Bagaimana dengan Mulyadi-Ali Mukhni, kandidat calon gubernur dan wakil gubernur Sumatera Barat pilkada 2020?. Bagaimana kita melihat kolaborasi dua tokoh ini jika diberikan kesempatan untuk memimpin Sumatera Barat kedepan.
Mulyadi adalah legislator berpengalaman yang terpilih tiga periode sebagai anggota DPR-RI. Periode kedua dan ketiga menjadi anggota DPR-RI dengan perolehan suara terbanyak di Sumatera Barat.Â
Sedangkan,  Ali Mukhni eksekutor berpengalaman. Satu periode sebagai wakil bupati, dan dua periode bupati Padang Pariaman. Ia berurusan dengan birokrasi dan persoalan-persoalan masyarakat daerah. Keduanya telah bekerja dan memaksimalkan jabatan sebagai anggota DPR-RI dan  kepala daerah.
Apa yang akan mereka kolaborasikan jika nanti dipercaya oleh masyarakat Sumatera Barat?. Kemampuan Mulyadi mendorong anggaran di pusat, berurusan dengan elite, dan jaringannya selama menjadi anggota DPR-RI.Â
Sedangkan, Ali Muhkhni fokus mengeksekusi seluruh program-program tersebut. Mulyadi-Ali Mukhni sedang melakukan kolaborasi yang sama seperti yang telah dilakukan Gates-Allen, Soekarno-Hatta, dan SBY-JK.
Apakah ini penting bagi Sumatera Barat kedepan. Penting. Kehawatiran kepala daerah tidak bisa berkolaborasi akan merugikan masyarakat yang telah memilih.Â
Lima Tahun jabatan masyarakat disibukan dengan dinamika kepala daerah, akhirnya masyarakat terabaikan. Masalahnya, karena kepala daerah dan wakilnya tidak bisa membagi peran atau keduanya tidak bisa menentukan peran apa yang bisa dibagi.
Sejak awal masyarakat harus melihat ciri, fungsi, dan peran pemimpin Sumatera Barat kedepan. Apakah keahlian, pengalaman, dan kemampuan berpotensi pasangan calon saling berkolaborasi? Atau malahan saling merebut fungsi dan peran. Â
Menurut saya Mulyadi-Ali Mukhni sosok kolaboratif yang dibutuhkan oleh provinsi ini. Sejak nama ini muncul ke publik sebagai pasangan calon, kita sudah tahu apa nilai lebih dari masing-masing pasangan calon. Lah Tibo Nan Dinanti. Mari Berkolaborasi.