Mohon tunggu...
Adhityo N Barsei
Adhityo N Barsei Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

Orang sering kesulitan memahami apa yang saya sampaikan. Mungkin lewat tulisan saya bisa memberikan pemahaman lebih sederhana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengawali Pagi dengan 15 Menit Rindu Membaca

4 Desember 2018   09:29 Diperbarui: 4 Desember 2018   09:57 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minat baca Kabupaten Ciamis masih rendah terutama pada anak usia dini setingkat Sekolah Dasar. Hal ini dibenarkan oleh Plt Dinas Perpustakaan dan Kearsipan yang melihat kunjungan Perpustakaan Daerah semakin menurut. Hal ini didukung oleh data kunjungan anak usia dini tahun 2014-2015 yang semakin menurun.

Melihat hal tersebut, Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Kabupaten Ciamis dituntut untuk memutar otak bagaimana cara menumbuhkan minat baca anak usia dini. Oleh sebab itu, muncullah Inovasi 15 Menit Rindu Membaca yang diharapkan dapat meningkatkan minat baca dengan meningkatknya kunjungan ke perpustakaan.

Inovasi tersebut sudah launching dan telah disosialisasikan sejak tanggal 28 Desember 2015 dengan menjadikan 2 SDN sebagai pilot project, yaitu Sekolah Dasar Negeri 2 Ciamis dan Sekolah Dasar Negeri 3 Kertasari. 

Kegiatan ini merupakan kerjasama Perpusipda dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis melalui wali kelas di setiap Sekolah Dasar mulai dari kelas I hingga kelas IV. 

Jenis buku yang dibaca bukanlah buku mata pelajaran sekolah, melainkan buku bebas yang layak dan disukai anak-anak seperti buku dongeng, cerita rakyat dan lain-lain. Inovasi ini juga mendapat dukungan dari Bupati Ciamis melalui Perbup pelaksanaan inovasi 15 menit rindu membaca pada 35 SDN di 27 Kecamatan se Kabupaten Ciamis.

Adapun deskripsi singkat inovasi ini adalah sebagai berikut :

  • Kegiatan yang mewajibkan siswa/I membaca selama 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai, di dalam ruangan kelas.
  • Kelas yang mengikuti program ini adalah kelas I -- IV SD.
  • Buku yang dibaca bukanlah buku pelajaran, melainkan buku dongeng, cerita rakyat, flora dan fauna yang disediakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah.
  • Metode membaca secara nyaring atau dalam hati dan tidak mengganggu kelas yang lain.
  • Kepala Sekolah atau Wali Kelas wajib membimbing siswa yang mengikuti 15 menit rindu membaca.
  • Pada selang waktu 4 -- 8 minggu kemudian, siswa dicoba untuk storytelling dan melihat sejauh mana siswa tersebut menyimak dan mengerti apa yang dibaca.

5bb97ffa-48f0-413b-b7cf-60ba428c6e5a-jpg-5c05d84943322f4c1a765902.jpg
5bb97ffa-48f0-413b-b7cf-60ba428c6e5a-jpg-5c05d84943322f4c1a765902.jpg
Tahun 2018, Lembaga Administrasi Negara mencoba untuk mengukur dampak dari beberapa inovasi di Kabupaten Ciamis. Hasilnya adalah sebagai beriktu :

Peningkatan jumlah buku bacaan dari tahun 2015 : 492 menjadi 1753 pada tahun 2016 atau 256% menjadikan ketersediaan bahan bacaan di seluruh 35 SDN yang menjadi sasaran 15 menit rindu membaca. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya reaksi dari sekolah, dinas pendidikan dan bupati untuk memperluas cakupan inovasi dan tingginya tuntutan pengadaan buku bacaan.

Saat ini sebanyak 35 SDN dari 27 Kecamatan di Kabupaten Ciamis yang ikut dalam program ini. Pada tahun 2015 -- 2016 hanya ada 2 SDN yang rutin menjalankan inovasi 15 menit rindu membaca, yaitu SDN 2 Ciamis dan SDN 3 Kertasari. Kemudian pada tahun 2017 sebanyak 35 SDN yang tertera dalam SK Bupati mulai menjalankan kegiatan 15 menit rindu membaca di sekolahnya. Artinya ada peningkatan jumlah layanan yang menjalankan kegiatan tersebut.

Inovasi ini memiliki perubahan ke arah yang lebih bagus terhadap mulai meningkatnya partisipasi/kunjungan ke perpustakaan. Hal ini dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu meningkatnya jumlah kunjungan dan jumlah KTA SDN yang terdaftar di Perpustakaan Daerah.

Total pemohon KTA siswa SD meningkat dari 180 menjadi 441 atau bertambah 261 anggota atau meningkat sekitar 145%. Hal ini terlihat bahwa siswa SD mulai aktif menjadi anggota perpustakaan agar dapat meminjam buku bacaan dan bisa dibaca tidak hanya di perpustakaan saja namun juga di rumah. Perubahan pola pikir/kesadaran siswa dalam meningkatkan minat baca juga sudah ditanamkan saat kegiatan sosialisasi dan bimbingan wali kelas. Hasilnya, terjadi peningkatan kunjungan siswa SDN ke perpustakaan daerah.Jumlah kunjungan siswa/i SD meningkat drastis dari awalnya sebelum inovasi total kunjungan sebanyak 512 menjadi 1304 pengunjung setelah adanya inovasi atau agregatnya mencapai 792 orang atau 155%. Kondisi pada saat itu juga didukung oleh perbaikan fasilitas perpustakaan seperti adanya ruang baca bertema luar angkasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun