Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Akuntan - Lifelong Learner

hidup sangatlah sederhana, yang hebat-hebat hanya tafsirannya | -Pramoedya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Wahai Mahasiswa, Seminar Proposal Skripsi Tidak Seseram yang Kamu Bayangkan

17 Juni 2019   08:27 Diperbarui: 28 Juni 2021   05:59 26596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seminar proposal (Sumber: www.simakin.id)

Skripsi adalah hal wajib bagi kamu yang memutuskan untuk kuliah. Ibarat ketika membeli kacang rebus, kamu akan mendapatkan kacang beserta kulitnya, walau yang kamu makan hanya kacangnya. Hal ini pun berlaku di dunia kuliah, walau yang kamu incar adalah ijazahnya, kamu tetap harus melewati skripsi sebagai bagian untuk meraih kertas sakral itu.

Setiap mahasiswa memiliki jalan skripsinya masing-masing. Ada yang judulnya sulit, metodenya sulit, namun bisa paling cepat selesai. Ada yang topiknya mudah, tapi dosen pembimbingnya susah ditemui. Ada yang dosennya lancar, tapi revisi tiada henti, dan lain-lain. Karena inilah, skripsi sering disebut sebagai momen yang tidak akan terlupakan. Sampai kapanpun hingga tua nanti, skripsi akan selalu mendapat tempat di hati sebagai tanda perjuangan dan manisnya kelulusan.

Nah, salah satu momen sakral dalam skripsi adalah Seminar Proposal Skripsi alias Sempro, di mana mahasiswa mempresentasikan Bab 1-3 di hadapan dosen pembimbing dan penguji. Sebagian mungkin menganggap Sempro adalah hal yang horor nan mistis karena inilah momen pra-sidang dan memberi sedikit gambaran tentang bagaimana sidang akhir nanti.

Baca juga: Cara Mudah Menghadapi Seminar Proposal Penelitian

Untuk itu dibutuhkan persiapan yang matang untuk menghadapi Sempro, agar momen ini terkenang manis saat wisuda nanti.

Ilustrasi sidang (Sumber: www.impactbnd.com)
Ilustrasi sidang (Sumber: www.impactbnd.com)
Kuasai Isi, Jangan Ada Satu Kalimat dalam Skripsi yang Tidak Kamu Mengerti

Menguasai isi skripsi adalah hal mudah namun konon sulit untuk dilakukan. Sebagai penulis, tentunya kamu sudah tahu benar apa yang ada dalam skripsimu dan bagaimana maksudnya. Meskipun demikian, terkadang tetap ada hal-hal yang tidak bisa kita jangkau.

Dan di sinilah kamu harus belajar untuk mengerti kata demi kata. Ibarat menulis surat, jangan sampai ada kata-kata yang kamu pun bingung artinya apa. Jika kamu bingung, bagaimana pembacamu nanti?

Loh, tapi ini kan nulis skripsi, bukan nulis surat. Jangan disamain dong!

Skripsi dan surat sesungguhnya hanya berbeda cerita dan jumlah lembar. Jika dalam surat kita biasa menceritakan pengalaman pribadi dengan panjang kurang dari dua lembar. 

Dalam skripsi, kamu harus menceritakan tentang analisis dari penelitian yang kamu jalankan. Dengan demikian panjangnya pun akan lebih dari dua, bahkan bisa sampai bepuluh hingga beratus lembar.

Dosen pembimbing saya pernah berkata, jangan sampai kamu menuliskan kalimat yang nggak kamu mengerti, karena itu akan jadi boomerang buat kamu. Saya membenarkan hal itu. Mungkin memang kita menuliskan suatu teori yang terbilang agak "sulit", agar terlihat lebih keren atau lebih mendukung hasil.

Hal ini mungkin sah-sah saja jika kamu bermaksud untuk mempelajari teori tersebut, namun jika tidak, kamu harus menerima kemungkinan bahwa itu akan menjadi bahan yang bisa menenggelamkanmu ketika Sempro atau Sidang Akhir nanti.

Salah satu cara yang efektif untuk menguasai isi skripsimu adalah dengan membacakan skripsimu ke teman, dan memintanya untuk menanyakan kalimat yang tidak dia mengerti. 

Pastikan teman yang kamu tanyakan tidak mengambil topik yang sama dengan kamu, ya. Dengan begitu pengetahuan mereka tentang topik tersebut juga tidak terlalu dalam.

Nah, kamu bisa memanfaatkan keawaman temanmu untuk mengetes seberapa jauh kamu menguasai materi yang tertulis dalam skripsimu. Anggaplah pertanyaan itu seperti kisi-kisi yang mungkin akan dilontarkan dosen pembimbing atau penguji. Kamu pun dapat terlebih dulu mempersiapkan jawaban-jawaban untuk itu.

Jika memang ada kata-kata yang sama sekali kamu tidak mengerti, kamu bisa menanyakannya ke teman yang satu topik denganmu, atau kepada dosen pembimbing sebelum Sempro dimulai.

Baca juga: Cara Menulis Latar Belakang Penelitian Proposal Skripsi

Berlatihlah untuk Presentasi

Sempro berbentuk presentasi, di mana kamu mempresentasikan skripsimu kepada dosen pembimbing dan penguji. Maka dari itu, penting untuk berlatih untuk presentasi jauh-jauh hari sebelum Sempro dimulai.

Latihan ini bisa kita lakukan dimana saja dan kapan saja. Asalkan ada file presentasi, kamu bisa melakukannya sambil menunggu kereta, busway, atau ketika berkhayal sambil rebahan di kasur EHEHE.

Latihan ini juga bermanfaat supaya kita tidak terlalu banyak berkata "hm" eh" "hh" saat presentasi, karena kata-kata itu sudah terangkum dalam pikiranmu.

Nah karena biasanya saat presentasi dibatasi waktu, maka kamu juga dapat berlatih dengan menggunakan stopwatch di handphone. Dengan demikian, kamu bisa mengukur berapa lama waktu yang kamu perlukan untuk presentasi dan berapa waktu yamg tersedia untuk kamu.

Jika waktumu melebihi batas, kamu harus menyelidiki point apa yang perlu kamu ringkas sehingga waktumu cukup hingga penjelasan selesai. Namun jika kurang, kamu bisa mereview kembali hal apa yang kurang dalam presentasi tersebut untuk ditambahkan. Karena jangan sampai kita membuang waktu yang masih tersedia, padahal di sisi lain, penjelasan yang disampaikan belum maksimal.

Perhatikan Pertanyaan, dan Jawablah dengan Tenang

Sebagian dari mahasiswa mungkin akan lebih memikirkan seperti apa pertanyaan saat Sempro nanti, dibanding bagaimana cara menjawabnya. Padahal, teknik menjawab pertanyaan juga penting lho, agar kamu tidak "terlibas" dalam keganasan pertanyaan penguji dan pembimbing.

Satu trik pentingnya adalah tenangkan diri dan fokus pada pertanyaan. Jangan sampai otakmu penuh dengan berbagai prasangka sehingga konsentrasimu buyar. Padahal jika kamu fokus, kamu bisa dengan mudah menjawab pertanyaan itu.

Jadi, tenangkan dulu pikiranmu. Ambil napas dalam-dalam dan buang perlahan. Percaya bahwa kamu bisa, percaya bahwa kamu-lah yang membuat skripsi itu, jadi apapun pertanyaannya kamu pasti bisa menjawabnya.

Trik lainnya yaitu ketika ada penguji yang menjatuhkan topikmu, jangan malu untuk membela diri. Jangan jadi orang yang terlalu legowo sehingga ikhlas jika skipsi yang telah kamu buat siang-malam, terinjak-injak. Ingat, mereka tidak membuat, tapi kamu yang membuatnya. Kamu merasakan sendiri betapa keras perjuanganmu untuk menyelesaikan skripsi tersebut. Jangan terlalu mudah untuk kalah dengan kata-kata.

Saya sendiri pernah mengikuti lomba karya tulis, dan saat presentasi ada satu orang juri yang sangat menjatuhkan penelitian yang saya buat. Katanya, produk yang tengah saya kembangkan terlalu di awang-awang dan tidak ada manfaatnya. Bahkan juri lainnya jadi membenarkan juri yang satu itu dan ikut menjatuhkan. 

Baca juga: Dear Pejuang Skripsi, Mungkin 3 Alasan Ini Menjadi Sebab Judul Skripsi Amburadul

Tentu saja saya shock. Tidak ada hal yang dapat menurunkan mental secara drastis selain kritik habis-habisan. Pikiran saya langsung membenarkan perkataan juri tersebut dan saya sempat berkata dalam hati "iya ya, buat apa gue bikin yang kayak gini." 

Namun saya sadar ini kompetisi. Apapun yang saya buat, semua itu telah jadi. Maka dari itu saya membela mati-matian dengan berusaha mencari celah untuk membuat prespektif baru tentang produk itu dan meyakinkan juri tersebut bahwa produk yang saya buat akan sangat bermanfaat.

Kalau kata ibu saya, sikap yang saya tunjukan adalah "ngeyel" atau dalam KBBI disebut dengan "eyel", yang berarti tidak mau mengalah ketika berbicara. Namun sikap ngeyel ini baik, jika kamu gunakan untuk membela apa yang sedang kamu kerjakan, dalam hal ini adalah skripsi.

Ibarat penjual kue, jika ada pembeli yang mengkritik habis-habisan bahwa kuemu tidak enak, bukan berarti kuemu benar-benar tidak enak. Mungkin orang itu hanya mempunyai lidah yang berbeda, atau mungkin orang itu sedang mules sehingga kue apapun yang masuk ke mulutnya terasa pahit. Sebagai pembuat, kita tetap yakin kalau kue yang kita buat tetap memiliki rasa. 

Namun, sikap ngeyel ini juga tidak baik apabila kamu gunakan untuk melibas semua masukan penguji dan pembimbingmu. Ya, sekali-kali kita juga harus memiliki sifat mengalah dan legowo, karena itu membuktikan bahwa kita juga bukan makhluk liar yang tetap tunduk pada batas dan aturan.

Nah setelah isi skripsi, teknik presentasi, dan teknik menjawab pertanyaan telah kamu kuasai, Seminar Proposal Skripsi tidak lagi seseram yang kamu bayangkan, bukan?

Salam seperjuangan meraih toga~

--

Tutut Setyorinie, 17 Juni 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun