3.Faktor Sosial dan Budaya
Tingginya angka kehamilan remaja di desa lebih banyak disebabkan oleh beberapa hal, misalnya adat yang masih membenarkan pernikahan dini, kesempatan mendapatkan pendidikan yang terbatas, dan juga masalah ekonomi. Belum lagi, tekanan dari orang-orang sekitar membuat para remaja jadi sungkan untuk mencari bantuan medis atau nasehat. Akibatnya, risiko kehamilan berbahaya meningkat dan anak-anak lahir tanpa asuhan yang memadai (UNFPA Indonesia, 2021).
Hamil saat masih remaja berdampak buruk bagi kondisi tubuh dan jiwa ibu, juga tumbuh kembang bayinya. Di desa, problem ini jadi lebih rumit karena terpengaruh kemiskinan, adat istiadat, dan susahnya menjangkau fasilitas kesehatan. Upaya pencegahan penting meliputi edukasi seks yang komprehensif, perbaikan layanan kesehatan reproduksi bagi remaja, serta dukungan kebijakan untuk menekan angka pernikan dini.
References
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2020). Laporan Tahunan Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: BKKBN.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.
UNFPA Indonesia. (2021). Adolescent Pregnancy and Child Marriage in Indonesia. Jakarta: UNFPA.
World Health Organization. (2021). Adolescent pregnancy. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/adolescent-pregnancy
Nurhayati, D. (2020). Dampak Psikologis Kehamilan Remaja. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 15(2), 112-119.
Nama Penulis Ayuwulandari Rahim, Prodi Kebidanan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK) Universitas Binawan
Dosen pengampu : Apriani Riyanti, M.pd., & Anwar Razak, S.ip, MPP.