Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Siapa Aku? Persoalan "Jati Diri"

19 Desember 2018   08:19 Diperbarui: 19 Desember 2018   12:57 1591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images : sepositif.com

Mencari serta lalu berupaya untuk mengenal siapa jati diri yang sesungguhnya itu terkadang tidaklah selalu mudah mengapa ? ..tentu karena ada beragam aspek yang meliputi atau menelikung kehidupan manusia, intinya ada aspek atau dimensi yang bersifat lahiriah dan ada aspek atau dimensi yang bersifat abstrak.pergumulan manusia dengan beragam persoalan kehidupannya akan menentukan kearah mana ia mencari cari jati diri nya dan pergumulan itu tentu saja intinya selalu dengan kedua aspek itu; yang bersifat lahiriah-fisik-material dan yang bersifat abstrak-batiniah-spiritual-metafisis.atau mana yang lalu lebih dominan dalam membentuk pengenalan jati diri seseorang maka itu bergantung pada pengalaman hidup serta kualitas spiritual masing masing individu

Ketidak mudahan dalam membentuk pengenalan terhadap jati diri itu juga karena masalah yang ada diseputar itu kadang bersifat kompleks-tidak selalu bersifat sederhana.pembentukan jati diri adalah sebuah proses yang bisa demikian panjang dan seperti tak pernah selesai sepanjang yang bersangkutan masih selalu bergumul dengan beragam persoalan kehidupan yang dapat bersifat kompleks

Memang nampak mudah untuk menentukan identitas seseorang,kita tinggal melihat KTP nya atau lingkungan keluarganya atau institusi tempat ia bernaung,tetapi yang berkaitan dengan 'jati diri' tidaklah se simpel itu. seseorang dapat mencari cari jati diri nya bahkan jauh di luar lingkungan lahiriah tempat ia bernaung.dan karena dalam kehidupannya manusia dapat berhadapan dengan beragam persoalan yang bersifat kompleks yang diantaranya membuatnya terseret atau salah satunya ber muara kepada pembentukan jati diri

Jati diri juga adalah suatu persoalan yang lebih bersifat personal karena itu merupakan sesuatu yang tak bisa seutuhnya dibentuk dari luar.walau seseorang di doktrin-di ceramahi-di beri pelajaran-diberi pengarahan dlsb. tetapi semua itu tak lantas seratus persen dapat membentuk jati diri seseorang sebab hal atau kekuatan personal terkadang lebih mendominasi sehingga bahkan ada orang yang dalam pembentukan jati dirinya ia bersikap melawan indoktrinasi atau pengarahan terhadap dirinya, artinya dalam pembentukan jati diri nya manusia dapat melawan unsur-pengaruh dari luar dirinya yang dianggapnya asing.walau ada orang yang membentuk jati dirinya lebih dari bahan bahan yang berasal dari luar semacam indoktrinasi

Ciri dari jati diri yang lebih dibentuk oleh diri sendiri adalah adanya keterlibatan unsur unsur berfikir yang ada dalam diri manusia yang karakternya bersifat otonom-mandiri seperti unsur nurani serta akal.contoh; bila ia dapat menolak atau melawan hal hal yang tidak sesuai dengan suara hati nuraninya itu maka itu menjadi salah satu bahan pembentukan jati diri yang bersifat personal-non indoktrinasi tersendiri.demikian pula kalau secara mandiri-tanpa tekanan luar (seperti pengaruh indoktrinasi) akal fikiran dapat berfikir secara alami sehingga dapat secara bebas memilah serta lalu memilih mana yang benar-mana yang salah maka itupun dapat menjadi bahan pembentukan jati diri tersendiri yang bersifat personal-bukan bentukan dari luar semacam pengaruh indoktrinasi

Dengan kata lain, orang yang paling lemah secara spiritual adalah orang yang membentuk jati dirinya lebih dengan bergantung pada input yang berasal dari unsur luar dirinya semacam indoktrinasi tanpa melibatkan aktifitas nurani serta akal nya.atau dengan kata lain,orang yang menelan mentah mentah indoktrinasi yang berasal dari luar dirinya dan menjadikannya sebagai bahan baku utama pembentukan jati dirinya tanpa melibatkan unsur personal yang ada dalam dirinya seperti unsur nurani dan akal maka ia adalah orang yang paling lemah secara spiritual dalam hal pembentukan jati diri

Sehingga jati diri itu sendiri ada yang secara kualitas lemah dan ada yang kuat,yang lemah adalah yang lebih dibentuk oleh unsur unsur yang berasal dari luar semisal lingkungan lahiriah tempat ia berada atau beraktifitas atau indoktrinasi yang diterima dan yang kuat adalah yang dibentuk lebih oleh unsur unsur yang bersifat personal-dengan melibatkan unsur personal yang berada dalam dirinya seperti unsur nurani serta akal,sehingga dengan kekuatan nurani dan akal nya itu misal ia bahkan dapat melawan indoktrinasi terhadap diri nya

Secara institusional ada orang yang jati diri nya lebih dibentuk oleh sains ada yang oleh filsafat dan ada yang oleh agama maka itu bergantung pada kualitas spiritual masing masing individu serta juga bisa bergantung pada unsur pengalaman personal.orang yang secara spiritual sudah sampai pada taraf memikirkan hal hal semacam 'apa itu kebenaran hakiki','apa hakikat kehidupan', 'apa hakikat manusia', 'kemana serta bagaimana manusia setelah mati' dan pertanyaan pertanyaan sejenis maka biasanya ia akan mulai masuk ke wilayah agama karena sains maupun filsafat tidak memfasilitasi untuk dapat menemukan jawabannya

Tetapi dari sejarah sains-filsafat kita juga mengenal orang orang yang dicatat oleh sejarah yang jati dirinya lebih melekat atau lebih dilekatkan dengan teori teori sainstifik atau dengan pemikiran pemikiran filsafati atau dengan mazhab mazhab filsafati tertentu

Sebab itu persoalan jati diri sebenarnya bukan persoalan yang paralel dengan persoalan kebenaran karena jati diri seseorang itu dapat beragam serta malah dapat berlawanan satu sama lain. tetapi persoalan ini perlu untuk di dalami tentu untuk mengenal siapa diri ini sesungguhnya dan selanjutnya untuk mengarahkan kemana kiranya kita akan melangkah dalam kehidupan atau apa yang lalu akan kita buat sebagai tujuan hidup.jadi pengenalan terhadap jati diri kelak akan terkait dengan persoalan persoalan yang bersifat personal mulai dari persoalan eksistensi hingga ke persoalan amal perbuatan yang bersifat lahiriah yang akan dilakukan,atau dengan kata lain kalau di ibaratkan pohon ibarat mulai dari akar hingga ke ber buah nya

...........................................................

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun