Mohon tunggu...
Mustyana Tya
Mustyana Tya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, jurnalis dan linguis

Seorang pejalan yang punya kesempatan dan cerita

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ini Rasanya Naik Perahu Luar Angkasa di Jepang

11 April 2021   16:07 Diperbarui: 11 April 2021   16:24 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi sudah mandi sudah wangi, mau ke mana kita? Tour leader membimbing kita untuk ke pusat elektronik Jepang di Akibahara. Jadi setelah sarapan kita memutuskan naik bus ke sana. Di sini saya kaget karena ada mobil gocar berseliweran di jalan. Lucunya para pengemudinya menggunakan kostum Mario Bros. Heh? apa tu? ternyata (mungkin) ini salah satu komunitas atau atraksi yang diberikan Tokyo untuk kita. Soalnya orang yang ke Tokyo pasti ketemu ini deh.

Lalu lalang Tokyo juga membuat saya menyadari sesuatu betapa banyak manula di sini. Mereka jalan-jalan meski tubuh sudah membungkuk ke bawah. Bahkan saya yang nyaris gak pernah menemukan ikemen alias cowo ganteng. Dimanakah mereka berada wkwkw... 

Saya baru ngeh dan membuktikan ternyata benar, di Jepang hampir sebagian besar merupakan manula. Duh kasian dah. Orang-orang Jepang juga termasuk orang yang tidak sabaran. Gerombolan saya juga sering banget pengen keserempet sepeda yang seliweran di trotoar. Mereka ngebut lagi kesel banget, dan kita baru tahu kalau emang ada jalurnya di trotoar. Dan kebiasaan orang indo itu kan kalau jalan ngasal aja wkwkwk... jadilah di kring krang kring. Adeh.

Pas kita udah sampe di Akibahara, ternyata waktu yang tersisa tinggal sedikit. Kita harus cabut lagi buat menikmati cruise Tokyo. Yuhuuu.... tapi kita harus balik lagi ke hotel karena naiknya dari situ. Entah kenapa kami begitu terburu-buru. Kayaknya gegara pasangan tua di kelompok kami yang terus-terusan ribet ngurusin hal-hal yang gak penting. 

Akhirnya, yang direpotin si tour leader dia mendorong kita untuk jalan lebih cepat, sementara si pasangan rempong ini ga bisa dipaksa begitu apalagi lari-larian. Tour leader pun berbisik pada saya, "gw duluan, titip dulu ya. gw beli tiket dulu nanti ga kekejar". 

Saya sempet syok, wah gila gimana caranya nanti kalau nyasar gimana. Tapi ngeliat muka dia udah panik. Yaudahlah, saya oke-okein. Dia pun langsung ngibrit. Saya berusaha terus memantau peta di gadget mudah-mudahan gak lemot nih map menuju loket cruise.

Bener saja, pas kami sudah sampai di loket cruise, udah ga bisa dibeli. Harus beli perjalanan berikutnya yang sekitar 1 menit atau 2 jam lagi. Yaudah kita gak punya pilihan lain selain menunggu. 

Di seberang kali Tokyo ini ada icon emas seperti tanduk, saya penasaran apa itu ya. Ternyata gedung Asahi Beer. Di sebelahnya ada gedung juga yang dinilai lebih tinggi dari Tokyo Tower namanya Tokyo Skytree. huwoww... tapi saya gak bisa naek ke sana cuma memandangi aja sambil mupeng wkwkw.

Karena waktu masih lama dan saya sudah kehabisan gaya. Saya meminta tour leader saya yang udah mulai gak enak mukanya buat anter ke money changer. Dia langsung mengiayakan dengan semangat. Heh? Ternyata selama perjalanan kami dia memendam kesal karena perjalanan tidak sesuai rencana karena pasangan older itu. Plus si emak-emak yang doyan minta difotoin tiap 10 menit kali hahaha. 

Rentetan keluhan dia, saya sikapi senyum aja. Emang gak ada yang mudah kerja itu, termasuk jadi guide. Dia yang sekolah di universitas ternama Jepang ini juga mulai memikirkan masa depan. 

Entah mau pulang dengan gaji fantastis atau jadi PNS atau bertahan di Jepang. Ketua perserikatan mahasiswa ini pun cerita kalau dia masih punya idealisme untuk negara. Lega dengernya. Saya belakangan lihat lewat medsos dia sering bolak balik BI atau Kemenkeu atau Dirjen Pajak ya saya lupa. At least dia memenuhi perkataannya beberapa waktu lalu di Jepang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun