Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ini,grand konstruksi kebenaran (2)

19 Januari 2015   18:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:49 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1421640068598311472

[caption id="attachment_391718" align="aligncenter" width="300" caption="semuacoretan.wordpress.com"][/caption]

.....

Upaya menemukan satu titik

Fakta-kebenaran empirik adalah suatu bentuk kebenaran yang berada pada lapisan paling luar dalam arti yang paling mudah didapatkan bahkan tanpa memerlukan olah fikir yang mendalam sekalipun,cukup anda baca koran-lihat televisi-buka internet maka anda akan menemukan beragam bentuk fakta empirik yang melimpah ruah, diantaranya dalam bentuk berita atau informasi dari seantero dunia,demikian pula apabila kita menelusuri dunia sains maka kita akan menemukan beragam fakta empirik (bukan hipotesa) yang telah ditemukan oleh para saintis.belum lagi beragam fakta empirik yang kita temukan melalui pengalaman hidup kita sehari hari

Nah jadilah isi kepala kita gudang memory untuk menyimpan beragam pengetahuan tentang fakta empirik yang beraneka warna-beraneka jenis-plural.ini saya analogikan ibarat bahan mentah yang melimpah ruah yang masuk ke mekanisme mesin pabrik yang lalu kemudian siap untuk di proses secara mekanis. pertanyaannya : apakah semua pengetahuan tentang fakta-kebenaran empiris dalam memory kita itu sudah dalam keadaan terorganisir-terstruktur .. tentu saja tidak, memerlukan peralatan berfikir tersendiri untuk dapat mengorganisir semua fakta-kebenaran empirik yang terserak secara acak itu,dan alat itu adalah AKAL,sebuah peralatan berfikir yang abstrak.dimana akal akan mengorganisir semua pengetahuan yang terserak- acak itu sehingga lalu menghasilkan konsep konsep yang terpadu.setelah akal kita gunakan untuk memproses pengetahuan yang terserak maka tersimpanlah dalam memory kita beragam konsep demi konsep.

Tetapi apakah proses berfikir-mencari kebenaran telah selesai hanya sampai ke taraf itu (?) ..belum,bisa dikatakan sampai ke taraf pemahaman konsep-konsep ibarat baru 'setengah jadi.analoginya,ibarat mekanisme mesin fabrik dimana untuk mengolah bahan baku yang seabreg abreg untuk menjadi bahan jadi yang siap pakai memerlukan proses mekanis yang berantai.demikian, proses berfikir-mencari kebenaran yang berawal dari persepsi inderawi terhadap fakta empirik yang melimpah ruah setelah diproses oleh akal menjadi organisasi konsep konsep maka tahap terakhir dari semua proses itu ada pada hati,nah.sehingga fungsi hati dalam berfikir adalah memuarakan semua konsep konsep itu menjadi pengertian pengertian yang bersifat essensial,dimana essensi dari semuanya itu tersimpan dalam hati dalam wujud 'keyakinan'.itulah struktur berfikir mulai dari penangkapan melalui persepsi inderawi hingga ke taraf yakin.sehingga 'yakin' itu kalau dianalogikan kepada proses mekanisme mesin pabrik itu ibarat 'bahan jadi' yang telah siap pakai

Sebuah pertanyaan sangat penting bagi kita adalah; Ketika manusia menggumuli sains-filsafat apakah manusia akan dapat sampai kepada memahami essensi-hakikat dari segala suatu atau baru hanya akan menemukan beragam potongan pengetahuan serta konsep konsep yang terserak (?) ...nah bila kita berfikir ke arah itu maka kita akan menemukan kaitan yang bersifat struktural antara sains-filsafat-agama sebagaimana kaitan struktural antara dunia inderawi-akal-hati sebagaimana yang saya lukiskan diatas

Nah dalam agama ada konsep-konsep ilmu yang berfungsi memberi sentuhan akhir kepada seluruh pengetahuan yang telah manusia temukan secara acak-terserak,'ilmu hakikat' memuarakan keseluruhan yang beraneka ragam itu pada 'yang satu-yang hakiki' yang hanya mungkin ada pada Tuhan yang satu (sehingga tidak ditafsirkan meleber kesana kemari mengikuti sudut pandang orang per orang,isme per isme) dan ilmu hikmat memberitahu rahasia makna terdalam dari segala suatu yang ada-terjadi yang pada awal mulanya secara melimpah ditangkap melalui persepsi inderawi itu.

fungsi ilmu-hakikat-ilmu hikmat yang konsepnya kita temukan dalam agama adalah untuk memuarakan semua fakta empirik yan  terserak (termasuk dalam sains) dan konsep konsep (termasuk dalam dunia filsafat) kedalam sesuatu yang bersifat essensial-hakiki,tanpa dimuarakan kedalam konsep Ilahiah walau bagaimanapun apa yang manusia temukan dalam sains-filsafat misal hanya akan menjadi pengetahuan yang terkotak kotak-parsialistik tanpa difahami essensi- hakikat terdalamnya.tanpa dimuarakan kepada hakikat-hikmat Ilahi maka semua pengetahuan yang telah manusia peroleh biasanya akan lari atau dilarikan kepada beragam bentuk pemikiran bebas spekulatif manusia yang lalu melahirkan beragam mazhab pemikiran-isme atau ideologi tertentu.secara prinsipil fungsi agama adalah memuarakan semua yang manusia temukan pada 'kacamata sudut pandang atau pengertian Ilahiah'dimana di sisi lain sebagaimana kita tahu ada yang memuarakannya pada 'kacamata sudut pandang manusia' yang melahirkan beragam isme-ideologi

Sebab itu keliru apabila ada yang beranggapan bahwa kebenaran tertinggi terletak pada 'kebenaran empirik' atau 'kebenaran logic' sebab semua itu ibarat bahan mentah yang masih terserak atau baru bahan setengah jadi belum menjadi 'bahan jadi'(bila kebenaran tertinggi kita analogikan sebagai 'bahan jadi)

Sampai ke tahap ini apakah anda sudah dapat menangkap sebuah 'grand konstruksi' (?) .... yang jelas konsep ini akan difahami hanya oleh orang orang yang menggunakan peralatan abstrak (akal-nurani) nya dalam berfikir,dan tak akan pernah dapat difahami oleh orang orang yang menjadikan dunia empirik sebagai parameter dan muara terakhir kebenaran (kaum materialist)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun