Mohon tunggu...
Mustyana Tya
Mustyana Tya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, jurnalis dan linguis

Seorang pejalan yang punya kesempatan dan cerita

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pulang Terombang-ambing di Laut Lampung

27 Desember 2017   11:51 Diperbarui: 27 Desember 2017   11:57 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari terakhir di Pahawang, Lampung dinikmati dengan snorkeling pagi. Gw sama temen-temen milih gak nyebur lagi karena badan udah wangi dan udah dandan juga hahaha... jadi kita cuma pose-pose aja pake dress yang ga bisa terbang-terbang akibat gak ada angin. Trus kita dianterin lah ke suatu pantai yang sepi yang katanya di trip lainnya gak ke sini.  Di sini kamu bisa foto-foto cantik tanpa gangguan karena emang pantainya sepi. Bisa juga naek-naek ke atas karang biar hasil foto lebih dramatis (ciee...) hahahaha.. tapi di balik ke dramatisan ini lu harus usaha keras manjat-manjat batu karang yang super tajem. 

Klo gak hati-hati bisa bikin kaki berdarah-darah. Untuk ke pantai sendiri emang penting sih pake sendal daripada sepatu kalo lu gak mau pasir-pasir masuk ke sepatu lu. Dan lebih enaknya lagi telanjang kaki alias barefoot. Iyalah kapan lagi lu bisa menikmati sensasi lembut pasir pantai. Yang paling berkesan si menurut gue itu pasir pantai di Bira yang pasirnya kayak merica jadi pas diinjek tuh... enak banget dan gak terlalu nempel di kaki. 

Banyak orang yang ngambil pasir untuk kenang-kenangan, sempet juga kepikiran untuk lakuin itu biar ada bisa disimpan kenangan per-pasiran. namun selalu lupa bawa botol pas lagi jalan-jalan dan kayaknya klo tipe gue pasti tuh pasir terlantar di Jakarta. Kadang ekspektasi tidak sesuai kenyataan yak hahaha...klo kamu tipe2 romantis bisa banget nih nimbun pasir-pasir dari berbagai belahan bumi asal bukan pasir bangunan wwkwkwkw...

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Nah, sebelum pulang kita dikasih kesempatan sama yang Kuasa untuk lihat cantiknya langit di kala senja. Awalnya kapal mau bersandar di suatu pulau agar nikmatin sunsetnya itu lebih syahdu. Tapi apa mau dikata ternyata, waktu gak sempat karena semua orang lagi asik-asiknya snorkeling. Alhasil kita sun set-an di atas kapal. Tapi siapa sangka ternyata pemandangannya gak kalah ciamik dan kerasa beda karena kita nikmati sunset di tengah laut. Hasilnya foto-foto dengan background laut dan orang snorkeling bikin banyak orang kesemsem... contohnya kayak gini....

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Esoknya...

Waktunya pulang, sayang saat itu mendung benar-benar menggantung. Dan benar saja baru separuh jalan perahu kayu kita udah diguyur hujan. Bahkan bukan cuma hujan tapi juga badai. Meski ga sampai kayak film-film di tipi-tipe, tapi hujan badai ini bikin lumayan deg-degan dan pengen rasanya cepet-cepet sampai. Jadi sambil payungan di atas kapal, kita merapalkan doa. Meski kadang-kadang lupa trus kesenangan karena perahu yang terombang ambing bisa juga ciptain sensasi kayak naek jetcoster hahahah.... trus inget lagi klo ga boleh berlebihan senengnya. 

Beruntung tanpa masalah serius, akhirnya kapal bisa bersandar di bibir pantai, tempat angkot menunggu kita untuk meluncur ke pelabuhan Bakeuhuni. Sebelum ke pelabuhan kita mampir dulu beli oleh2 fenomenal keripik pisang coklat. Klo kalian ke Lampung jangan lupa nih oleh-oleh ini. Harga yang dibanderol juga macam-macam tergantung sukanya pisang kelas premium apa pisang kelas rakyat jelata haahhaa... tapi menurut gue rasanya ga jauh-jauh amat lah. Kadang cuma beda kemasan aja. 

Di pertengahan jalan, si tour leader ngajak kita nyicip duren. Duren di pulau sumatera emang jagoan dan harganya murah. Akhirnya kita icip-icip sebentar trus bawa oleh2 duren yang ternyata di Jakarta pas dibuka busuk. Grrrrrr. Ga tau apa penderitaan bawa-bawa duren itu gimana? hah? 

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Selepas sampai di Bakauheni, tour leader mengucapkan salam dan tidak mengantar kita lebih jauh. Tour leader yang merupakan orang Lampung ini harus tinggal untuk ketemu keluarganya. Sebenarnya ada pertanyaan yang pengen banget gw tanyaain sama si tour leader ini tapi emang sedikit sensitif sih? etapi ternyata akhirnya dia ngmg duluan. Pertanyaan itu adalah tentang begal dan para kriminal yang terkenal ada di Lampung. 

Tour leader gue saat itu emang bilang sebagai orang Lampung mengakui klo memang ada desa Begal dan kriminal yanga ada di daerah Lampung Timur. Di sana lelaki tidak bekerja dan hanya hidup dari usaha kriminal (?) dan memang didukung oleh para penduduk di sana. Ini mengingatkan gue saat nyokap bersama rombongan ke Lampung juga beberapa waktu lalu. Tiba-tiba anak di bawha umur menghadang mobil mereka dan meminta uang. Anak ABG berani-beraninya menghadang mini bus hiba saat itu, bener-bener nekat. 

Tanpa rasa canggung tuh anak ABG minta uang. Karena jiper para ibu2 ini pun menuruti anak ABG yang mungkin penerus aktor anak jalanan nantinya . Hah itu sih parah. Dan nyokap juga pas nyasar dan tanya ke polisi. tiba2 tanpa banyak cincong pak polisi langsung menyerahkan nomor telepon dia sambil pesan "kalau ada apa-apa segera hubungi saya" gila horor banget kan. Ga mungkin tuh polisi ngobral nope kalau gak ada sesuatu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun