Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Akuntan - Lifelong Learner

hidup sangatlah sederhana, yang hebat-hebat hanya tafsirannya | -Pramoedya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Apa Kabar Langit di Bulan Bahasa?

1 Oktober 2017   22:11 Diperbarui: 2 Oktober 2017   12:46 2675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: http://cerita.picmix.it

Libur telah tiba... Ups, maksudnya bulan Oktober telah tiba! Bulan kesepuluh dalam kalender romawi ini sering disebut juga sebagai bulan bahasa. Konon di bulan ini, bahasa kebanggaan kita, bahasa Indonesia, pertama kali dikumandangkan sebagai bahasa pemersatu bangsa. Semoga kehadiran bulan bahasa ini dapat mengingatkan kita semua tentang sumpah yang diikrarkan pada 28 Oktober bahwa "kami putra putri Indonesia menjungjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia."

Di sisi lain, bagaimana kabar langit di bulan bahasa ini?

6 Oktober: Bulan Purnama

Hayoo, siapa di sini yang masih suka memandang bulan? Kehadiran bulan memang bukan hal yang disambut antusias lagi terutama oleh orang dewasa. Namun bagi segelintir orang pecinta astronomi, termasuk saya, kehadiran bulan, terlebih bulan purnama adalah satu hal yang ditunggu-tunggu.

Dalam astronomi, bulan berada di fase purnama apabila ia berkedudukan 180 derajat berlawanan dari matahari di bujur ekliptika. Hal ini berarti penampakan bulan tidak terhalang lagi oleh suatu apapun. Purnama di bulan bahasa ini akan jatuh pada Jum'at, 6 Oktober 2017 pukul 01.40 WIB. Kamu mulai dapat mengamatinya sejak kamis malam hingga menjelang matahari terbit di 6 Oktober.

Karena keistimewaannya, bulan purnama seringkali dikaitkan dengan cerita mistis maupun mitologi kuno, salah satunya manusia serigala. Konon saat bulan mencapai puncaknya, manusia serigala ini akan benar-benar berubah menjadi serigala dan menunjukan kekuatan sejatinya. Ada juga mitologi dewi bulan Selene yang mencurahkan cintanya pada Endymion saat purnama. Belum lagi mitos tentang kesulitan tidur, sampai akan terjadinya bencana. Namun dibanding memercayai mitos, lebih baik siapkan kameramu untuk mengabadikan bulan cantik yang jatuh setiap 29,5 hari ini.

9 Oktober: Konjungsi Aldebaran - Bulan

Sebelum beranjak lebih jauh, sudah tahu belum apa itu konjungsi? Konjungsi di sini bukan kata sambung lho, konjungsi dalam astronomi sering digunakan untuk menyebut peristiwa kesearahan lokasi benda langit apabila diamati dari bumi. Konjungsi terjadi saat satu benda langit dengan benda langit langit lainnya mempunyai jarak sudut (elongasi) sebesar 0 derajat.

Sedangkan Aldebaran merupakan bintang paling terang di rasi Taurus. Dalam pengukuran satelit Hipparcos, Aldebaran terletak sejauh 65,3 tahun cahaya dari bumi. Itu berarti kamu harus menghabiskan waktu selama 65,3 tahun untuk menemuinya, dengan catatan kamu harus bergerak dengan kecepatan cahaya alias 300 juta meter per detik!

Aldebaran adalah raksasa merah yang 425 kali lebih terang dibanding matahari. Namun karena jaraknya yang sangat jauh, ia tak lebih dari titik cahaya kemerahan di langit malam. Nah, pada 9 Oktober nanti kamu dapat melihat bintang cantik ini hanya terpaut jarak 0,6 derajat saja dengan bulan.

20 Oktober: Oposisi Planet Uranus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun