Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mencari dasar realitas ; metafisika vs teori kuantum

16 Februari 2025   21:30 Diperbarui: 16 Februari 2025   21:30 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images ;  philo sophia initiative foundation


MENCARI DASAR REALITAS ; ANTARA PENJELASAN METAFISIS VS TEORI KUANTUM

"Kita tidak boleh menipu diri sendiri dengan salah mengira dunia sebagaimana yang kita alami sebagai dunia sebagaimana adanya."

Pernyataan Sean carrol diatas menyiratkan bahwa persfective kuantum melihat realitas secara berbeda sehingga apapun yang biasa kita alami secara fisik dengan dunia indera di dunia nyata dianggap "bukan realitas sesungguhnya"

Bagaimana dengan persfective agama wahyu yang juga mengajarkan hal sama bahwa realitas nampak bukanlah hakikat kenyataan sesungguhnya ?

Dua pandangan yang seperti menginterpretasikan hal yang sama, Tapi dua pandangan ini ; agama dan persfective kuantum sebenarnya sudah beda arah,maksud serta tujuan.Dalam pandangan agama hakikat realitas atau realitas terdalam ada pada hal metafisik sedang persfective kuantum tentu tidak meloncat ke interpretasi metafisik karena masih berkutat di level materi hanya saja sudah berbeda dengan dunia materi yang biasa di gumuli fisika klasik

Lal bagaimana kita harus memahami "realitas sesungguhnya" apabila interpretasi sains dan agama di level "hakikat" berbeda ? Mana yang mesti kita pilih ?

Mana yang memiliki penjelasan lebih lengkap perihal realitas bila kelengkapan menjadi syarat ilmiah,Tentu saja kelengkapan disini bukan berarti mesti empiris tapi minimal dapat difahami oleh cara berpikir logika akal manusia.Karena teori kuantum pun yang dianggap dasar dari realitas materi tidak bisa memberikannya

Penjelasan metafisis agama itu ibarat menjelaskan isi pikiran dibalik perbuatan lahiriah manusia yang dapat diamati secara indera.Misal seseorang melakukan perbuatan maksiat maka hakikat dari perbuatannya disebut agama sebagai perbuatan mengikuti nafsu yang lepas dari kontrol iman atau akal budi.Dan agama sudah biasa memberi penjelasan hakikat perilaku baik yang baik atau yang buruk

Nah,bisakah teori kuantum memberi penjelasan lengkap atas beragam bentuk perbuatan lahiriah manusia yang secara kesadaran pikiran mudah kita jelaskan dalam bahasa keseharian ?

Apa penjelasan kuantum misal atas perbuatan yang dinilai baik atau buruk ? Seperti tidak ada relevansinya sama sekali.Padahal materialist berteori bahwa pikiran adalah produk materi karena tak percaya adanya unsur immaterial,Tapi perbuatan manusia tak bisa dijelaskan secara ilmu materi termasuk bila memakai teori kuantum

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun