Indonesia adalah negara yang paling mencerminkan keberagaman. Mulai dari pulaunya yang beragam hingga mencapai 17.000 lebih, lalu budayanya, agama, suku, perawakan orangnya sampai ke warna kulit.Â
Jika ingin menemukan kulit putih, kamu bisa menemukan di daerah Sumatera seperti Palembang dan beberapa wilayah Jawa. Jika ingin menemukan kulit hitam memesona bak di Amerika Latin, kamu bisa menemukannya di daerah timur, mulai dari Ambon hingga Papua. Jika ingin menemukan yang kuning langsat atau coklat kamu bisa mencarinya di sekitaran Jawa, Bali, dan Kalimantan, hingga Sulawesi.
Bukan hanya warna kulit, Indonesia juga memiliki keberagaman dalam hal suku bangsa dan budaya. Hal ini bisa kita lihat mulai dari ujung barat yakni suku Aceh, lalu Batak, Melayu, dan berpindah ke Baduy, Betawi, Sunda, Jawa, Bima, Dayak, Bugis, Minahasa hingga ke Papua. Selain itu, Indonesia juga merupakan tempat bernaung dari 5 agama, yakni Islam, Kristen, Budha, Hindu, dan Konghucu.
Indonesia adalah negari dengan 1001 keberagaman, maka sudah sepatutnya kita juga belajar tentang keragaman agar kehidupan menjadi damai, aman dan tenteram.Â
Belajar keberagaman dari sekolah
Keberagaman sebenarnya sudah saya pelajari dari Sekolah Dasar (SD). Sebagai salah satu siswa yang duduk di sekolah negeri, menemukan teman yang berbeda keyakinan adalah satu hal yang pasti. Tapi dari hal-hal kecil, mereka sudah menunjukan sikap penghormatan.
Seperti misalnya di bulan Ramadhan, sewaktu SD saya tidak menemukan siswa non-islam yang makan dan minum di depan saya atau teman-teman lain. Bahkan sedari kecil mereka telah terdidik untuk saling menghargai keberagaman agama. Hal ini pun terlanjut sewaktu saya duduk dibangku SMP, SMK, hingga kuliah. Bahkan teman saya juga selalu mengingatkan untuk shalat tarawih walaupun saat itu kami tengah belajar bersama.
Belajar keragaman dari keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga juga merupakan media pembelajaran bagi sang anak, bahkan sebelum anak itu menginjakan kaki di bangku sekolah.
Saya sendiri merasakan peran keluarga sangat penting dalam mengenalkan keberagaman. Saya yang kedua orang tua berasal dari Jawa, tentu sangat kental dengan budaya itu. Namun dalam keluarga besar, ternyata Jawa bukan satu-satunya budaya yang ada. Ternyata banyak di antara mereka yang menikah dengan orang non-Jawa, seperti Sunda, Betawi, hingga Padang.
Belajar keragaman dari lingkungan sekitar
Lingkungan tempat tinggal juga mengajarkan kita untuk menghargai keberagaman. hal ini tentu bisa kita lihat saat menjelang idul fitri. Dimana biasanya tetangga saling mengirimkan makanan khas daerah. Bahkan beberapa dari mereka yang pulang kampung, turut membawakan oleh-oleh yang sangat spesial dari daerah masing-masing.
Saat idul fitri juga, di lingkungan sekitar tempat tinggal saya, orang-orang berkumpul, untuk saling bermaaf-maafan, baik itu, islam, kristen ataupun agama yang lain. Kesalahan dan kekhilafan pasti terjadi di antara kita sebagai tetangga. Terkadang tidak sadar ucapan kita menyakiti hati orang lain, atau ucapan mereka menyinggung hati kita. Maka dari itu, idul fitri merupakan salah satu momen baik untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf.
Jadi, yuk, semarakkan keberagaman di bulan Ramadhan dengan saling menghargai dan menghormati antar sesama.Â
Because we are unity, in diversity.
Tutut Setyorinie, 30 Mei 2019.
Â