Mohon tunggu...
Marfa Umi
Marfa Umi Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Menikmati proses menulis sebagai jalan menemukan hal-hal menakjubkan. Senang menonton film-film.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kelembutan dan Kebaikan Hati pada Jiwa Manusia

7 Mei 2023   12:36 Diperbarui: 7 Mei 2023   12:56 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: asundermeier, Pixabay

Dulu saya pernah membaca sebuah artikel yang mana terdapat poin yang tak saya mengerti. Artikel tersebut merupakan bagaimana cara untuk menambah rasa bahagia, dan di poin terakhir terdapat kata volunteering. Kata yang membuat saya mengerenyit, kok bisa dan hubungannya apa? 

***

Saya selalu penasaran, bagaimana orang-orang mendapatkan kekuatan dalam menjalani hidup. Terutama ketika memasuki krisis di usia tertentu, di masa-masa yang tidak mudah, saat pengambilan keputusan penting dalam hidup, atau sesederhana (yang tidak sesederhana itu) menjalani kehidupan dari hari ke hari. Tentu saja hal ini bisa dijawab dengan beberapa pilihan jawaban dalam bentuk alasan; untuk keluarga, untuk orang tua, untuk kesejahteraan hidup yang lebih baik, untuk membalas suatu kebaikan, dan seterusnya, serta yang terakhir bisa juga melalui; mendapatkan kebaikan dari orang yang tak dikenal. 

Ada suatu masa di hari Minggu, rantai motor saya lepas di perjalanan ke suatu tempat. Saya coba mencari bengkel-bengkel terdekat, yang ditemukan nihil karena hari Minggu biasanya libur. Matahari sudah tepat di atas kepala dan saya membawa laptop dalam tas dan terasa cukup berat, masih berjalan mencari siapa tahu ada bengkel kecil yang tak bisa saya temukan berdasarkan Maps. Bertemulah dengan seorang bapak baik hati yang memiliki bengkel kecil-kecilan di pinggir jalan. 

Saya kemudian menanyakan apakah bisa memperbaiki masalah pada sepeda motor saya, dan dijawab dengan kemungkinan bisa. Saya meminta izin untuk mengambil motor di tempat yang saya tinggalkan dengan terlebih dahulu memesan ojek online, karena sudah berjalan dengan jarak lumayan.

Lantas, si bapak justru menawarkan untuk membonceng saja dengan motornya dan membawa beberapa peralatan. Motornya sudah tua dan harus berhati-hati, namun tetap bisa berjalan sampai tujuan. Kala membonceng, saya teringat ketika masa-masa sekolah diantar ayah---rasanya masa- masa tersebut sudah lama betul. Oh, ternyata saya sudah tumbuh menjadi perempuan berusia dewasa, sudah lama bukan anak remaja lagi. Kemudian sampai, lantas motor saya diperbaiki dengan waktu yang tak lama. Kami lalu berpamitan, dan saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih sembari mengucap  semoga banyak pelanggan yang mampir di bengkel kecilnya setiap hari. 

Saya mengucap life is indeed good, life is indeed good berkali-kali di hari itu, bukan kelegaan perihal menemukan bengkel dan motor kembali berfungsi melainkan bertemu beautiful soul. Orang baik ternyata masih ada, dan memang akan terus ada walaupun tidak kita kenal sebelumnya. Dari sini, timbul kekuatan untuk bisa berbuat baik sebagai balasan, sekecil apapun itu. Saya lantas mengingat kebaikan beberapa orang yang selalu teringat sampai saat ini, hal itu karena datang saat tak disangka-sangka. 

Misalnya ketika meminta bantuan petugas bagian kampus untuk urusan administrasi mahasiswa semester banyak, justru sangat dimudahkan padahal masa masih pandemi. Kemudian kami malah bercakap-cakap, ada perasaan relieving di dalamnya seperti teman lama yang sudah lama tak mengobrol. Obrolannya sederhana saja, namun entah mengapa memberikan saya kelegaan di tengah rasa cemas. 

Saya mengingat ketika guru wali kelas di SD memberikan kepercayaan pada saya untuk mengikuti lomba. Kala itu, saya memang selalu masuk ranking 3 besar, namun yang diikutkan lomba anak itu-itu saja. Sebenarnya saya tak masalah untuk ini, maksudnya bukan ada rasa iri atau terlupakan. Hingga akhirnya bertemu waktu dan orang yang tepat itu barulah kesempatan itu datang. Saya merasa terlihat dan ada orang di belakang yang mendukung dan memberi kepercayaan pada saya, bahkan di kala saya menawarkan teman yang biasa ikut lomba saja yang mewakili. 

Hal itu bersamaan juga diberikan pada anak-anak yang memiliki peringkat bawah untuk mengikuti lomba yang bertemakan minat bakat, bukan hanya mata pelajaran. Semuanya mendapatkan kesempatan sesuai dengan potensi yang dilihat. Kejadian ini sudah belasan tahun lalu, namun teringat sampai sekarang. Hal yang bisa jadi terlihat biasa, namun membekas sekali bagi saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun