Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mysteri Ruh Khayal (dan Pemikiran Negatif)

30 Agustus 2012   13:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:08 1416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bagaimana manusia biasanya mendefinisikan apa itu ‘khayal’ (?) biasanya manusia mendefinisikan ‘khayal’ sebagai : ‘segala suatu yang tidak ada dalam realitas - kenyataan’,jadi definisi ‘khayal’ berhubungan secara kausalistik  dengan definisi ‘realitas-kenyataan’,sehingga bila manusia beranggapan bahwa realitas-kenyataan adalah ‘segala suatu yang bisa tertangkap pengalaman dunia panca indera’ maka definisi ‘khayal’ akan berarti ‘segala suatu yang berhubungan dengan hal hal yang tidak bisa tertangkap pengalaman dunia indera’,atau ‘segala suatu yang ada di ruang yang tak bisa ditangkap pengalaman dunia indera’.tetapi betulkah definisi demikian (?) sebab bila definisi demikian yang dipakai maka deskripsi tentang dunia abstrak-gaib yang dideskripsikan agama akan menjadi seperti masuk ‘wilayah dunia khayal’.

Jadi untuk memahami definisi pengertian ‘khayal’ secara lebih luas maka kita pun mau tak mau harus mendefinisikan makna pengertian ‘realitas’ secara lebih luas.bila definisi pengertian ‘realitas’ menurut kacamata sudut pandang materialist adalah ‘segala suatu yang dunia panca indera bisa menangkapnya’, maka definisi ‘realitas’ menurut Tuhan adalah : ‘segala suatu yang ada-nyata atau terjadi’ dimana realitas itu terdiri dari dua sisi antara yang lahiriah dan yang gaib-abstrak .dan untuk menegakkan essensi serta konstruksi dari realitas yang diciptakan itu agar difahami sebagai suatu yang tetap atau sebagai ‘kebenaran’ yang ditetapkan maka Tuhan melekatkan pengertian ‘hakiki’ terhadap ‘realitas’ itu sehingga bisa kita maknai sebagai ‘realitas yang bersifat hakiki’ artinya realitas yang telah diciptakan Tuhan secara hakiki sehingga tak bisa diubah lagi oleh manusia.sebagai contoh realitas hakiki yang telah diciptakan Tuhan dan menjadi konstruksi dari kebenaran agama Ilahiah adalah konstruksi hukum kehidupan yang bersifat  dualistik yang mengkonsep kehidupan semesta dalam prinsip dualism yang mudah ditangkap oleh logika akal manusia sebagai penangkapnya.

Dan ‘khayal’ bisa menjadi ‘musuh besar’ atau ‘perintang utama’  terhadap pemahaman akan adanya realitas yang bersifat hakiki seperti konstruksi hukum kehidupan itu sebab  definisi ‘khayal’ bila kita ukurkan kepada definisi ‘realitas’ menurut Tuhan bisa menjadi : ‘pandangan yang selalu ingin ‘lari’ atau menghindar dari realitas yg telah Tuhan ciptakan sebagai realitas yang bersifat  hakiki.bila realitas hakiki yg diciptakan Tuhan untuk menjadi ketetapan adalah hal hal yg bersifat mendasar yg menjadi inti dari ajaran agama spt adanya konsep hukum kehidupan termasuk didalamnya realitas adanya alam akhirat – pengadilan Tuhan terhadap manusia-adanya sorga dan neraka maka definisi ‘khayal’ dalam agama adalah : sesuatu atau pandangan atau ‘kekuatan’ yang membawa atau membuat manusia ‘lupa’ atau lalai kepada adanya realitas hal yg bersifat hakiki itu.

Misal : kehidupan dunia yg gemerlap membuat manusia terbawa ke dunia khayal sehingga lupa kepada ‘realitas’ hakiki realitas yg sebenarnya yaitu realitas adanya akhirat.

Sehingga makna pengertian yang sebenarnya dari ‘khayal’ adalah  : ‘sesuatu yang membuat manusia lupa atau berpaling dari realitas hakiki yang telah Tuhan ciptakan’.

Jadi makna definisi-pengertian ‘khayal’ versi Tuhan berbeda jauh dengan definisi ‘khayal’ versi sudut pandang materialistik  yang hanya melekatkan ‘khayal’ dengan dunia yang tak nampak mata,sehingga  definisi pengertian ‘khayal’ versi Tuhan memiliki makna-pengertian yang jauh lebih luas dan mendalam.

Mengapa saya harus memperluas definisi pengertian ‘khayal’ (?) sebab saya akan berceritera tentang satu sosok makhluk yang diberi kewenangan dan keleluasaan oleh Tuhan untuk keluar masuk ke dalam jiwa manusia yang memberi manusia beragam  ide dan gambaran khayali.

Apa yang saitan bawa kedalam jiwa manusia sehingga manusia bisa ‘lupa’ kepada adanya realitas hakiki yang telah Tuhan pastikan sebagai ketetapan hakiki (?) yang jelas saitan pasti bukan suara nurani kita bukan juga suara akal kita bukan pula ilham ilham yg memberi ide ide yang baik dan benar  jadi ia mewakili apa atau hadir sebagai apa dalam jiwa manusia (?) nah saya memilih ‘khayal’ sebagai cara ilmiah untuk menjelaskan dan menggambarkan eksistensi saitan dalam jiwa manusia.

Walau saya tidak serta merta mendefinisikan tiap khayal sebagai = saitan dan saitan = seluruh khayal,sebab dunia abstrak tak bisa kita rumuskan secara kaku,karena itu untuk memahami dunia abstrak kita harus memakai cara berfikir non logic yang tidak hitam-putih yaitu cara berfikir hati yang disebut ‘pengertian’ sehingga secara simpel katakanlah saitan hadir dalam jiwa manusia membawa beragam gambar ‘khayali’ yang membuat manusia menjadi lupa kepada realitas yang sebenarnya yang bersifat hakiki.

Dan mengapa saya menyertakan kata ‘ruh’ didepan khayal’ sehingga menjadi ‘ruh khayal ‘(?) sebab saya meyakini bahwa khayal sebenarnya bukanlah sesuatu yang melekat begitu saja dalam jiwa manusia sebagai bawaan semenjak lahir atau bagian dari jiwa manusia yang asli tapi ia dibawa oleh makhluk hidup yang memiliki ruh dan kehendak yang berbeda dengan manusia ,artinya ruh nya berbeda dengan ruh manusia demikian pula kehendak nya berbeda dengan  manusia. jadi dalam jiwa manusia sebenarnya ada dua pribadi,dua entitas yang sebagian besar umat manusia diatas muka bumi ini justru tidak menyadarinya.

Artinya disini saya ingin melukiskan saitan sebagai sesuatu yang berasal dari luar jiwa manusia yang masuk kedalam jiwa manusia dalam wujud ruh khayal.dan saya ingin menggambarkan bahwa khayal khayal yang ada pada diri manusia yang membawa berbagai dampak negative itu bukan sesuatu yang tiba tiba muncul begitu saja dalam jiwa manusia melainkan sebagai suatu yang datang dari makhluk tertentu yang digambarkan dalam kitab suci sebagai ‘saitan’,atau suatu yang berhubungan dengan eksistensi suatu makhluk tertentu.

Dan gambaran khayal yang (yang negatif) yang masuk - merasuk ke dalam jiwa manusia itu  ber aneka macam ragam baik jenisnya maupun efek yang ditimbulkannya terhadap jiwa manusia : ada khayal yang menimbulkan efek rasa nikmat,ada khayal yang menimbulkan efek rasa takut,ada khayal yang menimbulkan efek rasa takut dan kuatir dan gelisah,dlsb. tapi pada prinsipnya khayal yang berasal dari saitan berarti khayal yang membuat manusia lupa pada (mengingat-bersandar pada-berlindung pada) Tuhan dan pada realitas yang bersifat hakiki yang telah Tuhan tentukan sebagai kepastian yang akan berlaku bagi manusia : alam akhirat-hari perhitungan.bahkan sebagai contoh misal saking kuatnya khayal bendawi-duniawi yang menimbulkan baik efek rasa nikmat maupun efek rasa gelisah (takut miskin dlsb.) membuat tidak sedikit manusia seperti yang malah 'lupa' seolah ia akan hidup terus dialam dunia.

Khayal juga ada yang sampai merusak fungsi unsur jiwa seperti (fungsi ) hati nurani maupun akal,sehingga tidak sedikit seorang yang terlalu dikuasai khayal kebendaan membuat ia kehilangan hati nuraninya sehingga menjadi seorang yang kurang memiliki rasa empati terhadap penderitaan orang lain,ada khayal yang merusak fungsi akal seperti khayalan yang berlebihan-over dosis tanpa menggunakan kontrol akal membuat tidak sedikit manusia yang mengalami gangguan kejiwaan hingga puncaknya adalah mengalami ke gila an.

Begitu pula khayal-khayal yang merusak moral mudah kita temukan dimana mana,misal khayal khayal perihal  'kenikmatan seksual' yang berlebihan membuat ada manusia yang mengalami semacam kecanduan yang menjerumuskannya kepada membuat atau kesukaan melihat beraneka macam ragam gambar gambar khayali yang erotis sebagaimana yang biasa kita lihat di film-film tertentu.

Dunia khayal adalah suatu yang membawa manusia kepada kondisi (persepsi) yang serba bias-serba seolah-olah,misal : seolah olah 'merasa diri hebat',seolah olah hidup didunia ini akan selamanya,seolah olah harta benda itu pasti menjamin kebahagiaan,dlsb.artinya khayal bisa 'menyetting' cara berfikir manusia.

Dan bagaimana adanya zat zat adictive tertentu yang bila dikonsumsi bisa menimbulkan efek timbulnya khayal yang membawa manusia pada suatu 'dunia' yang seperti penuh 'kenikmatan' semakin memperkuat bukti-dugaan bahwa khayal negatif adalah suatu yang berasal dari luar jiwa yang dibawa oleh makhluk tertentu yang memiliki ruh sebagaimana yang dimaksud oleh kitab suci.

Pengajaran seperti ini (hubungan antara ruh khayal dengan saitan dengan 'lupa' kepada hakikat realitas) tentu tak akan terdapat dalam buku buku pelajaran ilmu jiwa (yang berkarakter materialistik) khususnya yang datang dari ‘dunia barat’ sebab ada sebagian  ahli jiwa disana beranggapan bahwa bahasan tentang ‘saitan’ adalah bahasan yang ‘tidak ilmiah’ sehingga bahasan tentang ‘saitan’ itu memang tak ada dalam buku buku ilmu jiwa tertentu, dan inilah yang mungkin membuat para saitan mungkin ‘merasa terlindungi’ sebab identitas dan segala kegiatannya menjadi  tidak terdeteksi oleh manusia,sehingga bayangkan reaksi saitan dengan tulisan seperti ini.

Artinya ilmu jiwa (yg materialistik) tidak memisahkan khayal khayal yang bersifat negative sekalipun dengan jiwa manusia atau tidak menganggap khayal sebagai suatu yang berasal dari luar jiwa yang masuk kedalam jiwa manusia ,sebab itu dengan menggunakan kerangka teori ilmu jiwa (buatan manusia) kita akan sulit memahami  keberadaan serta cara kerja sang iblis-saitan karena saitan tidak akan menjadi terdeteksi keberadaan dan eksistensinya.

Tapi akibat menolak eksistensi  saitan itu pula yang membuat sebagian  ahli jiwa (yg berpandangan materialistik) sering terbentur pada mengalami kesulitan argumentasi ketika menemukan serta harus menjelaskan berbagai fenomena kejiwaan tertentu yang sulit diterangkan oleh teori ilmu jiwa manapun yang bersifat materialistik.misal  : terjadinya kasus orang yang kesurupan lalu dengan bacaan tertentu ajaib bisa sembuh, atau orang yang kesurupan yang bisa mengatakan sesuatu secara tepat padahal orang yang kesurupan itu pada saat ia sadar tidak mengetahuinya sama sekali (dan tolong carikan data-fakta fenomena seperti ini dari seluruh dunia biar siapapun yang menolak esksistensi keberadaan saitan itu kebingungan sendirian/sebab saya tidak mau ikut terbawa bingung).

Dan yang paling fenomenal adalah  pada kasus kesurupan massal yang sangat sering terjadi dimana mana, dimana sebagian psikolog-psikiater (tertentu-yg berpandangan materialist) mungkin tak ada yang berani mengatakan bahwa ada peran makhluk gaib dalam peristiwa itu sebab tentu mereka tidak mau kalau dibilang ‘keluar dari metodologi ilmu jiwa’ tertentu (yg materialistik),mereka paling hanya sebatas bisa mengatakan bahwa peristiwa itu hanyalah sebuah ‘fenomena kejiwaan’ akibat ‘kelelahan mental’ dlsb.sebuah penjelasan yang menurut saya justru sulit difahami sebagai ‘ilmiah’ karena argumentasinya nampak sulit difahami oleh rasio.coba saja fikir bagaimana bisa sekelompok siswa sekolah mengalami problem kejiwaan yang sama dalam waktu yang sama dan lalu kemudian sama sama kesurupan (!) sehingga penjelasan sebagian  ahli jiwa (yg berpandangan materialistik itu) yang bisa dikatakan tidak rasional,sebaliknya penjelasang sang agamawan yang mengatakan ada peran makhluk gaib yang masuk ke dalam jiwa manusia justru sangat rasional,sebab lebih bisa diterima oleh logika akal sehat.(coba saja timang timang sendiri bagi siapapun yang masih bisa menggunakan logika akalnya,kata siapa agama itu ‘irrasional’).

Secara pribadi saya dan mungkin anda teramat sering mengalami keadaan yang tanpa sadar telah masuk ke ruang khayal yang terlalu jauh dan terlalu dalam,khayalan khayalan yang membuat jiwa diliputi ketakutan-kegelisahan,ketegangan lalu saya berucap : ‘Astagfirullahal adziem’ dan kalimat kalimat lain yang diajarkan oleh agama,lalu tiba tiba pengaruh dari khayal itu berkurang…berkurang dan kemudian ‘lenyap’ entah kemana dan kemudian diwaktu lain pada kasus yang lain ia datang kembali dalam bentuk khayal  dan ‘ide’ yang lain lagi…artinya khayal bisa berganti ganti dan rupa berganti ganti ide,itu mungkin tangkapan ‘mata hati’ yang bisa menjadi ‘bukti ilmiah’ bagi orang yang beranggapan bahwa dunia abstrak adalah bagian dari konstruksi ilmu pengetahuan secara keseluruhan.

Dan mengapa suatu saat dalam al hadits disebut bahwa saitan yang menggoda manusia itu ‘ada 40’ apa maksudnya (?) sayapun masih mencoba  merekonstruksinya secara ilmiah,sebab ruh khayal itu datang dalam berbagai gambaran khayal yang berubah ubah yang berwarna warni disesuaikan dengan ‘kebutuhan’ ‘sang pasien’ yang akan dirasukinya, dan ruh khayal itu memiliki sense - pertimbangan sehingga ia bisa mengetahui khayal yang bagaimana yang cocok untuk karakter orang tertentu,sebagai contoh untuk kelas orang yang berilmu sangat mungkin ruh khayal yang masuk kedalamnya memiliki kualitas yang ‘high’-‘elegant’ yang tidak biasa diberikan kepada orang awam yang mudah ‘telap’ bahkan oleh khayal kelas ecek ecek .

Jadi bagi sebagian orang yang tidak percaya saitan mereka melekatkan khayal yang negatif  dengan atau sebagai bagian dari jiwa manusia sehingga ia merasa tak perlu melakukan sesuatu yang bersifat ritual untuk mengusirnya, tapi bagi yang mempercayai keberadaan saitan maka khayal negative itu dianggap sebagai sesuatu yang keluar masuk dalam jiwa yang dibawa oleh makhluk tertentu sehingga ia melakukan ritual bacaan tertentu untuk mengusirnya.itulah perbedaan mendasar manusia dalam menyikapi problematika seputar ‘saitan’.

Lalu sebagaimana digambarkan oleh kitab suci mengapa dialam kubur – di alam akhirat tiba tiba manusia menjadi seperti bisa langsung mudah menyadari kesalahannya - mudah menerima kebenaran dan mudah menyesali perbuatannya,padahal ketika hidup didunia semua itu adalah suatu yang sangat sulit untuk terjadi (?) ya karena pada saat itu manusia memang sudah dipisahkan dengan ruh khayal yang didunia biasa mendampinginya, artinya Tuhan sudah tidak member izin kepada saitan untuk menggoda manusia di alam akhirat dan saitan juga tidak akan mau lagi menggoda manusia disana sebab mungkin kata setan : ‘saya juga punya fikiran’ artinya ia juga berfikir : ‘buat apa melakukan suatu yang tidak ada manfaatnya  sama sekali’.

Dan mengapa di sorga tidak ada potensi bagi manusia untuk berbuat jahat dan tak akan muncul potensi lahirnya beragai kejahatan dan kebatilan (?) sebab saitan tidak akan diberi izin mendampingi manusia di sorga artinya di sorga ruh khayal itu sudah dipisahkan dengan manusia,sehingga di sorga tak akan ada khayal khayal yang menggoda dan merangsang nafsu untuk berbuat negatif .

Lalu (dengan penggambaran saitan sebagai ‘ruh khayal’ ini) mungkin kemudian ada banyak orang yang akan protes keras karena ‘dunia khayal’ adalah ladang kehidupannya seperti para pencipta lagu-pelukis atau seniman  yang merasa ‘terusik’ dengan opini seperti ini maka sekali lagi saya ingatkan bahwa saya sama sekali tidak meng identikan khayal = saitan tetapi saitan itu masuk merasuk kedalam jiwa manusia dalam bentuk khayal.sebab itu tulisan ini juga menjadi semacam warning  bagi para seniman agar dalam berkreasi harus mulai pilih pilih ‘ide’ jangan sembarang mengembat ide tertentu karena hanya karena ia dianggap menarik-‘indah’-menyenangkan-sensasional dlsb. sebab siapa tahu itu justru ide yang datang dari……...(yang negative)......sebagai contoh nyata nih :  bila dalam kepala seorang pelukis muncul ide yang ‘menggelitik hatinya’ dan menyentuh rasa ‘keindahannya’ untuk melukis gambar wanita telanjang yang seronok maka berfikirlah bahwa mungkin itu sebenarnya bukan ide yang datang dari dari malaikat tapi mungkin dari………….(yang negative).....(maaf bila kurang sopan-untuk penggambaran saja).

Nah sekarang apa hubungan antara ruh khayal dengan pemikiran negative (wah bahasannya bisa sangat panjaaaaang sekali),singkatnya : bila khayal itu ibarat ular maka pemikiran negative adalah ‘bisa’nya,apa yang ada dalam khayal itu ‘dijelaskan secara ilmiah’ atau diperkuat atau direalisasikan melalui ‘pemikiran negatif’ sebagai jalannya.kita ambil contoh : saitan memiliki ide tertentu nah ide itu gambaran kasarnya digambarkan dalam khayal dan setelah manusia memperlihatkan ketertarikan maka bagaimana merealisasikan ide itu diperinci - diperjelas dalam ‘pemikiran negative,sehingga jadilah ruh khayal + pemikiran negative adalah suatu ‘paket’ atau ide besar sang saitan.

Kemana ide besar itu akan ditawarkan (?) yang jelas saitan tidak akan menawarkan ide nya itu kepada hati nurani sebab hati nurani itu adalah tempat Tuhan bersemayam dalam jiwa manusia tempat Tuhan membisikkan suara hatiNya-ide idenya sebab itu saitan tahu diri,lalu kepada akal (?) tidak juga sebab akal itu tak memiliki keingingan eksistensialistik ia cuma alat artinya ia netral,nah yang biasa menerima ide ide besar (ide ide yang siap pakai) maupun ide ‘mentah’ dari sang saitan adalah rasa perasaan nafsu manusia, sehingga ujungnya terjadilah kolaborasi antara rasa perasaan nafsu dengan ruh khayal + pemikiran negative dimana kolaborasi antara ketiganya itulah yang sering melahirkan apa yang oleh agama disebut sebagai dosa atau kemaksiatan atau kebatilan.

Misal : khayal merayu rasa perasaan nafsu dengan harta -tahta dan wanita dengan beragam gambar-gambar khayal yang indah-menyenangkan-memberi kenikmatan, kemudian rasa perasaan nafsu itu terpana sehingga ‘bernafsu’ untuk meraihnya, kemudian setelah ada respon nafsu maka rencana itu dibingkai serta diperkuat oleh ‘pemikiran negatif’ sehingga menjadi ‘paket yang siap pakai’.

Coba saja anda lihat tidak sedikit didunia ini isme isme tertentu yang isinya justru pembenaran atau memberi legalitas terhadap sikap-perilaku negative manusia sehingga manusia seolah tidak merasa ‘bersalah’ apalagi 'berdosa' karena telah ‘dibenarkan’ oleh isme tertentu, misal  faham liberalisme tertentu ada yang seperti 'membenar kan' perilaku perilaku yang tidak baik, faham humanisme (tertentu) ada yang seolah 'membenarkan' keinginan manusia yang serba ingin bebas tanpa batas,dan bayangkan brutalitas para serdadu NAZI dan simpatisannya yang merasa bahwa khayalan yang hidup dalam rasa perasaan nafsunya sebagai 'ras tertinggi' adalah suatu 'yang benar '  karena khayal yang hidup dalam perasaan nafsunya itu dibingkai atau 'dibenarkan' oleh faham national sozialisme ala Hitler,kemudian bagaimana pemikiran pemikiran Nietzhe membungkus khayal 'manusia superior'nya, dan teramat banyak lagi contoh yang lainnya lagi silahkan saja dicari.

Sehingga kecenderungan pemikiran negatif manusia adalah membungkus serta merealisasikan khayalan yang menguasai perasaan nafsunya.dan sebab ‘isme’ adalah suatu yang lahir dari pemikiran bebas manusia yang bisa serba mungkin jatuh kepada salah,jadi siapa tahu mungkin ada isme (tertentu ) yang landasannya adalah khayalan tertentu manusia.jadi apa hubungan antara isme tertentu yang bertujuan negatif dengan misi dan eksistensi........ ............'ketidak baikan'.......  didunia ini mungkin menjadi suatu mysteri tersendiri yang   kebenaran soal ini mungkin harus dibahas secara tersendiri,walau semua tentu harus didahului oleh prasangka baik sebab tidak semua pengertian  'isme' berkonotasi negatif bahkan tidak sedikit yang positif.

Mohon maaf jangan ada fihak yang tersinggung sebab semua ini rabaan manusia yang serba tidak maha tahu….silahkan dibantah bila apa yang ditulis disini keliru.sekali lagi mohon maaf….tapi mudah mudahan tulisan ini memperkaya khasanah keilmuan kita.terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun