Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Manusia sebagai "Binatang Berakal" adalah Rumusan Filosofis Kaum Evolusionist

22 Maret 2020   06:19 Diperbarui: 22 Maret 2020   06:24 2710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images : alazabut.blogspot.com

Oleh sebagian fihak manusia disebut sebagai 'hewan yang berakal' itu sebenarnya bukan sebuah bukti atau rumusan empiris,tak ada eksperimen laboratorium atas manusia yang hasilnya lalu merumuskan bahwa manusia adalah sejenis hewan ber akal

Jadi istilah 'hewan berakal' yang pernah mencuat dari dunia sains itu cuma tafsiran filosofis sebagian saintis atau failosof.manusia di tafsir sebagai hewan berakal' biasanya berdasar cara pandang evolusionistik.bahwa mereka dianggap berasal dari rumpun yang sama dengan hewan

Tetapi pandangan Tuhan sang pencipta lain dengan pandangan evolusionis,dalam kitab suci dijelaskan bahwa manusia bukan makhluk level binatang bahkan ia dikategorikan makhluk yang memiliki keistimewaan yang bahkan tidak di miliki para malaikat,mengapa ?

Karena pertama,diciptakan secara khusus dan terpisah dengan penciptaan hewan maupun malaikat,kedua,diberi perangkat spiritual yang tidak dimiliki baik oleh hewan maupun malaikat yaitu akal Budi dan ketiga diberi misi khusus yang tidak diberikan kepada binatang maupun malaikat

Sedang yang menyamakan manusia dengan binatang adalah keduanya sama sama diberi atau memiliki unsur hawa nafsu.bahkan manusia itu bila ia cenderung hanya memperturutkan keinginan hawa nafsu nya maka level nya bahkan bisa menjadi lebih rendah dari binatang

Nah sekarang kita faham mengapa secara ontologis manusia tak bisa disebut atau digolongkan sebagai hewan yang berakal itu karena utamanya kita melihat ada perbedaan diantara keduanya dalam hal perangkat spiritual nya.karena memiliki perangkat akal lah maka manusia dapat menggapai peradaban tinggi dalam berbagai hal baik yang bersifat fisik seperti teknologi maupun dalam ilmu ilmu metafisis.sedang hewan itu sejak dari zaman purbakala hingga hari ini tak memperlihatkan kemajuan apapun

Itu sebab filosofi atau cara pandang evolusionis yang menyebut manusia sebagai 'hewan berakal' dan oleh sebagian dianggap 'rumusan sainstifik' mesti digugat karena tidak berdasar fakta yang sesungguhnya.dan tak bisa disebut rumusan sains sebab sains tak bisa menentukan apakah sesuatu memiliki akal atau tidak karena sains hanya mendeskripsikan hal hal yang empiris bukan hal hal yang spiritual.tak ada makhluk yang bisa di observasi di laboratorium yang hasilnya rumusan makhluk tersebut berakal atau tidak.karena ada atau tidak adanya akal tidak bisa di observasi peralatan sains melainkan hanya bisa dilihat oleh mata batin manusia

Contoh lain,bila sekelompok manusia dibawa ke laboratorium untuk di analisis maka hasil lab tidak akan bisa menentukan secara langsung mana orang gila dan mana orang waras, mana orang pintar dan mana orang bodoh

Nah fakta ini yang membuat kita dapat menyimpulkan bahwa rumusan manusia sebagai hewan berakal itu sama sekali bukan rumusan sainstifik melainkan cuma tafsir filosofis sebagian orang yang melihat dengan bingkai cara pandang evolusionis

Dan itulah evolusionis dalam proposisi proposisi ilmiahnya sering mengatas namakan sains padahal itu hanya berupa pandangan filosofis.sebagai contoh rumusan tentang awal mula keberadaan makhluk makhluk yang dianggap sebagai bukan hasil penciptaan maka itu bukan pandangan sainstifik tapi pandangan filosofis

Demikian pula pandangan tentang seleksi alam-struggle of life,siapa yang kuat itu yang bertahan tak sepenuhnya merupakan fakta empiris melainkan didalamnya ada terdapat unsur pandangan filosofis sebab makhluk makhluk yang dikategorikan lemah ketika berhadapan dengan alam toh sampai hari ini tetap dapat eksist

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun