Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Memainkan logika murni dalam sains

23 Maret 2025   17:53 Diperbarui: 23 Maret 2025   17:53 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images ; IAIN Kudus

Bagaimana bisa prinsip ketakpastian kuantum yang kadang di kaitkan dengan sifat acak-probabilistik membentuk kepastian kepastian di dunia nyata bila contohnya sulit bahkan mustahil ada di dunia nyata ?

Ini semua persoalan yang mulai mengarahkan kita pada diksi atau wacana tentang "logika murni"-logika yang prinsip maupun strukturnya sudah berbeda dengan logika saintifik

Memang ada konsep fisika yang menjelaskan mengapa dari suatu yang nampak tak pasti bisa muncul kepastian,misal dekohesi kuantum,hukum bilangan besar dan kausalitas emergen,Tapi apakah prinsip prinsip  tersebut masih dapat dimainkan misal ketika persoalan sudah melebar ke persoalan metafisika yang lebih jauh yang sudah memainkan logika murni ?

KETIKA LOGIKA MURNI MULAI BERMAIN

Dari semua uraian diatas maka semua berujung pada konstruksi pemahaman yang  lebih merupakan berdasar "logika murni".Atau dengan kata lain; Sudah mengerucut pada hal hal yang sifatnya filosofis

Demikian pula bila kita melibatkan logika murni yang sifatnya filosofis untuk menyusun pertanyaan pertanyaan yang sudah diluar batas kemampuan logika santifik atau hukum fisika menjawabnya maka akan banyak celah dan pintu gerbang menuju ruang metafisika termasuk yang selama ini orang anggap gof of the gap,Tapi itu tentu khusus untuk orang yang percaya akan otoritas akal dalam membentuk kebenaran,Bagi yang filosofinya materialisme-positivisme biasanya mereka tidak berjalan sejauh itu

Logika murni bila dimainkan dalam sains bisa membuat simpulan simpulan akhir yang sifatnya filosofis (tapi masih terkait sains).Tapi sebagai manusia yang dikaruniai akal kita membutuhkannya. Karena pada prinsipnya sebagai manusia kita tak cukup dijejali pengetahuan pengetahuan empirik,Kita juga memerlukan pemahaman akali-Dan itupun bagian dari hasrat manusia terhadap ilmu pengetahuan

Sains yang kita kenali secara umum- akademik saat ini lebih merupakan konstruksi realitas fisika hasil pengembangan budaya ilmiah yang didominasi "barat", Kekuatannya terletak pada analisa analisa fisika tapi kelemahannya kurang mengakomodasi peran serta gagasan logika "murni" seperti yang kita kenal dalam filsafat

Logika murni memang beda dengan logika material (logika saintifik) yang sandarannya mekanisme sebab akibat material,Dalam logika murni kita bisa mempermasalahkan apapun diluar dunia materi dan diluar sebab akibat material.Contoh pertanyaan ; Ada apa sebelum proses penciptaan alam terjadi ? Ada apa sebelum alam semesta Ada ? Itu lebih merupakan pertanyaan logika murni ketimbang logika sains.Dan jawabannya pun akan cenderung kembali ke logika murni ketimbang memperoleh respon ilmiah dalam sains

Demikian pula misal soal inteligent design  itupun persoalan logika murni-bukan sesuatu yang bisa di analisa dan diselesaikan berdasar logika saintifik

Masalahnya ;
Bila sains tidak bisa komplit menjelaskan konstruksi kebenaran terkait alam (secara keseluruhan) maka bolehkah logika murni ini terlibat atau dilibatkan ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun