Mohon tunggu...
Umar Khayam
Umar Khayam Mohon Tunggu... Penulis

Seseorang pembelajar. Kegiatan saat ini selain menulis juga berprofesi sebagai coach dan terapis energetik dengan modalitas Body Communication Resonance (BCR)

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Praktikal yang Bijak: Seni Mengelola Waktu, Energi, dan Risiko dalam Hidup Sehari-Hari

17 Oktober 2025   00:05 Diperbarui: 17 Oktober 2025   00:10 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praktikal yang Bijak: Seni Mengelola Waktu, Energi, dan Risiko dalam Hidup Sehari-hari

*Praktikal yang Bijak: Seni Mengelola Waktu, Energi, dan Risiko dalam Hidup Sehari-hari*


Ada masa dalam hidup di mana kita merasa sudah tahu apa yang penting --- tapi entah mengapa, tetap sering kelelahan. Waktu seperti tidak pernah cukup, energi terkuras pada hal-hal kecil, dan keputusan-keputusan sederhana justru terasa berat.
Kita berusaha menjadi efisien, solution oriented, bahkan belajar "menerima diri". Namun di balik semua itu, ada paradoks halus yang jarang disadari: kadang kita terlalu sibuk mengelola hidup, sampai lupa mengelola diri yang sedang menjalani hidup itu sendiri.

1. Antara Menerima dan Berubah

Self-actualisation sering digambarkan sebagai titik puncak --- seolah seseorang sudah "selesai" dengan dirinya. Tapi di kenyataan, proses itu tidak pernah benar-benar selesai.
Kita bisa saja menerima diri apa adanya, tapi tetap ingin berubah. Kita bisa berdamai dengan masa lalu, tapi masih punya bayangan ideal di masa depan.

Di sini ada pelajaran penting: penerimaan tidak selalu berarti berhenti berkembang, dan keinginan untuk berubah tidak selalu berarti menolak diri sendiri.
Hidup memang bergerak di antara dua kutub itu --- menerima dan mengupayakan --- dan keduanya adalah napas dari pertumbuhan sejati.

2. Solusi Cepat yang Kadang Mengabaikan Kedalaman

Di era yang serba cepat, kita diajarkan untuk menjadi solution oriented.
Ada masalah, langsung cari solusinya. Ada kesedihan, cari maknanya. Ada luka, cari penyembuhannya.

Namun, di balik kecepatan itu, sering kali kita kehilangan sesuatu: kedalaman.
Kita menambal gejala tanpa menyelami akar. Kita menenangkan perasaan tanpa memberi ruang bagi perasaan itu untuk berbicara.

Sebagian masalah tidak butuh jawaban segera --- ia hanya butuh ruang untuk dipahami.
Kadang, tidak langsung bertindak adalah bentuk kebijaksanaan yang paling tinggi.

3. Praktikalitas yang Punya Jiwa

Banyak orang menyamakan being practical dengan bersikap realistis dan efisien.
Padahal, praktikalitas sejati bukan sekadar "yang paling cepat selesai", tapi yang paling selaras dengan konteks dan nilai batin kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun