Sebatas itu saja isi kepala anak usia balita yang nonton Tayo. Status itu viral dan lalu kena bully karena memang terlalu jauh, terlalu parno tepatnya.
Ingatlah orang yang sudah jelas salah pun enggak senang kalau ditunjuk salah. Jadi dalam menyampaikan sesuatu memang harus bisa berimbang. Enggak sedikit juga anak-anak yang punya karya positif karena demen K-Pop.Â
Kalau ada contoh rusak maka tugas kita untuk hadir menjadi orangtua. Iya aku tahu anakku masih kecil, iya akau tahu belum punya anak remaja. Tapi aku selalu diajarkan mamakku kalau ada yang salah maka cari penyebabnya dari diri sendiri dulu.Â
Aku ingat betul pernah menangis dan mengadu bukannya dibela tapi malah jadi disalahkan karena mamak menganggap semua terjadi karena ulahku. Karena itu menyalahkan orang lain adalah langkah berikutnya setelah kita tahu salah kita di mana.
Lantas Boleh Di-bully?
Jangan donk, kalian yang mem-bully juga sama saja. Enggak punya sikap menerima, anggaplah ada orang yang peduli dan lalu tunjukkan saja bahwa ada fakta lain selain yang disampaikan.
Mem-bully itu bukan solusi bahagia, kita akan bahagia kalau bisa smaa-sama merasakan. Beliau yang komplain tentu sangat peduli, namun satu hal dalam menarik kesimpulan memang butuh banyak hipotesis tidak bisa dari satu sudut pandang.
So, apa kabar kemarin harbolnasnya? Dapat apa saja? #eh! hehe