Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kapan Descartes "Ada"

8 September 2025   19:39 Diperbarui: 8 September 2025   19:39 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, bila realitas disandarkan semata-mata pada kesadaran atau pengalaman manusia, maka logika sederhana dapat membantahnya.

Misalnya: Jika realitas bergantung pada kesadaran, maka planet-planet baru ada setelah manusia menemukannya.
Lalu,seorang manusia baru "ada" setelah ia menyadari keberadaannya. Jelas ini tidak masuk akal.

Mereka yang berpegang pada prinsip bahwa "realitas adalah sesuatu yang sudah masuk ke dalam kesadaran manusia" pada dasarnya mengabaikan kenyataan yang lebih mendasar-bersifat hakiki. Jika kesadaran dijadikan ukuran tunggal, maka sebelum seseorang sadar, ia harus dianggap "tidak ada". Maka bayi, balita, atau janin akan disebut "gentayangan", belum masuk kategori realitas.

Karena itu, fondasi kesadaran semata sebagai acuan realitas sangat rapuh. Untuk memahami realitas, kita memerlukan logika sebagai pendamping kesadaran.Logika biasa bermain di wilayah yang diluar pengalaman inderawi -walau materialist biasa membully sebagai "berkhayal"-Mereka tak faham makna akal dan logika

.....

LOGIKA  DAN ONTOLOGI

Apakah logika sepenuhnya bergantung pada pengalaman atau kesadaran manusia? Tidak. Logika justru sering bekerja di luar pengalaman langsung.
Contoh paling jelas adalah dalam filsafat:
Ontologi membicarakan hakikat sesuatu, bukan semata pengalaman.Hakikat tidak ditemukan melalui pengalaman empiris, melainkan melalui penalaran logis.

Demikian pula dalam ranah ilmu pengetahuan: banyak konsep lahir dari konstruksi rasional-logis, bukan dari pengalaman langsung. Unsur pengalaman sangat terbatas; bila ilmu disandarkan hanya pada pengalaman, maka pengetahuan manusia akan menjadi sangat sempit.

PENUTUP-INTISARI

Persoalan tentang "kapan Descartes ada" membawa kita pada pemahaman yang lebih luas: Ada hakiki selalu lebih dahulu daripada kesadaran akan Ada. Realitas tidak bisa direduksi semata ke dalam kesadaran manusia.

Kesadaran memang penting, tetapi ia bukan dan tak bisa menjadi fondasi tunggal. Logika dan ontologi diperlukan agar kita bisa memahami realitas secara lebih utuh-bukan hanya fenomena yang hadir di hadapan manusia, tetapi juga keberadaan yang berdiri sendiri, lepas dari pengalaman kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun