Mohon tunggu...
Kak Memo
Kak Memo Mohon Tunggu... Kolumnis

Freelancer

Selanjutnya

Tutup

Diary

Berebut atau Mestinya Berbagi di Ajang Tradisi "War" Takjil

6 Maret 2025   17:17 Diperbarui: 6 Maret 2025   17:16 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sedikit Menu Berbuka (Sumber: Dokumen Pribadi)

Selain itu, kita juga perlu mengingat bahwa niat berbagi harus dilakukan dengan penuh keikhlasan. Jangan sampai tradisi berbagi takjil justru menjadi ajang pamer atau sekadar untuk mendapatkan pujian. Sedekah yang terbaik adalah yang dilakukan tanpa pamrih, tanpa mengharapkan balasan dari manusia, melainkan hanya berharap ridha Allah SWT.

Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang mengasah empati dan berbagi dengan lebih bijak. Tradisi berbagi takjil seharusnya tidak menjadi ajang mencari kesempatan untuk mendapatkan makanan gratis, melainkan benar-benar menjadi momentum berbagi rezeki dengan penuh keikhlasan. Jika kita mampu memberi, mengapa harus berebut untuk menerima? Inilah saatnya kita mengubah perspektif, dari sekadar menerima menjadi seseorang yang berkontribusi. Dengan begitu, Ramadan kita akan jauh lebih bermakna dan penuh keberkahan.

Sedikit Menu Berbuka (Sumber: Dokumen Pribadi)
Sedikit Menu Berbuka (Sumber: Dokumen Pribadi)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun