"Sudahlah Bun, nggak usah dipikirin terlalu dalam ... mungkin itu emang belum rejeki bunda ...sabar ...Allah pasti mengganti dengan yang lebih baik" nasehat Pak Suami.Â
Aku : Mas, aku tu dah berusaha sabar dan ikhlas kok, cuma sebagai manusia normal aku nggak salah kan jika punya rasa kecewa.
Pak Suami : iyya, aku tahu apa yang kamu rasakan saat ini, ya diambil hikmahnya saja, ini adalah peringatan dari Allah SWT agar kamu lebih antisipatif dan selektif dalam memberikan kemudahan pada teman.
Aku : iyya Mas ... semoga ke depan aku selalu ingat dan waspada dengan kejadian yang telah terjadi ini.
Itulah percakapan kami pagi ini di meja makan, sesaat kemudian aku diantar ngantor Pak Suami.Â
Selama ini kami membina rumah tangga, alhamdulilah senantiasa saling menguatkan. Tidak terasa kami telah sedasawarsa melampaui suka duka bersama. Meskipun selama ini kami belum diberikan amanah oleh Allah SWT, alhamdulilah kami bahagia, kami bersyukur dan kami yakin semua nanti akan indah pada waktu Nya. Sesekali konflik kecil mewarnai keseharian kami, itulah bumbu kami untuk menambah kehangatan keluarga.
Siang ini aku pulang mengajar jam 14.00 tepat, diluar kelas hujan, sesaat pesan masuk ponselku, dan aku bergegas membuka pesan itu.
Pak Suami : pulang jam berapa Bun?
Aku : sekarang Mas, jemput dan tunggu aku di Pak Iwan ( Pak Iwan adalah Pak Penjaga sekolahku)
Pak Suami : Nggak ngampus Bun?
Aku : lihat kondisi Mas, cuaca hujan, mungkin tidak, jemput aku yaaa ...