Mohon tunggu...
Sugino
Sugino Mohon Tunggu... Pelajar

Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim" (HR. Ibnu Majah no. 224

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemanfaatan Digital dalam Evaluasi B

9 Juli 2025   15:00 Diperbarui: 9 Juli 2025   14:47 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemanfaatan Digital dalam Evaluasi Bahasa Arab

Oleh: Sugino

Pendahuluan

Perkembangan teknologi digital saat ini telah merambah hampir seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk dalam bidang pendidikan. Transformasi digital ini membawa perubahan besar dalam cara guru mengajar dan siswa belajar. Jika dahulu proses pembelajaran cenderung berlangsung secara satu arah dan konvensional, kini telah bergeser menuju model yang lebih interaktif dan dinamis. Di tengah arus perubahan ini, pembelajaran Bahasa Arab juga mengalami penyesuaian signifikan. Penggunaan teknologi tidak lagi sekadar menjadi alat bantu presentasi atau pencarian informasi, melainkan telah menjadi elemen penting dalam seluruh tahapan pembelajaran---termasuk pada aspek evaluasi1.

Seperti di kemukakan Nadya Putri Mtd et al. (2023) evaluasi merupakan komponen vital dalam siklus pembelajaran karena berfungsi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran serta memberi umpan balik bagi guru dan siswa. Di era digital, proses evaluasi pembelajaran Bahasa Arab tidak lagi terpaku pada metode manual seperti ulangan tulis atau tes lisan semata. Hadirnya berbagai aplikasi dan platform digital memungkinkan guru melakukan penilaian dengan cara yang lebih efisien, menyenangkan, serta disesuaikan dengan kebutuhan individual siswa. Evaluasi kini tidak hanya dipahami sebagai alat ukur, tetapi juga sebagai sarana refleksi yang memperkuat proses belajar dan mengarahkan strategi pembelajaran selanjutnya2.

Evaluasi Konvensional dan Tantangannya

Selama ini, evaluasi pembelajaran Bahasa Arab masih didominasi oleh metode konvensional seperti tes tulis atau lisan yang dilakukan secara manual. Model ini umumnya digunakan untuk menilai aspek kognitif, seperti hafalan mufradat dan pemahaman kaidah nahwu. Meskipun sederhana dan familiar bagi sebagian besar guru, pendekatan ini memiliki keterbatasan dalam menjangkau keragaman kompetensi yang seharusnya dikembangkan dalam pembelajaran Bahasa Arab, termasuk keterampilan berbicara (kalam), mendengar (istima'), membaca (qira'ah), dan menulis (kitabah).

Selain itu, metode evaluasi konvensional juga seringkali menimbulkan sejumlah tantangan. Proses koreksi yang memakan waktu lama, terutama pada soal uraian atau penilaian lisan, dapat menghambat efektivitas pembelajaran. Tak jarang pula muncul subjektivitas dalam menilai keterampilan produktif siswa seperti berbicara dan menulis, karena kriteria penilaian yang tidak terstandar. Hal ini menyebabkan hasil evaluasi kurang merepresentasikan kemampuan siswa secara utuh dan objektif (Rohmah, 2022).

Teknologi Digital sebagai Solusi

Pemanfaatan teknologi digital hadir sebagai solusi inovatif terhadap berbagai tantangan dalam evaluasi pembelajaran Bahasa Arab yang selama ini bersifat konvensional. Beragam platform dan aplikasi seperti Quizizz, Google Forms, Kahoot, Socrative, hingga Edmodo kini dapat dimanfaatkan oleh guru untuk menyusun soal interaktif dengan format yang bervariasi. Selain mempermudah proses penyusunan soal, sistem ini juga memungkinkan penilaian dilakukan secara otomatis dan instan, sehingga menghemat waktu koreksi. Lebih dari itu, guru dapat memperoleh data analisis hasil belajar siswa secara real-time, termasuk skor individu, tingkat kesulitan soal, hingga identifikasi kelemahan siswa (Salzabila et al., 2025).

Dalam praktiknya, teknologi digital dapat diintegrasikan ke berbagai aspek keterampilan Bahasa Arab. Misalnya, pada evaluasi mufradat (kosakata), guru dapat menyusun kuis digital bergambar yang menghubungkan kata Arab dengan ilustrasi visual, yang secara tidak langsung meningkatkan daya ingat siswa terhadap makna kosakata. Sedangkan untuk aspek maharah kalam (keterampilan berbicara), aplikasi seperti Flipgrid dapat dimanfaatkan untuk merekam respons lisan siswa secara mandiri. Guru kemudian dapat memberikan umpan balik secara personal dan terstruktur, memungkinkan penilaian yang lebih objektif dan mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun