Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Dari "Sarapan Intelijen" Sang Presiden hingga Janji Kemajuan

21 September 2023   20:49 Diperbarui: 22 September 2023   07:37 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perlawanan Masyarakat Pulau Rempang terhadap Rencana Pembangunan Rempang Eco City. (FOTO: Antara/Teguh Prihatna via KOMPAS.com)

Jadi, kegusaran akan kepemimpinan nasional dan koalisi yang menjaga tiga momentum pemilu di depan tetap dalam ambisi menjadi negara maju adalah gambar besarnya. Analisis intelijen hanyalah salah satu saja sumber justifikasinya. 

Masalahnya, sekali lagi, mengapa yang seperti ini mesti dibicarakan dalam rapat yang tidak dihadiri para pembantu Presiden? 

Dengan berbagi kegusaran seperti itu, apa yang ingin dicapai seorang kepala negara yang tampaknya tidak akan sehaluan dengan partai dari mana dirinya berasal?

Kita tidak pernah benar-benar tahu apa yang ingin dicapai. Termasuk retak suam-suam kuku koalisi atau fusi pura-pura oposisi. 

Satu-satunya yang kita tahu adalah kita dengan judul besar JELATA tidak berada di dalam segala macam kerumitan pengaturan dan perpecahan elite politik itu. Kita hanya membaca apa yang mereka ingin media beritakan tentang mereka.

Mereka adalah pertunjukan dengan judul-judul politik yang sudah sering kita dengar setiap kali pemilu datang. Di dalam semua ini, mereka hanyalah pengulangan yang secara jitu menggunakan batas-batas ingatan kita sebagai jelata. Pengulangan itu meliputi janji-janji akan kemajuan. 


Mari kita bicarakan bagian yang terakhir ini saja: Janji Kemajuan.

Peringatan dari Kritik Sosiologi. Para penstudi sosiologi pembangunan sudah diberi tahu sejak tahun 1960-an bahwa kemajuan bukanlah kata yang netral, apalagi berkembang dari ruang hampa. 

Pembangunan dan kemajuan tidak saja bisa berjalan dalam ketegangan antara janji dan praktiknya. Namun juga melibatkan proses-proses politik bahkan intelijen dalam menjadikannya sebagai paket ideologi yang dominan. Dan, ia tak sepi dari penentangan, intelektual maupun sosial.

Pembangunan mewakili proses sosial-ekonomi-politik kompleks yang selalu gagal menyembunyikan kontradiksi internalnya. 

Dalam situasi ini, apa yang disebut menjadi modern bagi mazhab Modernisasi bisa jadi atau penghisapan pusat terhadap pinggiran bagi mazhab Ketergantungan. Yang disebut sebagai demokrasi yang stabil bagi kelompok Modernisasi bisa jadi adalah kemunculan malu-malu negara otoriter birokratis bagi kelompok Ketergantungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun