Mohon tunggu...
Uci Triayunda
Uci Triayunda Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Unsur Ekstrinsik dan Instrinsik Novel "Di Bawah Lindungan Ka'bah"

25 Februari 2018   18:55 Diperbarui: 25 Februari 2018   19:37 2085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Novel "Dibawah lindungan Ka'bah" ialah novel yang dituliskan oleh Haji Abdul Malik Karim Amrulloh, atau lebih kita kenal dengan julukan Buya Hamka. Novel ini mengangkat adat minang karena Buya hamka adalah orang yang lahir dalam lingkungan adat Minangkabau, disini juga terdapat nilai agama karena Buya Hamka adalah salah seorang ulama besar.  Novel ini menceritakan tentang perjalan cinta Hamid dan Zainab. Hamid yang mencintai Zainab begitu dalam begitu pula Zainab kepada hamid. Namun, Hamid yang sadar dia hanyalah seoarang anak yang tidak punya apapun, bahkan biaya sekolahpun ditanggung oleh ayahnya zainab.

" Ah, tidak ibu, itu barang yang amat mustahil dan itulah yang sangat anakanda takuti. Takkan ubahnya seperti seorang yang mencurahkan semangkuk air tawar ke dalam lautan yang amat luas; laut tak akan berubah sifatnya kerana semangkuk air itu." (hal.12) 

Kisah cinta mereka yang dihalangi oleh suatu masalah dimana Hamid diusir dari kampung hanya karena menyelamatkan Zainab yang hampir tidak bernyawa saat itu. Mungkin dalam segi sosial itu wajar namun dalam adat dan agama itu adalah masalah yang sangat sulit untuk diputuskan. Namun hamid sebagai orang yang taat pada agama rela untuk dihukum keluar dari kampung tempat dimana ia dibesarkan.

"Apapun yang akan terjadi, Hamid, ingatlah, ketika kau tak punya siapa-siapa selain Allah, Allah itu lebih dari cukup".

Tema dari novel ini adalah percintaan. Perjalan cinta yang rumit tidak bisa diselesaikan hanya dengan pemikiran namun harus berhadapan dengan orang tua dan sosial. Percintaan yang yang berakhir sangat menyedihkan namun terdapat keromantisan yang sangat menyentuh didalamnya. Novel ini menggunakan alur maju mundur, dimana hamid menceritakan kembali kisah-kisahnya.

Latar waktu yang digunakan adalah tahun 90-an dimana adat sangat berperan penting dalam masyarakat, kalau sekarang orang bebas melakukan apapun, bahkan pria dan wanita berduaan itu biasa saja. Namun, zaman dulu kejadian itu pasti sudah dihakimi oleh masyarakat dan diselesaikan dengan musyawarah. Zaman ini juga zaman dimana tidak ada media komunikasi modern hanya ada surat menyurat. Banyak waktu yang dilewati bersama salah satunya saat bulan Ramadhan.

"Baharu dua bulan saja, semenjak awal Ramadan sampai syawal"

Latar tempat yang berawal dari suatu negeri diminang dan mekkah dimana hamid merantau untuk mengejar impiannya ingin naik haji.

"Harga getah di Padang, di seluruh tanah air sedang naik, negeri Mekah baharu sahaja pindah dari tangan Shariff Hussin ke tangan Ibn Sa'ud, Raja Hijaz dan Najad dan daerah takluknya yang kemudian ditukarkan namanya menjadi kerajaan "Arabiah Sa'udiah". Setahun sebelum itu telah naik haji dua orang yang kenamaan dari negeri kita".

Latar suasana dimana terdapat banyak kesedihan yang dialami oleh Hamid dan Zainab, kematian ayah Zainab yang tiba-tiba saat naik haji. Selain itu juga banyak suasana bahagia yang mereka alami.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun