Mohon tunggu...
Umar Sofii
Umar Sofii Mohon Tunggu... Bukan Siapa-siapa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kerjasama Perdagangan Tiongkok -Indonesia Tahun 2025

27 Mei 2025   12:14 Diperbarui: 27 Mei 2025   12:14 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Durian kini telah menjadi *buah bergengsi di Tiongkok*, bahkan disebut sebagai simbol gaya hidup premium. Berdasarkan data dari *South China Morning Post* (SCMP), konsumsi durian di Tiongkok mencapai lebih dari *85% pasokan global* setiap tahunnya. Pada 2024 saja, impor durian oleh Tiongkok mencapai *1,56 juta ton senilai hampir 7 miliar dolar AS*, jumlah yang sangat banyak melampaui komoditas strategis lainnya.

Di sisi lain, Indonesia adalah produsen sarang burung walet terbesar di dunia dengan pangsa mencapai *80% dari produksi global*, sedangkan Tiongkok sendiri merupakan *konsumen terbesar* produk ini. Pada tahun 2022, nilai impor sarang burung walet oleh Tiongkok mencapai *lebih dari 1,5 miliar dolar AS*, angka yang terus meningkat setiap tahunnya.

Sementara itu, permintaan akan *ceker ayam* di Tiongkok sangat tinggi dan selama ini dipenuhi dari Amerika Serikat. Kini, pemerintah tengah berjuang agar Indonesia bisa menjadi salah satu pemasok utama ceker ayam ke pasar Tiongkok, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi peternak dan pelaku usaha lokal.

Dalam kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang ke Indonesia yang berlangsung selama tiga hari dari 24 hingga 26 Mei 2025, tercapai sejumlah nota kesepahaman (MoU) penting antara kedua negara, khususnya dalam bidang perdagangan dan investasi. Dalam kesempatan ini, pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya  memperkuat ekspor komoditas pertanian unggulan ke pasar Tiongkok, yaitu durian, sarang burung walet, dan ceker ayam . Selama ini, ekspor durian Indonesia masih melalui Thailand sebagai negara transit sebelum akhirnya masuk ke Tiongkok --- suatu kondisi yang cukup ironis mengingat potensi besar buah tropis ini di pasar Tiongkok. Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyatakan bahwa dengan adanya kesepakatan baru ini, ekspor durian bisa langsung dilakukan ke Tiongkok tanpa perlu melalui negara ketiga lagi, sehingga nilai tambah bagi petani dan pelaku usaha dalam negeri bisa meningkat secara signifikan.

Sebagai bentuk timbal balik dan kerja sama yang saling menguntungkan, Tiongkok pun menyatakan rencana untuk melakukan *investasi besar dalam industri pengolahan susu dan peternakan sapi perah di Indonesia*. Meski belum diungkap secara detail nilai investasinya, pemerintah optimistis bahwa investor asal Tiongkok yang tertarik masuk merupakan perusahaan besar dengan kapasitas teknologi dan finansial yang kuat. Langkah ini selaras dengan arahan Presiden Prabowo yang selalu menekankan pentingnya *penguasaan teknologi, kemandirian ekonomi, serta menjaga kedaulatan bangsa*. Ia sering menyampaikan bahwa Indonesia tidak boleh hanya menjadi pasar, tetapi harus menjadi produsen dan inovator dalam skema kerja sama internasional.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun