Terkait dengan substansi yang membentuk atau mengkonstruks realitas bila kita bercermin pada dunia filsafat maka ada tiga arus besar pandangan yang berbeda yaitu monisme, dualisme dan pluralismeÂ
Monisme berpandangan bahwa hanya ada satu substansi yang membentuk  realitas, dualisme berpandangan ada dua dan pluralisme memandang ada banyak
Tentu keliru kalau mengatakan semua pandangan tersebut adalah benar sebab didalamnya terdapat pandangan yang substansinya saling berlawanan.lalu,mana yang benar dan bagaimana kita dapat menakar kebenarannya ?
Salah satu cara untuk mengukur kebenarannya dalam ranah filsafati adalah pertama, mengukurkannya dengan kenyataan dan kedua, menganalisis asas rasionalitas nya
Contoh pandangan monisme yang berpandangan bahwa hanya ada satu substansi atau berpandangan realitas dibentuk oleh satu substansi maka bila kita bercermin pada agama maka dalam agama ada pemahaman teologis  bahwasanya segala suatu itu hakikatnya sebagai berasal dari yang satu yaitu Tuhan-kehendakNya, itu bila semua harus ditarik pada Tuhan yang satu.artinya seluruh realitas yang majemuk itu hakikatnya berasal dari satu kehendak serta desain Tuhan.dan artinya juga bahwa segala suatu yang ada dan terjadi dalam realitas tidak ada yang berada diluar kehendak atau rancanganNya. dalam agama menarik keseluruhan yang Ada-terjadi pada satu pandangan yang Ilahiah dikonsep dalam suatu cara pandang yang disebut 'hakikat' yang melahirkan bentuk ilmu hakikat
Tapi bagaimana cara menjelaskan bahwasanya ada hal hal yang saling berlawanan dalam realitas yang diciptakan Tuhan itu semisal ada panas dan dingin,air dan api,benar dan salah,kebaikan dan kejahatan dlsb.yang semua hal berlawanan itu menimbulkan pertentangan,benturan bahkan saling menghancurkan atau saling melenyapkan satu sama lain sehingga untuk me rekonstruksi nya tak bisa bertumpu pada penjelasan berdasar prinsip satu substansi lagi
Dan sebagaimana perbuatan seseorang tak bisa dinilai baik sekaligus jahat,atau sesuatu tak bisa di nilai benar sekaligus salah,perasaan tak bisa gembira sekaligus sedih atau sesuatu tak bisa disebut panas sekaligus dingin,pikiran manusia tak bisa disebut immateri sekaligus materi,maka terhadap hal yang berlawanan itu kita harus memandangnya sebagai berasal dari dua substansi yang berbeda karena bila berasal dari satu substansi maka tidak akan terjadi hal yang serba berlawanan serta saling melenyapkan itu
Dengan kata lain,sulit menjelaskan secara rasional-terstruktur,konstruktif adanya berbagai hal yang serba berlawanan dalam realitas kehidupan ini kalau semua ditarik pada pandangan monisme-pandangan satu substansi.
Ibarat sulit menjelaskan secara rasional adanya banyak protes, pertentangan, perlawanan di masyarakat suatu negara terhadap pemerintahannya kalau pemerintah dan masyarakat itu satu hati.adanya perlawanan di masyarakat meng indikasikan bahwa hati penguasa dan hati masyarakatnya terbagi pada dua kategori yang berbeda
Adanya hal hal yang serba berlawanan di dunia ini sehingga sebagai contoh banyak terjadi perselisihan hingga peperangan itu karena misal ada kepentingan politik atau ekonomi yang satu sama lain saling berlawanan dan yang saling berlawanan itu substansi nya pasti berbeda
Sebagaimana halnya analoginya sebuah ceritera film atau sandiwara,memang 'hakikat' nya berasal dari satu pembuat ceritera yang satu tapi untuk melahirkan tema ceritera maka sang pembuat ceritera harus mendesain dua tokoh yang 'substansi' atau karakteristiknya berbeda dimana yang satu di posisikan sebagai 'protagonis' dan yang satu sebagai 'antagonis'