Kuseka keringat yang mengucur dipelipis. Pagi ini setelah mencuci pakaian dirumah bu RT dari sebahis shubuh bergegas aku pulang dulu menuju rumah. Disana putri kecilku menanti makan pagi yang belum aku siapkan karena persediaan habis.
Bayaran sebesar dua puluh lima ribu untuk mencuci dan mengosok pakaian aku genggam erat. Bergegas menuju warung nasi uduk,kupesan dua pincuk satu memakai telor satunya tidak.Anakku Nasha masih dalam usia pertumbuhan dan perkembangan harus banyak asupan gizi. Alhamdulillah sepagi ini sudah dapat dua puluh lima ribu cukup untuk membeli makan aku dan anakku sehari. Jika nanti aku mendapat uang dari mulung bisa aku gunakan untuk menambah tabungan demi sekolah anakku. cukup aku saja yang menjadi anggota Punk,anakku jangan.
"Assalamu allaiku,Nasha"
"Waalaikum salam"sahut Nasha lucu memakai mukena.
"Anak itu cantik sekali.udah mandi mau wangi.pagi-pagi kok pake mukena"
"Iya dong...nasha sholat dhuha,kata bu ustad biar rezeki ibu barokah?" mendengar ucapannya aku tertegun.Nasha mendoakan ibunya? Hatiku menghangat.
"Ayo kita makan nasi uduk bersama"
"Oke" diraihnya bungkusan nasi uduk dan mengandeng tanganku duduk dikursi lalu tangannya menengadah.
"Jangan lupa berdoa ibu, biar Allah memberkahi makanan kita"
"Ah..solekha nya anakku" kukerjap mataku yang memerah karena perkataan bidadari kecilku.
***