Mohon tunggu...
Florensia SetyaNingrum
Florensia SetyaNingrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Penerima Beasiswa Program 1000 Da'i BAMUIS BNI

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saat "Bullying" Mendarat di Wajahmu

3 Mei 2024   22:43 Diperbarui: 3 Mei 2024   22:57 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Orang yang banyak bersabar akan memperoleh yang terbaik." (Abdullah ibn Mas'ud)

BULLY ADALAH SEBUAH kata kerja di mana perilaku yang dila- kukan adalah negatif, seperti mengejek, menghina, merendahkan, atau bahkan merundung. Pelaku bisa saja merasa senang atau puas, sementara korban merasa teraniaya. Dalam Islam, tindakan tersebut tentu tidak diajarkan. Karena sikap-sikap tersebut bukan hanya melu- kai, namun biasanya menimbulkan hal yang lebih besar akibatnya lagi. Seperti pembalasan dendam yang berujung pada kematian.

Ah, segala sesuatu yang baik dan buruk memang selalu berawal dari mulut. Sesuatu yang dikeluarkan baik, seperti ucapan positif dan baik pasti akan menghadirkan ketenteraman dan orang-orang akan ber- ada di sisi akan tenang. Sementara mereka yang suka berkata jorok, mengumpat, atau berkata negatif lainnya, pasti akan dijauhi kecuali oleh mereka yang sefrekuensi.

Maka, bully adalah fenomena zaman sekarang yang sulit dihindari. Baik itu di rumah, di tempat sekolah, atau di tempat kerja. Perilaku bullying selalu saja menyapa. Entah kita sebagai korban atau saksi mata. Tapi tahukah Anda? Bully sebenarnya bukan hanya muncul pada masa kini, ia telah ada pada masa-masa orang tua kita. Atau jangan-jangan kita senang pula mem-bully karena belajar dari ucapan mereka dahulu? Seperti kata, "Ih, anak gendutku... anak pesek..." Bukankah hal tersebut termasuk kata bully yang mereka tak sadari.

Saat kita mengintip sejarah, bully pun dilakukan pada zaman jahiliyah dan itu telah turun-temurun rupanya dengan berbagai macam gaya. Seperti Nabi Nuh yang diolok-olok ketika membangun bahteranya. Nabi Muhammad saw., yang disiksa sedemikian rupa, seperti disebut "gila", dicekik, atau bahkan dilempari kotoran. Nabi Musa, Nabi Yusuf yang dianiaya oleh saudaranya, dan hampir semua nabi mengalami penyiksaan versi mereka sendiri. Di mana penyiksaan itu kita kenal saat ini sebagai bullying.

"Dan, janganlah kamu hiraukan gangguan-gangguan mereka dan ber- tawakallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung." (QS. Al-Ahzab: 48)

"Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan, dan ingatlah ham- ba Kami Daud yang mempunyai kekuatan, sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan)." (QS. Shad: 17)

Maka sahabat, saat kau dihina atau dikucilkan, tak perlu sedih. Bukan hanya kita yang pernah mengalami. Para orang hebat, sekalipun Nabi, bahkan Allah sang Maha Pencipta pun turut dihina oleh orang-orang kafir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun