Aku pernah ditanya oleh Mbah Jemain, tetanggaku yang bijak. Â
"Seandainya Allah tidak membuat Surga, apakah kamu masih mau menjalankan ibadah kepada-Nya?"Â Â
Aku hanya diam, tak mampu memberi jawaban.
"Sebaliknya, jika Allah tidak menciptakan Neraka, apakah kamu masih ingin patuh dan menjauhi segala larangan-Nya?" tanyanya lagi. Â
Aku kembali terdiam, hanya bisa bungkam tanpa kata.
Pertanyaan itu terasa ganjil di hatiku. Selama ini, yang aku ketahui, orang beribadah biasanya karena ingin mendapat pahala. Sebaliknya, banyak orang menahan diri dari maksiat karena takut akan dosa. Semakin banyak amal ibadah yang dikerjakan, semakin banyak pula pahala yang dikumpulkan---sekaligus tiket masuk Surga. Dan jika seseorang banyak melakukan dosa, maka neraka pun menjadi ancamannya.
Namun, bagaimana jadinya jika sepanjang hidup di dunia ini, aku hanya sedikit mengumpulkan pahala, dan justru lebih banyak melakukan dosa?
Dalam keraguan itu, aku hanya bisa bersujud dan berdoa :
"Ya Allah... Â
Jika aku tidak pantas dimasukkan ke dalam Surga, aku sangat bisa memahami. Tetapi ya Allah, aku takut akan siksa api Neraka. Â
Maka izinkanlah aku mendirikan tenda, hidup berkemah, menjadi pengembara pada batas tepian pagar dinding Taman Surga, Asalkan hatiku selalu bahagia."