Mohon tunggu...
tuti dede
tuti dede Mohon Tunggu... Guru SD

Saya merupakan Guru SD yang sudah mengabdi selama 32 tahun, dengan masa kerja saya yang tingal 8 tahun lagi saya ingin menuliskan cerita tentang dunia pendidikan yang bisa menginspirasi semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ada Saat Berlari,Ada Saat Berhenti

7 September 2025   18:46 Diperbarui: 7 September 2025   18:46 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

  • Hidup bukanlah garis lurus yang selalu bergerak cepat. Ada saat kita harus berlari, ada pula saat kita perlu berhenti. Seperti layang-layang yang terbang tinggi menembus awan: kadang ia meninggi, lalu perlahan kembali menyentuh bumi. Semua hanya soal waktu. Karena itu, belajarlah membaca waktumu, jangan terburu-buru.
  • Ungkapan "ada saat berlari, ada saat berhenti" mengajarkan bahwa hidup memiliki ritme dan keseimbangan. Ada fase ketika kita harus bergerak cepat, mengejar peluang, bekerja keras, dan tak menunda. Inilah momen untuk berlari. Namun, ada pula fase ketika kita mesti menepi. Berhenti sejenak bukanlah kelemahan, melainkan kebutuhan: untuk istirahat, merenung, menata ulang langkah, atau sekadar menguatkan diri sebelum melanjutkan perjalanan.
  • Jika kita hanya berlari tanpa henti, tubuh akan lelah, pikiran kehilangan arah, dan tujuan pun bisa kabur. Sebaliknya, jika hanya berhenti tanpa pernah melangkah, kita tidak akan sampai ke mana pun. Hidup selalu menuntut keduanya: berlari di saat berjuang, berhenti di saat menenangkan diri.
  • Berhenti tidak sama dengan menyerah. Justru berhenti adalah kesempatan untuk:
  • Istirahat: memberi ruang bagi tubuh dan pikiran untuk pulih.
  • Merenung: meninjau kembali arah, keputusan, dan makna perjalanan.
  • Menata ulang langkah: memperbaiki strategi agar lebih efektif.
  • Menguatkan diri: mengisi kembali energi, motivasi, dan keyakinan.
  • Dengan kata lain, berhenti adalah bagian penting dari proses. Tanpa jeda, kita bisa kehilangan tenaga, arah, bahkan makna perjuangan itu sendiri.
  • Pada akhirnya, hidup mengajarkan bahwa tidak ada yang abadi. Semua datang dan pergi sesuai waktunya. Karena itu, jangan takut berhenti sejenak. Kuatkan diri, mantapkan langkah, dan terus maju ke arah yang lebih baik. Yakinlah, Allah senantiasa menolong setiap perjalanan yang dijalani dengan ikhlas dan sungguh-sungguh.

Salam sehat, tetap semangat, dan terus melangkah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun