Di Dusun Empelu, Kecamatan Tanah Sepenggal, Kabupaten Bungo, berdiri sebuah rumah bercat putih yang memancarkan keanggunan dengan gaya arsitektur Melayu klasik. Rumah ini memiliki tulisan berbahasa Belanda bertuliskan "Anno - 8-1931," menandakan tahun berdirinya yang sudah hampir satu abad. Rumah tersebut dibangun di atas sebuah gundukan tanah yang menyerupai bukit kecil, memberikan kesan megah dan strategis. Di depan rumah, terdapat sebuah bilik padi besar yang difungsikan sebagai garasi mobil, bilik padi ini sendiri berasal dari Desa Pelayang, menambah nilai historis bangunan tersebut.
Pemilik rumah ini adalah H. Taher, seorang tokoh yang dikenal sebagai ayah dari dua saudara yang kelak menjadi figur penting di Kabupaten Bungo. Kedua putranya, H. Hanafie dan H. Hasan, lahir dan tumbuh di rumah tersebut. H. Hanafie dikenal luas sebagai ketua DPRD Provinsi Jambi pertama dan hampir saja dilantik sebagai gubernur pertama Jambi. Namun, kisahnya menjadi kontroversial karena kabar yang beredar menyebutkan bahwa ia pernah dipenjara atas tuduhan membela PRRI, sehingga gagal meraih jabatan gubernur. Sebagai gantinya, M. Yusuf Singedekane yang akhirnya dilantik sebagai gubernur pertama Jambi.
Meski begitu, sampai saat ini belum ada bukti kuat yang mengonfirmasi keterlibatan H. Hanafie dalam gerakan PRRI, sehingga kisah tersebut masih menjadi perdebatan di kalangan masyarakat dan sejarawan. Informasi dari Ketua RT setempat yang rumahnya berhadapan langsung dengan rumah H. Taher mengungkapkan bahwa rumah bersejarah ini kini dimiliki oleh H. Hasan, adik H. Hanafie. H. Hasan sendiri pernah menjabat sebagai Bupati Bungo-Tebo selama tiga periode, yakni dari tahun 1975 hingga 1986, dan dikenal sebagai sosok yang berpengaruh di daerah tersebut.
Rumah ini tidak hanya menjadi saksi bisu perjalanan sejarah keluarga besar H. Taher, tetapi juga menjadi simbol warisan budaya dan politik di Kabupaten Bungo. Keberadaan rumah bergaya Melayu dengan nilai sejarah tinggi ini menjadi kebanggaan masyarakat setempat, sekaligus pengingat akan peran penting keluarga H. Taher dalam perkembangan daerah dan provinsi Jambi. Dengan segala kisah dan nilai historisnya, rumah ini layak dijaga dan dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI