Kau terlampau takut jika ada orang lain yang mencicipi dan menertawai masakan pertamamu. Semakin lama menggenang, kau seperti berada dalam sayurmu sendiri.Â
Lalu kau melepaskan tanganmu yang menutupi hidung. Kau membiarkan dirimu di telan lautan yang gelap dan ganas. Kau tenggelam dan semakin tenggelam.Â
Tiba-tiba kau berpikir, jika sudah tenggelam mengapa tidak sekalian dinikmati? Dan kau mulai membuka matamu. Kau melihat ikan yang berenang mendekat dan menyentuh ujung hidungmu.Â
Kau melihat cumi-cumi yang mengeluarkan tinta untuk segera kabur. Kau juga melihat sekelompok udang kecil yang berenang malu-malu.
Tak ada insang di lehermu, atau tabung oksigen di punggungmu. Kau tenggelam, namun kau dapat bernapas dengan riang. Di tengah lautan, kau tertawa. Kau teringat anak kecil yang kau temui di jalan, dan mengikutinya.Â
Kau berlari dalam lautan. Berlari dan berlari mengejar mimpimu yang karam.
--
15/9/2019 [T.S]