Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pergumulan Abadi Nalar dengan Imajinasi

31 Januari 2019   14:23 Diperbarui: 31 Januari 2019   15:41 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images : mitsubishi hawaii

Pergumulan nalar dengan imajinasi adalah bagian dari ceritera lama kehidupan umat manusia yang tetap berlangsung hingga saat ini.itu adalah pergumulan psikologis antara dua karakter yang berbeda dan kadang berlawanan.nalar yang terikat pada hukum logika-aturan ilmiah-realitas dan imajinasi yang memiliki sifat bebas dan bahkan terkadang bisa liar.

Nalar itu suatu yang memiliki konstruksi dan karakter nya mencerminkan konstruksi yang membangunnya.artinya dibangun oleh sesuatu yang hakikatnya bersifat konstruktif semisal hukum kehidupan pasti.itu sebab secara substansial nalar terikat dengan sunnatullah atau hukum kehidupan pasti itu.nalar berkarakter dualistik-'hitam-putih' karena keberadaannya adalah sebagai juru tafsir kebenaran sunnatullah yang dibangun oleh prinsip dualisme.itu sebab nalar selalu mempersoalkan hal hal yang bersifat dualistik utamanya persoalan benar-salah,baik-buruk,menguntungkan-mencelakakan dst.

 Sedang ciri imajinasi itu ia seperti asap yang bisa bergerak bebas karena tidak memiliki bentuk tetap.itu sebab imajinasi bisa hidup dimanapun serta memainkan apapun bahkan hal hal yang tak masuk akal sekalipun karena imajinasi tidak memiliki konstruksi serta tidak memiliki keterkaitan dengan persoalan dualisme benar-salah,baik-buruk.itu sebab masuk kedalam dunia imajinasi seseorang bisa lupa kepada konsep dualisme benar-salah,baik-buruk, menyelamatkan atau mencelakakan dst.

Tetapi semua sebenarnya bisa berawal dari munculnya keinginan keinginan dalam diri manusia dimana keinginan keinginan yang belum hadir dalam realitas itu lalu mengerucut menjadi angan angan.nah manusia memfungsikan baik nalar maupun imajinasi untuk dapat menghadirkan angan angannya itu ke dunia nyata. bedanya yang satu seolah berjalan di sisi kanan dan yang satu di sisi kiri.sehingga dalam hidupnya kadang manusia 'menganan ' atau 'mengiri'

Bila jalan menuju angan angan itu terhalang tembok hukum logika-aturan ilmu pengetahuan atau realita maka manusia biasanya memfungsikan imajinasinya untuk sekedar mencoba menghadirkan gambaran dari angan angannya itu kedalam kesadaran dunia nyata dan itu akan terus berlangsung hingga nalar turun tangan mengingatkan untuk kembali berjejak ke dunia nyata

Tetapi tidak selalu imajinasi itu bersifat liar sebab ia juga bisa tunduk dibawah kendali nalar. imajinasi yang dikendalikan nalar biasanya untuk tujuan yang baik semisal yang memiliki kaitan dengan kegiatan keilmuan atau demi untuk meraih suatu keyakinan tertentu yang bersifat hakiki.demi untuk meraih keyakinan akan akhirat misal,maka manusia memfungsikan imajinasinya tapi tidak secara liar melainkan mengikuti deskripsi kitab suci disamping hukum ilmu pengetahuan.dengan kata lain untuk tujuan yang jelas dan bermakna.dengan kata lain imajinasi yang dituntun nalar adalah imajinasi yang 'menganan' atau 'bergerak ke arah kanan' (sebagai simbol kebenaran atau kebaikan)

Tetapi imajinasi juga dapat 'mengiri'-atau 'bergerak ke arah kiri' ketika ia sudah berjalan diluar kendali nalar. penggunaan imajinasi semacam ini biasanya untuk tujuan yang negatif misal untuk meraih kesenangan atau kenikmatan yang bersifat jasmaniah.imajinasi sejenis ini melahirkan apa yang disebut 'fantasi' atau 'khayal' dalam bahasa lain nya, misal fantasi sexual atau menciptakan ceritera ceritera yang tujuan utamanya adalah menghadirkan sensasi atau gairah-kenikmatan rasa kala menikmati alur jalan ceriteranya

Imajinasi yang bergerak diluar kendali nalar juga dapat melahirkan 'ilusi' alias hal hal yang gambarannya tidak ada dalam kenyataan langsung.manusia menghadirkan ilusi ketika ia ingin menggambarkan sesuatu yang gambarannya tidak ada dalam kenyataan langsung.atau ketika ia ingin mengekspresikan suatu gagasan metafisis tertentu dan perlu bantuan imajinasi untuk membantu melukiskannya

Baik imajinasi-fantasi maupun ilusi semua berjalan mengikuti kontrol kehendak manusia tetapi tentu belum tentu berada dalam kontrol nalar. artinya tidak semua keinginan manusia itu berdasar kesadaran akali.sedang halusinasi adalah jenis khayal yang sudah berada diluar kontrol sadar sama sekali bahkan diluar kontrol kehendak nya sendiri dan biasanya muncul karena pengaruh hal hal yang diluar dirinya semisal pengaruh zat addiktif

Kasus F.Nietszhe

Dalam penggunaan yang tanpa kontrol nalar  maka semua produk imajinasi itu dapat menggerus kekuatan atau kualitas nalar dan pada tahap akut dapat menyebabkan manusia kehilangan nalar sama sekali alias menjadi gila.pada kasus Nietszhe maka kegilaannya kemungkinan bukan karena penyakit fisik semacam penyakit syaraf tetapi mungkin karena penggunaan imajinasi yang sudah banyak berjalan jauh diluar kontrol nalar.mungkin ia banyak ber imajinasi tentang kebebasan,eksistensi atau 'manusia super',nalar bawah sadar nya pasti selalu mengingatkan sesuai fitrah nya sebagai penjaga kesadaran tapi mungkin angan angan ambisius Nietshe untuk meraih predikat 'manusia bebas' atau 'manusia super' sudah kelewat demikian kuat,akhirnya pergilah nalar meninggalkannya sama sekali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun