Mohon tunggu...
Khoerul umam
Khoerul umam Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Syari'ah IAIN Purwokerto

Seorang mahasiswa semester 4 fakultas syariah IAIN Purwokerto dan pegiat literasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Putih

28 Juli 2020   23:45 Diperbarui: 28 Juli 2020   23:40 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pukul sepuluh malam, saya tiba di stasiun Gandrungmangu. Saya lelah sekali setelah menempuh perjalanan jauh dari Jakarta. Dua belas jam lamanya saya harus duduk dan hanya sesekali bergerak agar anggota badan tidak ada yang keram.

Setelah keluar dari gerbong kereta saya melihat ada deretan kursi yang kosong di pinggir rel, tanpa pikir panjang saya mulai berjalan pelan ke kursi tersebut.

Meskipun kursinya terbuat dari besi-besi yang tidak dilengkapi busa akan tetapi sudah cukup nyaman dan merelaksasikan tulang-tulang saya yang hampir menghipnotis daging-daging yang membalutnya agar ikut mengeras. Saat sedang asyik-asyiknya tiduran di atas kursi, tiba-tiba datang seorang penjual asongan menawari saya minuman hangat.

"Teh susu kopinya mas?"

"Oh ya, Teh aja mas" jawabku sambil menguap karena saking ngantuknya.

Sambil menunggu tehnya disiapkan, saya masih tiduran di atas deretan kursi. Entah kenapa rasanya lama sekali menunggu abang asongan menyediakan teh hangat untuk saya, lama-kelamaan mata saya mulai terpejam tanpa bisa saya kuasai Di tengah penantian, saya mendengar suara seperti seorang yang ngos-ngosan baru lari marathon.

Hush,,,hush,,hush.

Karena merasa risih saya mendengar suara tersebut saya membuka mata saya dan melihat sesosok putih dari atas sampai ke bawah dan di atas sampai bawah terdapat ikatan yang mengikat sesosok putih tersebut, persis seperti lemper.

Bedanya kalau lemper berwarna ijo sedangkan sosok putih tersebut berwarna putih. Ya, bisa dibilang sosok yang didepanku manusia lemper putih atau dalam kamus besar setan dinamakan pocong. saya sedikit menggerakan kepala saya ke atas untuk melihat wajah lemper itu.

Deg.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun