Mohon tunggu...
tyo hahaha
tyo hahaha Mohon Tunggu... Seorang Penulis Lepas

Seorang Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menelusuri Kota Tua Pontianak di Pasar Tengah Bersama Pontianak Heritage

13 Oktober 2025   07:15 Diperbarui: 13 Oktober 2025   07:15 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah pesatnya perkembangan Kota Pontianak, masih tersisa sebuah kawasan yang memancarkan pesona masa lalu---Pasar Tengah. Kawasan ini bukan sekadar tempat berbelanja, melainkan saksi hidup sejarah kota sejak masa kolonial. Deretan ruko tua bergaya arsitektur Tionghoa dan Belanda berdiri rapat di sepanjang jalan, menghadirkan nuansa klasik yang memikat bagi siapa pun yang menelusurinya.

Perjalanan kami dimulai di Warung Kopi Djaja, sebuah kedai legendaris di Jalan Tanjung Pura yang telah menjadi tempat berkumpulnya warga sejak puluhan tahun silam. Sambil menikmati aroma kopi Pontianak yang khas, kami merencanakan rute menelusuri lorong-lorong pasar yang sarat kenangan.

Langkah kami membawa ke kawasan Pasar Tengah Pontianak, di mana bangunan-bangunan tua berdiri berdampingan dengan aktivitas masyarakat modern. Salah satu daya tarik yang kami singgahi adalah Menara Pasar Tengah, yang menjadi titik ikonik kawasan tersebut. Dari sana kami menaiki jembatan penyeberangan---sayangnya kini tampak kusam, ditumbuhi lumut, dan mulai kehilangan pesonanya. Padahal, jika dipoles dan dipercantik, jembatan ini bisa menjadi spot foto menarik dan tempat melihat panorama kota dari ketinggian.

Bangunan Pasar Tengah
Bangunan Pasar Tengah

Perjalanan kami juga dilengkapi dengan kunjungan ke Drukkerij Phin Min, sebuah percetakan tua yang telah berdiri sejak masa pemerintahan Belanda dan Jepang. Tempat ini menjadi saksi bisu perkembangan dunia percetakan di Pontianak. Melihat mesin-mesin tuanya yang masih tersisa, seakan membawa kami kembali ke masa ketika kertas dan tinta adalah sarana utama menyebarkan pengetahuan dan kabar.

Drukkerij Phin Min
Drukkerij Phin Min

Tak berhenti di situ, perjalanan ditutup dengan mencicipi hidangan legendaris di Warung Makan Mak Etek, yang sudah berdiri sejak tahun 1950-an. Aroma masakan rumahan yang sederhana namun menggugah selera menjadi penutup sempurna dari penelusuran sejarah hari itu.

Banyak ternyata bangunan bersejarah di Kota Pontianak yang seharusnya bisa dipoles sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Pasar Tengah sendiri akan sangat indah jika benar-benar ditata dengan konsep heritage modern---mungkin seperti Pasar Beringharjo di Yogyakarta, yang klasik namun hidup, ditambah ide membuat sisi sungainya menyerupai kanal di Venesia.

Dengan sedikit sentuhan estetika dan perencanaan kota yang berorientasi pada pelestarian sejarah, Pasar Tengah dan sekitarnya bisa menjadi ikon wisata sejarah Pontianak---tempat di mana masa lalu, budaya, dan kehidupan modern berpadu dalam satu panorama yang menawan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun