Mohon tunggu...
Tuswadi Koesnadi
Tuswadi Koesnadi Mohon Tunggu... -

Simply an english teacher who is struggling to be a better one than ever

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Educating Heart & Mind: Hebatnya SD Jepang

14 Mei 2011   13:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:42 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hari itu (11/3) saya memenuhi undangan pihak SD Teranishi-Higashi Hiroshima. Sekolah mengadakan kegiatan pertemuan orang tua/wali murid. Pukul 14.05 saya tiba di kelas dimana putri sulungku bersekolah. Acara sudah mulai 5 menit sebelumnya.

Orang tua/wali siswa duduk di kursi; anak-anak duduk di lantai dengan rapi; Bu Guru Wali Kelas memandu pembagian kenang-kenangan dari masing-masing siswa untuk orang tuanya. Sepasang siswa menjadi pembawa acara.

"Sakamoto kun onegaisimasu!" panggil sang pembawa acara. Murid yang dipanggil namanya bangkit, melangkah ke arah Bu Guru. Ayah/Ibu anak yang terpanggil pun maju ke depan, menghadap meja di tengah-tengah ruang kelas.

Bu Guru memberikan kertas karton berukuran cukup besar berisi ucapan terima kasih yang ditulis oleh murid yang bersangkutan, beserta sebuah foto yang ditaruh di pigura.

Anak lelaki yang telah memegang kertas dan foto tersebut lalu melangkah menghadap Ayah/Ibunya yang berdiri tegap.

"Re!" instruksi pembawa acara. Anak itu pun membungkukkan badan, memberi hormat, bersamaan dengan gerakan membungkuk Ayah/Ibunya.

"Ayah, Ibu..." ucap anak itu membaca apa yang tertera di kertas. "Terima kasih, setiap hari Ayah bekerja untuk kesejahteraan kami, saya berharap Ayah selalu bersemangat ya. Ibu, setiap hari engkau memenuhi kebutuhan saya; kalau ada PR kanji yang sulit, Ibu selalu membantu. Setahun ini saya telah belajar banyak...terima kasih atas jasa-jasa Ayah dan Ibu...." Lalu diberikan kertas dan pigura foto oleh anak itu kepada Ayah dan ibunya.

"Re!" perintah pembawa acara setelah sepasang orang tua itu menerima pemberian anaknya. Kembali anak itu membungkukkan badan memberikan hormat kepada Ayah dan ibunya. Lalu, mereka pun kembali ke tempatnya masing-masing.

"Ayu Bening onegisimasu!" Nama anakku terpanggil pada urutan ke-15. Ayu yang sudah menerima kertas dan figura foto dari Bu Guru melangkah ke depan. Saya pun bergegas melangkah ke tengah ruangan tepat di depan meja.

"Re!" ucap sang pembawa acara; kami pun saling membungkukkan badan. Pelan-pelan Ayu meletakkan pigura fotonya di atas meja, dan kemudian dengan suara lemah lembut berujar dalam bahasa Jepang:

"Ayah...Ibu....Untuk Ibu terima kasih ya setiap hari engkau memasakkan makanan yang baik dan enak buat saya....untuk Ayah, terima kasih ya tiada lelah dan bosan selalu bercerita dengan saya....." Mendengarkan suara anakku sambil memandang wajahnya, saya tak bisa menahan diri; kedua mataku basah....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun