Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kekalahan Juventus dalam Dua Inkonsistensi

21 Februari 2019   09:10 Diperbarui: 21 Februari 2019   09:27 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perayaan gol kedua Atletico Madrid saat mengalahkan Juventus, subuh tadi. | Sumber foto: Evening Standard

Juventus bukanlah lawan yang akrab bagi Atletico. Pun sebaliknya, dalam perjumpaan dengan intensitas yang sedikit itu, Juventus bukanlah lawan tanding yang powerful.

Sekurangnya dari statistik (masa lalu) yang dicatat worldfootball.net, dua tim ini hanya bertemu sekali di ajang Champions Leagua. Saat itu musim 2014-15. Juventus bermain imbang tanpa skor sebagai tuan rumah. Ketika gantian tandang, kalah tipis 0:1. Saat itu juga, Mandzukic masih milik tim yang berdiri 1903.

Sisanya, masih dari sumber yang sama, kedua tim lebih banyak bertemu di "level medioker".  Yaitu di Europa League, sebanyak lima kali pertemuan. Tiga di antaranya adalah di babak semifinal. Sisanya babak 16 besar. Tim yang bernama Spanyol Club Atltico de Madrid, S.A.D. ini cuma bisa menang sekali. Di tiga semifinal itu, Juventus menang dengan skor meyakinkan, 3:1. Riwayat ini terjadi di bilangan tahun 1960-an.

Tapi ini masa lalu dan semua orang yang melek sepakbola Eropa tahu jika anak asuh Diego Simeone ini termasuk salah satu yang mengerikan di level Eropa.

Bersama lelaki Argentina yang pernah bikin Beckham diusir saat Piala Dunia ini dua kali membawa "Los Colchoneros" menggapai tempat kedua Champions League, 2013-14 dan 2015-16, sejajar dengan capaian Max Allgeri bersama Juventus. 

Musim kemarin, mereka boleh juara Europa League. 

Itu artinya kita melihat pertemuan dua kekuataan yang imbang, dari dua liga. Sekalipun La Vecchia Signora kali ini memiliki mesin gol bermerek CR7, yang membuktikan diri tidak memiliki hambatan besar produtkfifitas dengan defense system ala Italia, urusannya tidak lantas menjadi lebih ringan. 

Dan, subuh waktu Indonesia, Diego Costa, dkk menunjukan jika mereka lebih baik. 

Sejauh kesaksian di depan layar televisi, mereka tidak tergesa-gesa, tetap memelihara pressing yang tinggi sejak dari garis pertahanan Juventus. Mereka juga mendekati kotak 16 Juventus dengan bermain operan bola pendek. Tidak banyak serangan dari sayap dengan crossing, karena Chiellini termasuk salah satu yang tangguh untuk duel udara.

Sejatinya, Juventus tidak bermain buruk, terutama di babak pertama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun