Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"The Equalizer 2", Ujung Drama Pasukan Elite

10 November 2018   10:24 Diperbarui: 10 November 2018   18:42 1648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film The Equalizer 2 | Evening Standard

Mungkin lebih baik begini, menyendiri di sudut kota ini. Kututup pintu hati untuk semua cinta walau batin ini menangis. (Walau Hati Menangis, Pance Pondaag)

Adalah Alina, gadis remaja korban prostitusi mafia Rusia, yang mengungkap jejak kehilangan di mata Robert McCall. Kehilangan yang membuatnya pergi dari rumah dan mengalami sehari-hari yang sepi dari politik militer dan aksi intelijen. Hari-hari dengan bekerja sebagai karyawan supermarket serta pembaca buku yang sungguh-sungguh.

Alina juga yang membuka kedok McCall sebagai mesin pembunuh kelas wahid. Segelintir yang boleh menghabisi musuhnya dengan mata tak berkedip. Dalam hitungan detik. Gara-gara Alina juga, McCall harus terlibat perang habis-habisan dengan mafia Rusia. Menunjukan sisi lain dirinya sebagai mesin pembunuh.

Cerita berakhir bahagia. McCall kembali kepada normalitas harian. Alina menempuh jalan nasibnya yang baru.

Narasi klise yang kita saksikan dari kisah kepahlawanan seorang eks-komandan satuan elit militer dalam Equalizer pertama (2014) masih berlanjut pada seri kedua yang juga dibesut sutradara yang sama, Antoine Fuqua.

Kalau Anda belum tahu siapa Fuqua, sadarilah jika Fuqua adalah sutradara film Shooter (2007). Shooter yang dibintangi Mark Wahlberg adalah cerita konspirasi pembunuhan presiden AS yang dibongkar oleh mantan penembak jitu yang kelebihan patriotisme. Salah satu film tentang penembak jitu terbaik yang pernah ada dalam industri Hollywood, menurut saya. 

Termasuk juga film Tears In the Sun (2003), yang berkisah operasi militer penyelamatan dokter cantik seperti Monica Belucci. Film yang mungkin bisa bikin anak-anak muda memilih jalan hidup sebagai pasukan tempur sebab dokter cantik rasanya selalu tersedia. Uhuui.


Equalizer 2 dimulai dari perburuan McCall terhadap seorang ayah yang menculik anaknya lantas melarikannya ke daratan Turki. Berusaha memisahkan dari ibu Amerikanya. Anak perempuan ini adalah anak pemilik toko buku dimana McCall sering memesan buku.

Jadi, lelaki yang menandai dirinya dengan membaca buku ditemani segelas teh hangat ini masihlah orang yang super peduli dan tidak bisa diam melihat kejahatan bekerja. Terlebih jika alat-alat penegakkan hukum dan keadilan terkesan tak bardaya.

Inti konflik dalam cerita adalah "perang puputan" McCall dengan kawan-kawannya sendiri yang kini bekerja sebagai satuan pembunuh bayaran di balik sebuah agensi. Ada borok dalam agensi.

Borok yang digambarkan Dave sebagai kondisi di mana agen yang dulu merupakan aset, sekarang harus dimusnahkan karena potensial membawa masalah. Kondisi yang menjadi dalih dari dibunuhnya Susan Plummer.

Susan di agensi adalah orang yang memiliki akses terhadap informasi dengan jenis kerahasiaan tingkat tinggi. Susan sudah seperti saudarinya sendiri.

Dan sebagaimana cerita di seri pertama--oh iya, Denzel Washington selama berkarir aktor baru kali ini mau bermain dalam film berseri--McCall masihlah mesin pembunuh yang tanpa tanding, walau kini terlihat lebih tua tanpa pernah sedetik pun, minimal, ditampilkan sedang jogging. Selain membaca buku, menjadi supir mobil daring dan hidup bertetangga dengan hangat.

Setali tiga uang dengan nasib mengenaskan yang menimpa mafia Rusia, pasukan pembunuh yang pernah menjadi anak buah McCall ini pun tewas dengan begitu mudahnya.

Bahkan, McCall nyaris tak bersenjata dalam "perang kota". Ia hanya memanfaatkan keunggulan penguasaan medan tempur; syarat perang kota yang tidak dipersiapkan mantan anak buahnya. Aneh, tapi mau gimana lagi, dia yang jagoannya.

Di seri kedua yang disebut sukses meraup pendapatan total 190.4 juta dollar AS, yang berbeda adalah dramanya. 

McCall akhirnya pulang ke rumahnya. Pulang ke rumah adalah membawa seluruh kesadaran kekinian ke masa yang pernah dihidupi bersama mendiang istrinya. Istri yang tidak bisa dia selamatkan hidupnya. Pulang ke rumah dengan jendela menatap pantai dan waktu yang dihabiskan memenuhi target membaca 100 judul buku.

Karena itu juga, Equalizer dalam dua seri yang berdarah-darah nan heroistik ini berintikan pergulatan seorang mantan pasukan khusus dan satuan intelijen dalam berdamai dengan masa lalu kelam atau endapan memori getir karena kehilangan.

Kehilangan yang memenjaranya dalam pengasingan diri, pengaburan identitas dan profesi yang mewakili hidup orang-orang kecil.

Dengan bahasa yang lebih dramatik, ini adalah kisah lelaki yang patah hati, memilih menyendiri di kota yang lain, tanpa kehilangan kemanusiaannya. Menolak meniru kisah orang patah hati yang digambarkan dalam lirik lagu Walau Hati Menangis, milik (alm) Pance Pondaag. Huhuhu.

Lantas, apakah film yang asal-usulnya dari serial tv di tahun 80-an masih harus dihidupkan seri ketiganya?

Sebenarnya terlalu kurang ajar mengomentari ini. Namun sebagai penikmat akting Denzel Washington, Equalizer yang berikutnya harus menciptakan drama yang lebih serius lagi. Kalau pun ingin mengambil tema pembalasan dendam terhadap terbunuhnya Susan, maka kisahnya harus bisa mengungkap hal-hal yang tidak terwakili dalam tetralogi Jason Bourne.

Misalnya saja, Jason Bourne yang sudah menepi ke India, membuang identitasnya dan berusaha hidup dalam sehari-hari yang baru memilih kembali dan mengamuk karena pacarnya Jermannya terkena peluru penembak jitu. Alasan yang memperkuat keharusan dia menelusuri jejak ingatannya yang rumpang karena amnesia.

Atau kalau pun ingin mengisahkan Robert McCall sebagai warga sipil yang memilih jalan hidup berpindah-pindah kota dan terlibat dalam aksi-aksi yang menjaga tegaknya hukum dan keadilan sosial sebagaima ciri utama dari film bergenre Vigilante Thriller, maka jangan sampai hanya mereproduksi kisah Jack Reacher dalam tubuh Afro-American Hero atau Robin Hood Hitam dalam masyarakat supermodern Amerika.

Sebab McCall tidak dilahirkan dalam setting masyarakat yang terkomputerisasi secara total, maka arah kesana mungkin perlu dijajaki. Mungkin bisa ditambahkan dengan cerita McCall membuat semacam agensi yang beranggotakan Alina dan Miles Whittaker, remaja yang tumbuh menjadi spesialis tukang bongkar kejahatan digital.

Mereka kemudian bekerja untuk menghadapi kejahatan yang digerakan para pemuja White Supremacy. Keren kan?

Atau, mending gak usah deh. Sampai di sini saja. Dramanya sudah mentok!

***

Informasi tambahan tentang film ini boleh dibaca pada The Equalizer 2 atau di sini dan di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun