Mohon tunggu...
umi miratun nisa
umi miratun nisa Mohon Tunggu... guru

saya hanya seorang guru yang haus akan ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

dari pengawasan ke pendampingan wajah baru supervisi di sekolah dasar

1 Juli 2025   17:21 Diperbarui: 1 Juli 2025   17:26 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: UMI MIRATUN NISA

Selama bertahun-tahun, istilah supervisi akademik di sekolah dasar seringkali diasosiasikan dengan kegiatan pengawasan yang menegangkan bagi para guru. Banyak dari mereka menganggap supervisi sebagai proses “penilaian” terhadap kinerja mereka di kelas momen di mana kesalahan kecil bisa berujung pada teguran formal atau catatan negatif. Akibatnya, tidak sedikit guru yang merasa tertekan, tidak nyaman, bahkan cenderung menghindar ketika dijadwalkan untuk disupervisi. Namun kini, paradigma itu mulai berubah. Dunia pendidikan perlahan-lahan menyadari bahwa pendekatan supervisi yang bersifat kontrol dan evaluatif tidak lagi relevan untuk menjawab tantangan abad ke-21. Dibutuhkan pendekatan baru yang lebih humanis, kolaboratif, dan berorientasi pada pengembangan profesional guru secara menyeluruh.

Mengapa Supervisi Harus Bertransformasi?

Tantangan pembelajaran masa kini semakin kompleks. Guru tidak hanya dituntut untuk menguasai materi, tetapi juga harus mampu mengelola kelas secara kreatif, mengintegrasikan teknologi, serta memahami kebutuhan belajar individual siswa. Semua itu tidak dapat dicapai hanya dengan pendekatan pembinaan yang bersifat satu arah. Supervisi akademik bukan lagi tentang menilai guru, tetapi menemani guru dalam perjalanan profesional mereka. Pendekatan ini menempatkan guru sebagai subjek aktif dalam pengembangan diri, bukan sekadar objek penilaian administratif. Transformasi supervisi juga menyesuaikan dengan visi Merdeka Belajar yang digaungkan pemerintah. Dalam kerangka ini, guru perlu dimerdekakan untuk belajar, mengevaluasi diri, dan terus berkembang. Maka, peran kepala sekolah atau pengawas berubah dari “penegak aturan” menjadi “fasilitator pertumbuhan profesional”.

Karakteristik Supervisi Akademik yang Reflektif dan Humanis

Ada beberapa prinsip utama dalam pendekatan supervisi akademik yang berfokus pada pendampingan, antara lain:

  1. Dialogis, bukan instruktif

Supervisi tidak dilakukan secara searah, tetapi melalui dialog terbuka antara guru dan supervisor. Mereka bersama-sama mendiskusikan kekuatan dan tantangan dalam proses pembelajaran.

  1. Reflektif, bukan evaluatif

Fokus utama adalah membantu guru melakukan refleksi terhadap praktik mengajarnya. Misalnya, setelah observasi kelas, supervisor tidak langsung memberikan penilaian, tetapi mengajak guru merefleksikan: “Apa yang sudah berjalan baik? Apa yang bisa ditingkatkan?”

  1. Individualisasi pembinaan

Setiap guru memiliki keunikan dalam gaya mengajar dan tantangan masing-masing. Supervisi akademik yang efektif menyesuaikan pendekatannya dengan kebutuhan perkembangan guru secara personal.

  1. Berorientasi pada pertumbuhan, bukan hukuman

Tujuan supervisi bukan untuk memberi sanksi atas kekurangan guru, melainkan untuk membuka ruang pembelajaran berkelanjutan melalui pelatihan, mentoring, dan pendampingan yang relevan.

Praktik Baik di Lapangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun