Mohon tunggu...
Umi Kholifah
Umi Kholifah Mohon Tunggu... Sebagai mahasiswa yang selalu belajar menjadi lebih baik lagi

Bahagia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

KONTEN VIRAL : Edukasi atau Sekedar Sensasi?

2 Mei 2025   14:00 Diperbarui: 2 Mei 2025   13:25 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

     Saya hidup di zaman yang disebut dengan GEN Z yang lahir di antara tahun 1997-2012. Bisa dibilang gen z sekarang adalah yang menguasai dunia, karena ada saja tingkah dan ide-ide yang muncul dari gen z. Yang marak kini adalah adanya konten-konten viral di tik-tok yang banyak di ikuti oleh gen z.    VELOCITY adalah trend viral yang baru-baru ini sedang banyak diminati oleh beberapa kalangan dari yang gen millennial, gen z, dan gen seterusnya. Namun dalam hal ini siapa yang di untungkan? Aplikasi yang digunakan? Pelaku yang mengikuti trend? Netizen yang menonton?

    Sebenarnya konten tersebut awalnya dari satu orang yang di ikuti oleh beberapa orang, lalu di like, share, komen dari netizen, yang mengakibatkan konten tersebut jadi viral. Ada beberapa banyak faktor yang mengakibatkan banyak nya orang yang mengikuti nya, diantara nya yaitu ;

  • FOMO “Fear Of Missing Out".
  • Ada banyak orang yang selalu ingin sama dengan orang lain, bahkan merasa tertinggal zaman jika ia tidak mengikuti trend yang sedang viral. Seperti saat maraknya yang punya boneka labubu, maka orang yang fomo pasti juga ingin beli boneka labubu, dan masih banyak lagi.
  • Banyak Like dan Viral.
  •      Banyak orang yang hanya ingin viral dia melakukan hal-hal yang sangat ekspresif  bahkan yang membahayakan. Banyak konten viral yang isinya prank yang tanpa difikir terlebih dahulu apakah itu merugikan korban yang di prank atau tidak.
  • Edukasi.
  •      Dengan maraknya yang mengikuti trend viral, ini juga menjadi peluang bagi orang-orang yang mempunyai bisnis atau ingin mengedukasi khalayak ramai. Konten viral biasa nya lebih mudah diterima oleh banyak orang daripada konten edukasi. Maka dari itu kita bisa mengedukasi banyak orang dengan tetap mengikuti trend viral, agar konten ini bisa diterima banyak orang dan nilai positifnya mereka juga mendapat pengetahuan tambahan.
  • Mengisi Waktu Luang.
  •      Dan yang terakhir yaitu untuk mengisi waktu luang yang sekiranya bisa membuat kita tidak bosan. Kalau hanya sekedar membuat trend velocity dengan senang dan bahagia, saya kira itu lebih baik daripada kita overthinking karena memikirkan hal yang tidak pasti. Manusia juga butuh istirahat sejenak untuk mengumpulkan energi untuk berjalan selanjutnya.

    Konten viral juga pastinya memiliki dampak positif dan juga negative. Dampak positif dari konten viral salah satu nya yaitu tercapainya tujuan untuk mengedukasi banyak orang. Adanya konten ini membuat orang-orang tertarik menonton karena ada unsur viral nya namun tanpa sadar mereka menjadi mendapat sedikit wawasan. Bahkan konten yang viral juga bisa menghasilkan uang untuk menyambung hidup. Mungkin banyak nya orang yang ingin viral juga memiliki tujuan tersebut.

    Namun masih harus di perhatikan bahwa konten viral tersebut tidak merugikan orang lain. Karena banyak korban yang terkena dampak karena ternyata itu adalah hoax. Dan mengikuti konten viral bisa berdampak negative jika pelaku menjadi ketergantungan dengan digital, bahkan mengira peluang untuk menyebarkan informasi hoax agar memiliki banyak followers.

    Jadi menurut kalian siapa yang sebenarnya di untungkan dari viralitas? Dan perlu kalian tau bahwa aplikasi yang kita pakai sebagai tempat trend-trend viral tersebut juga merasa untung karena banyaknya orang yang menggunakan aplikasi tersebut.

    Sebagai pengguna yang bijak, kita harus bisa memilah mana konten viral yang bagus untuk diterima dan mana yang harus kita tolak. Karena tidak semua trend itu baik untuk ditiru, setidak nya kita mengikuti trend yang bisa menaikkan value kita bukan malah menurun kan harga diri kita.

Yuk jadi pengguna digital yang bijak!!!! Jangan hanya karena ingin jumlah likes dan shares, kita rela menurunkan harga diri kita sebagai generasi penerus bangsa….

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun