Mohon tunggu...
Ruslan Yunus
Ruslan Yunus Mohon Tunggu... Peneliti dan Penulis -

Belajar Menyenangi Humaniora Multidisipliner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berguru Cinta pada Nabi

28 Maret 2019   10:53 Diperbarui: 29 Maret 2019   05:09 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Heart (pixabay.suttlestock)

Dikisahkan bahwa tak lama sesudah peristiwa itu, laki- laki itu meninggal dunia dan jenazahnya dikafani dengan syamlah itu. Seperti wasiatnya, ia ingin jazadnya dikafani dengan pakaian hadiah dari junjungan hatinya.

Begitu juga pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Udwan. Dikisahkan bahwa Nabi shallallahu 'alayhi wasallam pergi ke kota Thaif, sekitar 60 mil dari kota Mekkah ditemani oleh Zaid bin Haritsah. Nabi dengan cara bijak mengajak penduduk Thaif untuk  beriman dan meninggalkan kemusyrikan. Tapi mereka tidak senang dengan kedatangan Nabi. Mereka mengusir dan melempari Nabi dan Zaid dengan batu yang mengenai kepala dan tubuh keduanya. Akibat peristiwa itu, kaki Nabi terluka cukup parah dan berdarah. 

Tidak jauh dari Thaif, dalam perjalanan kaki pulang kembali ke kota Mekkah dan dalam kondisi tubuh yang lemah, malaikat Jibril atas perintah Tuhan turun ke bumi. Jibril mengatakan jika sekiranya Nabi ingin, malaikat penjaga gunung akan mendorong dua gunung supaya menimpa dan membinasakan penduduk Thaif. Gunung itu mengelilingi kota Thaif. 

Tapi Nabi melarang Jibril melakukannya. Kata Nabi, "Maafkanlah mereka. Mudah-mudahan anak- anak keturunan mereka kelak menjadi orang- orang yang beriman". 

Begitu juga pada sebuah hadis lain tentang penghormatan kepada sesama manusia sekalipun itu hanyalah jenazah. Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari dari Jabir bin Abdullah radiyallahu 'anhu. Pada suatu hari Nabi sedang duduk- duduk bersama beberapa orang sahabatnya. Tiba- tiba serombongan orang membawa jenazah lewat. Nabi segera berdiri memberi penghormatan. 

Melihat itu sahabat- sahabat ikut berdiri memberi penghormatan. Ketika usungan jenazah sudah lewat, salah seorang sahabat berkata, "Mengapa Anda wahai Rasulullah memberi hormat, bukankah jenazah itu adalah jenazah seorang Yahudi?".  Nabi menjawab, "Bukankah ia juga seorang manusia?". 

Tentang menghilangkan atau mengurangi kesusahan orang lain, Nabi bersabda. "Siapa yang berjalan (berupaya) untuk menghilangkan kesusahan orang lain, maka Tuhan akan memerintahkan tujuh puluh lima ribu malaikat turun ke bumi untuk mendoakan orang itu". Hadis ini diriwayatkan oleh At- Thirmidzi.

Tentang mencintai orang lain, Nabi bersabda, "Tidaklah sempurna keimanan seseorang diantara kalian, sehingga ia mencintai saudaranya orang lain, seperti cintanya pada dirinya sendiri". Demikian hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Anas radiyallahu 'anhu. 

Tentang mencintai tetangga, Nabi shallallahu 'alayhi wasallam bersabda, 'Tidaklah seseorang disebut beriman, yang perutnya kekenyangan sementara tetangganya sedang kelaparan, sedangkan ia mengetahui nya". Tetangga disini bisa pula berarti tetangga desa, tetangga kota, bahkan tetangga negara. Demikian hadis yang diriwayatkan oleh Baihaqi dari Ibnu Abbas radiyallahu 'anhu. Perawi- perawi lainnya, seperti At Thabrani dan Al Hakim juga meriwayatkan hadis yang isinya serupa.

Bahkan di dalam Al- Quran An-Nisa 29, Allah menegaskan bahwa orang yang beriman adalah mereka yang tidak mengambil harta saudaranya dengan cara yang batil. Cara yang batil itu kita maknai sebagai suatu cara yang memanfaatkan "ketak- berdayaan" orang lain untuk kepentingan diri sendiri. 

Baik itu ketak-berdayaan dari aspek ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi maupun akses informasi --yang bermanfaat dan mencerahkan. Terutama di dalam kegiatan transaksi jual beli barang, jasa, dan tenaga (kerja). Cinta, sebaliknya menjembatani ketak- berdayan itu agar mereka pun bisa menikmati harkat kemanusiaan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun