Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Puan Maharani Tersandera Privilege

7 Oktober 2022   12:12 Diperbarui: 7 Oktober 2022   12:19 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Disandera Privilige - by ulihape

Salah satu anak orang kaya ini menjadi temanku hingga dewasa, ketika kami masuk dunia kuliah (kampus berbeda) dia curhat kepadaku "bahwa dia merasa tidak ada teman, tidak ada yang menghargai apa yang sudah dia lakukan", sebagai sahabat aku menjadi sedih karena paham mengapa dia diremehkan. Hanya karena dia punya  uang semua menganggap kesuksesannya adalah hal biasa, sementara dia juga ingin perjuangan diapresiasi namun itu nggak pernah bisa dia rasakan. 

Aku tersandera privilege, begitu dia meratapi nasibnya. Alhasil dia nggak kuat, kena mental kata orang zaman now. Dia menjalani terapi kejiwaan, merasa dirinya sudah lelah berjuang namun tak ada yang mengapresiasinya. Sampai one day aku kasih ide buat dia "gimana kalau pindah ke kampus dimana nggak ada yang mengenal mu?" ide sederhana ini seperti membawa semangat padanya. Aku dan dia menemui Ayahnya, berharap mendapat restu karena sebelumnya ayahnya menganggap anaknya hanya manja saja, namun ketika sudah didera mental isu baru ayahnya mengiyakan ide kami.

Ketika dia berada di lingkungan baru, dimana nggak seorangpun tahu bahwa dia punya privilege kekayaan, temanku tadi bisa bahagia dan kepintarannya mendapat pengakuan dari teman kampusnya bahkan banyak yang minta belajar bersamanya melihat dia punya alat tempur yang lengkap. 

See? 

Betapa tersandera privilege itu menyakitkan!

Puan Maharani Tersandera Privilige

Satu hari adikku yang merupakan salah satu karyawan partai di PDIP meminta bantuanku untuk meramaikan postingan sosial media partainya dan kebetulan postingannya adalah kunjungan kerja Ibu Puan Maharani. Bisa ditebak ya komentar di sana sebagian besar adalah ujaran kebencian. 

Aku paham hawa menuju 2024 sudah mulai terasa panas, semua haters menghujat apa yang di lakukan Bu Puan "pencitraan! ngapain jadi presiden! dasar modal cuman cucu doang!, mentang-mentang emaknya punya partai! dan banyak lagi kalimat meremehkan Bu Puan hanya karena privilige yang dia miliki.

Aku sedih membacanya, bukan karena aku pendukung Bu Puan ya ini hanya rasa empatiku sesama makhluk sosial, sesama perempuan. Why? Kenapa kalian sebegitu bencinya? Aku jadi teringat akan temanku apakah Bu Puan bisa kuat membaca ini semua?

Bu Puan adalah cucu Bung Karno, anak dari Ibu Megawati dan Ayahnyapun Bapak Taufik Kiemas which is semuanya orang yang punya jasa di Indonesia, bukan sekedar berjasa tapi mereka terlibat langsung dalam sejarah bangsa ini. Kalau orang lain saja bisa terinspirasi dari Bung Karno maka begitu juga yang berhubungan darah dengan beliau. Kalau orang lain saja bisa termotivasi untuk berkorban dan berjuang demi negara ini, mengapa kita meragukannya kalau Bu Puan juga demikian?

Bu Puan mungkin akhir-akhir ini sering muncul di berbagai pemberitaan, apakah salah jika beliau ingin maju nyapres? Kalau dibilang mentang-mentang emaknya punya partai, apa kabar AHY dan petinggi partai lainnya yang sudah mendahulukan darah dagingnya nyapres? 

Bu Puan tanpa kalian akui memang sudah menjadi perempuan keren, pertama kalinya Ketua DPR perempuan ya beliau, pendidikannya juga mumpuni, keluarganya nggak diragukan lagi jadi aneh kalau ada yang bilang "minim prestasi, karbitan dan hanya nebeng nama besar keluarga" plis jangan menghakimi begini, perjuangan Bu Puan sampai kesini mungkin tak seberat perjuangan kita mempertahankan hidup. Namun yang namanya berjuang tetap akan menyisakan kisah  perjuangan dalam diri kita masing-masing baik punya privilige maupun tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun