Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Parent’s Story: Cerita Seorang Ayah Dalam Upaya Mewujudkan Cita-cita Anaknya

11 September 2016   19:58 Diperbarui: 13 September 2016   21:39 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: palingetop.com

Tugas ayah sudah selesai, selanjutnya keputusan masa depan ada dipundakmu sendiri nak,…” kata-kata ini masih saya ingat betul sampai hari ini. Ucapan ini disampaikan ayah saat acara wisuda kelulusan sarjana S1 saya 10 tahun silam.

Sebagai orang tua, saya mengerti bahwa salah satu tugas besar yang menjadi tanggung jawab mereka adalah memberikan pendidikan terbaik bagi anaknya. Ini sepertinya diterjemahkan oleh ayah saya dengan memberi pendidikan dasar bagi anak-anaknya sampai tingkat sarjana. Saya mengamini prinsipnya, pendidikan adalah modal dasar dalam Mewujudkan Cita-cita Anak.

Satu hal yang saya pelajari dari beliau sejak kecil hingga lulus kuliah tersebut adalah betapa urusan pendidikan anaknya menjadi prioritas utama baginya. Saya tak menghitung berapa banyak biaya yang harus dikeluarkannya untuk urusan pendidikan kami, saya dan kakak perempuan saya. Tapi yakinlah ini bukan biaya yang sedikit. Namun, tak sedikit pun saya melihat beliau kelimpungan untuk urusan biaya pendidikan kami.

Yang saya tahu, sejak dahulu ayah saya disiplin ikut asuransi dari Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912. Seingat saya,  setiap tiga bulan sekali selalu ada agen asuransi yang datang ke rumah kami untuk mengambil premi asuransi. Saat itu saya tak begitu mengerti, hanya saja ibu bilang kalau mereka menabung untuk keperluan pendidikan kami.

Lambat laun, memori akan kehadiran agen asuransi Bumiputera tersebut sepertinya membekas dalam memori saya. Ini pelajaran penting bagi saya saat berkeluarga kini, bahwa pendidikan itu penting dan setali tiga uang saya juga harus mempersiapkan segala konsekuensi biayanya dengan cermat.

Asuransi Pendidikan, Bekal Penting Mewujudkan Cita-Cita Anak

Ketika berkeluarga dan memiliki anak, saya kemudian mengadopsi apa yang dilakukan ayah buat kami anak-anaknya: segala keperluan anak sedini mungkin, terutama persiapan dana pendidikan.

Iya, langkah pertama yang saya lakukan adalah segera membuka asuransi pendidikan anak. Selain belajar dari pengalaman, saya juga membaca beberapa referensi mengenai perencanaan keuangan. Sebuah buku dari Aidil Akbar, seorang financial planner, berjudul Easy Planning: Hidup Sejahtera Sekarang dan Nanti banyak membuka perspektif saya soal pentingnya berasuransi. Menurutnya, rata-rata biaya pendidikan akan naik 20 persen setiap tahunnya.

Perencanaan pendidikan juga sebaiknya memasukkan unsur biaya untuk kebutuhan ekstrakurikuler anak. Hitung punya hitung, kalau kita tidak punya perencanaan dana pendidikan, beban tiap tahunnya ternyata lumayan berat.  Dampaknya? Sedari anak saya masih bayi, saya sudah memutuskan untuk membuka asuransi pendidikan.

Mempersiapkan dana pendidikan sejak dini membuat kita lebih leluasa dalam menyiapkan dana pendidikan anak untuk Mewujudkan Cita-cita Anak kita dimasa depan.

Sumber Referensi Dalam Mewujudkan Cita-Cita Anak (Sumber: dokpri)
Sumber Referensi Dalam Mewujudkan Cita-Cita Anak (Sumber: dokpri)
Dampaknya kini telah saya rasakan. Saat ini anak saya telah duduk di kelas 3 Sekolah Dasar. Saya sengaja memasukkannya ke sekolah Islam Terpadu, dengan harapan akan mendapatkan pendidikan terbaik bukan hanya pendidikan umum, tetapi juga pendidikan agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun