Setiap tahun, ada satu momen mendebarkan bagi siswa kelas 12 yang ingin masuk perguruan tinggi lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).Â
Bukan, bukan karena mereka deg-degan nunggu hasil seleksi, tapi karena takut sekolah mereka lupa---lupa mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).Â
Iya, PDSS, yang tanpa itu, siswa secemerlang apapun tetap nggak bisa ikut SNBP. Bayangkan, sudah rajin belajar, nilai rapor kinclong, tapi tiba-tiba harus gigit jari hanya karena sekolahnya teledor.Â
Ini bukan lagi drama Korea, tapi tragedi pendidikan!
Kelalaian sekolah dalam mengisi PDSS ini semacam fenomena tahunan yang entah kenapa masih terus terjadi. Alasannya? Bisa macam-macam.Â
Ada yang bilang gara-gara admin sekolah sibuk ngurus rapat ini-itu sampai lupa urusan PDSS.Â
Ada juga yang nggak ngerti cara menginput data dengan benar---padahal anak-anak zaman sekarang sudah bisa bikin presentasi interaktif pakai AI.Â
Bahkan, ada sekolah yang mengira tenggat waktu pengisian itu hanya saran belaka, bukan aturan.
Padahal, kesalahan ini bisa berdampak fatal. Siswa yang harusnya bisa masuk kampus idaman jadi nggak bisa ikut SNBP.Â
Masa depan mereka berubah drastis hanya karena satu kesalahan administratif. Ini ibarat sudah pakai outfit terbaik buat kondangan, eh ternyata salah tanggal!
Tentu saja, kita tidak bisa membiarkan kejadian seperti ini terus terulang. Sikap yang harus diambil jelas: sekolah harus bertanggung jawab.Â