agustus 2014   11:44 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:42 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memasuki tahun ajaran baru, para orang tua mulai sibuk mencarikan sekolah terbaik untuk putra-putrinya.Biasanya sekolah yang memiliki label ‘sekolah favorit’ kerap  menjadi incaran para orang tua. Mereka rela merogoh uang pangkal yang bernilai jutaan rupiah demi mendapatkan pendidikan terbaik bagi  Ananda tercinta. Apakah salah jika orang tua memilih sekolah  favorit tersebut? Tentu saja jawabannya adalah tidak. Pendidikan yang baik tentunya membutuhkan sarana serta prasarana yang mendukungnya, untuk memperolehnya maka diperlukan sejumlah dana yang dipungut dari orang tua siswa.

Seperti kita ketahui bersama, sekolah negeri milik pemerintah dengan segala keterbatasannya, menjadikan banyak orang tua kalangan menengah atas lebih memilih sekolah swasta atau sekolah negeri dengan label favorit untuk pendidikan Ananda tercinta.Muatan kurikulum yang diberikan tentu saja memiliki kelebihan demikian pula dengan sarana yang dimiliki.Maka menjadi hal yang wajar jika kemudian orang tua membayarnya dengan biaya mahal. Biasanya untuk anak berprestasi dari keluarga tidak mampu, sekolah memberikan bantuan berupa pemberian beasiswa, atau keringanan dalam pembiayaan sekolah yang diperoleh melalui subsidi silang.

Kita ketahui bersama, sebuah sekolah Internasional di Jakarta dengan biaya pendidikan sangat mahal, telah melakukan penyimpangan dalam proses pendidikan. Hal tersebut menjadikan biaya mahal serta label favorit saat ini tidak menjadi jaminan bagi kesuksesan proses pendidikan yang berjalan.Selaku orang tua, menurut Siera Ngangi pemilik Stefie’s House of Creativity, ada beberapa faktor yang harus kita perhatikan dalam memilih sekolah untuk anak. Khususnya dalam memilih sekolah untuk anak usia dini, ada dua hal yang wajib diperhatikan. Pertama : lingkungan yang tersedia cukup baik, aman, dan mendorong anak bebas melepaskan rasa ingin tahunya. Kedua : pastikan semua alat atau media yang tersedia adalah age-approprite untuk anak. Sehingga anak terlatih mengeksplorasi lingkungan dan meresap pengetahuan sebagai bekal bertumbuh.

Hal lain yang perlu menjadi perhatian saat memilihkan sekolah bagi anak, adalah apakah anak kita cocok dengan lembaga pendidikan yang dipilihkan? Siera Ngangi  yang juga pemimpin dari KiwiKids Preschool & Kindergarten serta Kiwi School mengungkapkan bahwa sebaiknya orang tua selalu berfokus pada anak dalam menentukan pilihan. Salah satu caranya adalah dengan mencarikan sekolah yang menyediakan program free trial class . Dengan mengikuti program tersebut diharapkan orang tua maupun anak dapat langsung merasakan cocok atau tidaknya memasuki sekolah tersebut. Biasanya sekolah- sekolah yang mengadakan program free trial class adalah lembaga pendidikan bagi anak usia dini serta tingkat sekolah dasar. Untuk anak – anak yang duduk di jenjang pendidikan berikutnya, orang tua bisa menanyakan langsung pada orang tua siswa lain yang menyekolahan anaknya di sekolah tersebut. Diskusikan dengan anak, sekolah yang akan dipilih, karena bukan orang tua yang akan sekolah tetapi anak yang akan menjalaninya. Dengan melibatkan anak dalam memilih sekolah --- terutama untuk anak di tingkat pendidikan lanjut --- akan memunculkan sikap tanggung jawab serta kesungguhan mengikuti proses pendidikan di dalamnya. Semoga anak-anak kita menjadi bagian yang enjoy dengan sekolahnya dan berprestasi di dalamnya.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun