Bila ingin mengetahui apa-siapa-bagaimana iblis-setan maka jangan pernah mencarinya ke ranah sains atau filsafat karena disana kita pasti tak akan pernah menemukannya.bahkan disana iblis-setan hanya dianggap sebagai sekedar 'dogma' belaka bahkan mungkin 'ilusi'-'dongeng' dlsb.
Analoginya ibarat seorang penjahat yang bisa bebas menyelusup ke sebuah gedung tanpa orang orang sekitarnya mengetahui siapa sebenarnya dia tetapi di sebuah ruang tertentu yang eksklusive ada orang orang tertentu dengan profesi serta keahlian tertentu yang dapat meng identifikasinya.
Nah sains,filsafat memang tidak memiliki peralatan yang bisa mendeteksi serta lalu mengidentifikasi keberadaan iblis-setan sehingga wajar kalau disana setan dianggap hanya sebagai dogma atau bahkan dongeng masa lalu.tetapi agama menyatakan iblis-setan itu ada karena memang memiliki peralatan untuk mengidentifikasi keber ada annya
Prinsip dasar untuk meng identifikasi keberadaan setan adalah ibarat sebuah benda hitam maka untuk bisa dilihat secara jelas sebagai benda berwarna hitam maka kita harus meletakkannya diatas latar yang berwarna putih.artinya hadapkan hitam dengan kebalikannya yaitu putih maka identitasnya akan nampak terang benderang,dan akan lain misal bila diletakkan diatas latar berwarna hitam atau coklat tua maka identitasnya akan kurang terlihat dengan jelas
Atau ibarat benda benda hitam yang berada disebuah rumah yang gelap gulita tanpa penerangan dan di malam hari pula maka kita tak akan dapat mengenalinya, tapi coba nyalakan lampu se terang terang nya maka benda benda berwarna gelap itu akan dapat dikenali secara jelas !
Dengan kata lain bila kita ingin mengenali iblis-setan maka pada prinsipnya kita harus lari ketempat terang atau ke wilayah yang memiliki sifat berkebalikan dengan iblis-setan itu,dan dalam ranah agama wilayah terang itu adalah Tuhan. sehingga dengan kata lain,orang yang sudah biasa akrab dengan Tuhan maka bagi mereka iblis-setan itu bukan entitas yang asing lagi dan artinya bukan lagi sebuah dogma atau dongeng karena sudah hadir sebagai pengalaman nyata.karena kata 'dogma' itu dilekatkan terhadap sesuatu hanya bagi mereka yang belum faham serta belum mengenali sesuatu itu
Dalam agama islam ada ritual yang bisa membuat manusia bisa menangkap secara jelas eksistensu keberadaan iblis-setan walau itu dengan penglihatan mata batin,ritual itu bernama 'sholat' atau 'sembahyang' bahasa umum nya. Dan para nabi bani Israel pun melakukan ritual yang hakekatnya sama dengan ibadat sholat itu.
Sholat bermakna masuk ke wilayah Ilahiah yang terang benderang.analoginya ibarat menyalakan lampu disebuah rumah yang gelap gulita di malam hari sehingga benda apapun yang ada di rumah itu menjadi bisa terlihat.dengan masuk kedalam sholat maka jiwa menjadi diterangi atau ter terangi sehingga fikiran fikiran yang negatif yang ada atau yang masuk kedalamnya dapat ter identifikasi
Dan sudah merupakan suatu yang biasa dialami oleh orang orang yang bersholat bahwa ketika sholat dilakukan sering masuk khayalan khayalan atau fikiran fikiran negatif yang tidak berhubungan dengan substansi sholat yang intinya hanya mengganggu ke khusyuk an sholat.artinya fokus kepada Tuhan sering menjadi buyar karena kehadiran khayal khayal serta fikiran fikiran negatif itu.dan itulah yang bisa dimaknai sebagai 'kehadiran saitan' ke dalam jiwa
Agama sendiri menyuruh yang akan sholat mengucapkan 'audzu billahi minas saiton ni rojim' yang artinya ' aku berlindung kepada Allah dari godaan saitan yang terkutuk',makna nya adalah bahwa seorang yang sholat itu akan digoda oleh saitan agar sholatnya tidak ber makna atau gagal atau hilang ke khusyukannya.
Dan itulah,intinya dengan melakukan ibadat sholat seseorang menjadi terlatih mengenal apa-bagaimana-siapa sebenarnya itu 'saitan' yang dalam benak sebagian orang sering dianggap hanya sebagai dogma itu.sedang dalam agama melalui ibadat sholat itu manusia dapat mengalami sendiri pengalaman dengan saitan sehingga bagi yang terbiasa melakukan ibadat sholat maka iblis-saitan itu tentu bukanlah lagi sebuah dogma atau apalagi hanya dongeng