Mohon tunggu...
Uli Fania Damayanti
Uli Fania Damayanti Mohon Tunggu... Penulis

Menulis untuk berbagi inspirasi dan perspektif.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Digital Detox Mini: Ketika Sehari Tanpa HP Ternyata Nggak Seburuk Itu

4 Agustus 2025   09:16 Diperbarui: 4 Agustus 2025   09:16 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ponsel. Sumber : Pexels

Di tengah derasnya arus informasi, keberadaan ponsel menjadi kebutuhan yang nyaris tak terpisahkan. Bangun tidur, langsung cek notifikasi. Menjelang tidur, masih sempat scroll timeline. Dalam sehari, entah berapa kali tangan ini refleks membuka layar meski tak ada keperluan mendesak.

Ketergantungan pada ponsel bukan hanya soal kebiasaan, tapi juga soal tekanan. Ada perasaan harus selalu terhubung, harus tahu kabar terbaru, harus ikut komentar di topik-topik yang sedang viral. Semuanya terasa penting, padahal belum tentu berdampak langsung pada kehidupan kita.

Dalam kondisi seperti ini, jeda sejenak dari layar bisa menjadi bentuk istirahat mental yang sederhana namun bermakna. Tidak perlu cuti ke gunung atau menonaktifkan akun media sosial. Cukup tidak menyentuh HP selama beberapa jam atau sehari penuh, lalu rasakan perbedaannya.

Banyak orang mengira hidup tanpa HP akan membosankan. Padahal, justru di saat itulah kita mulai benar-benar hadir. Kita jadi sadar bahwa waktu tidak secepat yang kita kira. Kita bisa memperhatikan sekitar, mengerjakan hal-hal kecil yang biasanya tertunda, atau sekadar diam dan membiarkan pikiran mengendap tanpa gangguan.

Salah satu hal yang sering muncul ketika mencoba digital detox adalah rasa FOMO (fear of missing out). Takut ketinggalan berita, takut ada pesan penting, atau takut tidak dianggap 'aktif'. Padahal, tidak semua hal harus segera direspons. Dunia tetap berjalan, bahkan saat kita memilih berhenti sejenak.

Digital detox bukan sekadar tren gaya hidup sehat, tapi juga cara untuk mengambil kembali kendali atas perhatian kita. Dalam dunia yang terus menuntut kita untuk 'on' setiap saat, berani 'off' sesekali adalah bentuk keberanian yang layak dicoba.

Jeda dari layar bukan tentang menghindari dunia, melainkan memberi ruang untuk kembali menyentuh realitas yang selama ini tertutup notifikasi. Karena terkadang, yang kita butuhkan bukan informasi baru---tapi keheningan yang bisa memberi makna.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun